Terpaksa Menikah dengan Tuan Keenan
mematikan mesin mobil. Tubuhnya berkeringat dingin. Matanya refleks mengawasi sekitar sembari memasang ekspresi penuh waspada.
enan tepat di telinga Emily. Posisinya saat ini,
khhh
panas mulai menjalar di salah satu pipinya. Keenan dihadapkan pada Emily yang menatapnya dengan mata membulat sempurna. Mata hitam yang terlihat terkejut sek
k, aku tidak melakuka
pintu di sebelah Emily. Namun, wanita yang masih terdiam kaku itu, hanya bisa mengedipkan
Kau membawaku ke
tanpa peduli kalimat
alis tebalnya berkerut dan nyaris menyatu. Hingga dengan sangat terpaksa, dia
ki asing itu. Matanya melirik sekilas rumah milik Keenan. Seperti yang orang tuanya bilang, lelaki yang berniat dijodohkan dengannya itu adalah anak dari pe
rna oleh sang pengrajin. Kini, dia pun mengerti kenapa orang tuanya sangat ingin dirinya berjodoh dan menikah dengan lelaki ini. M
pa kau? M
p lekat lelaki itu dan bergegas masuk. Emily tanpa ragu dan memberi jeda sedikit pun, segera menggenggam tang
tas mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Tubuhnya yang hanya sebatas bahu Keenan, membuat dia harus
menyin
annya. Dengan nekat, Emily justru memajukan tubuhnya hingga menempel pada lelaki itu, sampai nyaris tak ada ja
kau harus berjanji untuk membatalkan perjodohan ini
pa
di sana. Tubuh lelaki itu menegang. Reaksi kaku atas tindakan Emily yang berani. Desisan kasar dan napas yang tercekat masuk ke dalam gendang telinganya.
ti hanya ingin kepuasan. Meski dia merasa tak rela tubuhnya dijamah, tapi apa pun ya
n tak menunjukkan reaksi seperti ingin melanjutkannya. Itu membuat Emily kebingungan u
auh sekarang, E
remas kedua pundak Keenan dengan pandangan berapi-api. Dia sudah tahu hampir semua sifat lelaki. Dari yang polos sampai yang
yang masih mempertahankan ekspresi datar itu, berusaha mengatur napasnya. Memaksa Emily
an pikirannya kembali. Dia melepas rangkulan di pinggang Emily dengan cepat. Namun seakan m
tu. Kau bisa me
ahan wanita di depannya. Refleks, dia pun mena
ang? Aku tahu ka
amu sudah
ngga tubuhnya seketika dibuat membeku begitu mendapati sosok wanita tua yang berdiri memandangnya terkejut. Tubuhnya refleks bergeser, tapi itu malah membuat pe
gkan kembali gespernya sambil mendekati wanita tua tad
a
'ma' itu, menutup wajahnya dan memandangnya berkaca-kaca. Emily hanya bisa mengumpat dalam hati. Dia siap menerima bentakan
G! TERNYATA AN
i Emily yang baru pertama kali melihatnya, hanya menyunggingkan senyum aneh. Jelas ibunya tidak
am
asar wajahnya. Dia lalu menarik tangan Emily sebelum ibu
lamunannya. Melihat reaksi heboh ibunya Keenan, sepertinya lelaki ini memiliki masalah dan itulah alasan kenapa Keen
icara sem
i tadi lelaki itu berbicara sopan, tapi kali ini Keenan memperlihatkan sisinya yang sedang
au
!" seru wanita yang tadi berteriak heboh, me
nya langsung bertemu dengan orang tuanya. Jika seperti ini, Emily tidak bisa melakukan apa pun selain duduk di hadapan mereka. Melihat
tuk yang barusan. Jadi, siapa namamu,
u. Dia cukup tegang dan tidak nyaman mendapati wanita
mi Om atau Tante. Panggil Papa dan Mama, ok?" Nyonya Silvi tidak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya saat tahu kalau Emily adalah w
hmm, baik
bil melirik wanita di sebelahnya. Namun dia dapa
bil tersenyum lebar. Dia rasanya ingin mene
is. Iya 'kan, Sayang? Jadi
tua tadi bergelayut manja di lengan pria berwajah tegas di sebelahnya. Tam
haman. Saya dan dia tidak bisa menikah, mak
punya anak? Berapa u
mendengar istrinya mengore
n lebih. Saya belu
ani menatap langsung pasangan suami istri itu. Dia takut dipandang hina seperti biasa. Melahirkan tanpa memiliki suam
engganggumu, kam
u
at tatapan mengejek atau cemoohan dari pasangan suami-istri itu. Ny
juga tida
Kau masalah dengan itu?" ta
seolah menjadi penentu nasib Emily kedepannya. Emily yang menyadari itu, memelototi Keenan. Berharap lelaki i
Aku akan m
engatur pertemuan dua keluarga u
ingin bicara dan menolaknya, tapi dia tidak