Terpaksa Menikah dengan Tuan Keenan
a. Namun tentu saja, ini tidak sebanding dengan masa lalu saat dia mengurus pernikahannya seorang diri. Meski memang, dulu dia melakukannya tanpa ke
itu ke sini. Semakin hari, Javier bahkan semakin dekat dengannya. Emily kadang khawatir melihat kedekatan itu, karena
ah selesai mengurus surat pernikahan. Sekarang, dia hanya tinggal menunggu waktu pernikahan tiba. Sayangnya, Emily yang saat ini si
ly,
kut terdiam. Hingga kemudian menoleh dengan mata terbelalak. Namun keduanya sama-sama tak bereaksi untuk beberapa detik, me
an tidak mampu menutupi kemolekan tubuhnya. Membuat dia yang melihatnya merasa aneh. Lebih tepatnya, tubuhnya bereaksi. Hingga akhirnya Keenan
asa malu, Emily justru dengan santai menarik masuk Keenan ke kamarnya. Dia mendorong calon suaminya ke dinding sembari memerangka
ni dengan berani menatap wanita itu. Dia menyadari Emily tan
ranjang. Kauingin melihat tubu
ersinggung. Dia menyingkirkan tangan Emily yang mengh
kelamin!" Emily dengan berani berkacak pinggang sambil menempelkan tu
na bisa kau menggodaku terang-terangan seperti ini? Dan mulai
l melipat kedua tangannya di dada. "Sejak kapan
i ini dilihat olehku." Keenan melirik Emily yang semakin membusungkan
a kau mau me
g serius. Cepat ganti pakaianmu, Mama menghubun
k memiliki nafsu atau memang punya? Tapi Keenan tampak tahan dengan godaannya. Jika itu lelaki lain, dia
kebiasan buruknya. Dia sekarang punya Javier. Tidak seharusnya
epat turun. Aku akan m
langsung memegang pergelangan tangannya. "Tungg
a a
avier," ucap Emily dengan tegas. Dia tidak mau menyembunyikan fakta ini dari Keenan. Meski dia tidak menganggap pernikahannya nanti ada
er
Jika kau tidak suka, kau bisa batalkan perni
amati Emily. "Apa kau mas
i melakukannya semenj
umu itu. Aku juga tidak akan mencelamu," ucap Keenan terakhi
t karena masih ada keburukannya yang belum Emily katakan di masa lalu. Meski dia sudah berusaha memperbaiki semu
*
sini main
i perkataan Keenan, mereka akhirnya makan malam bersama kedua orang tua lelaki itu. Seperti sebuah k
an anaknya itu malah menoleh ke arahnya dengan tatapan cemas. Javier pasti ragu karena takut nyonya Silvi dan Tuan Vian sama sep
kan putranya adalah cucu mereka. Pemandangan yang tidak pernah Emily lihat sebelumnya, membuat dia merasa tersentuh. Javier selalu meras tidak nyaman jika dia
muanya sudah beres?" tanya Tuan Vian yang menatap Keenan dan E
es. Kami hanya perlu fi
Lalu, apa kalian memiliki rencan
ngsung menjawab dan melirik Emily lebih dulu. Seperti dugaannya,
lan madu 'kan?" ulang Tuan
id
Keenan yang melihat itu, dengan acuh tak acuh mengalihkan pandangan. Entah mengapa, dia senang melihat wajah kesal Emily. Wanita itu selalu menggodanya dan mem
h, Papa
cara apa? Kita tidak mung
enjaganya," sahut Tuan Vian sambil melirik istrinya yang asyik mengajak
enatap Emily sambil menaikkan salah satu sudut bibirnya.
lon mertuanya dan hanya diam saat menyadari Keenan sengaja melakukannya.
ilvi sambil melirik Javier yang beberapa kali menguap dan
gak ngantuk kok.
ana, Sayang? Kamu
au main sam
ama Javier, tapi untuk malam ini, kamu tidur dulu ya? Kita
ngsung dihampiri oleh Emily dengan sigap. "Kala
aja!" usul nyonya Silvi sambil melirik ke
. "Iya, menginaplah. M
eragam s
." Kali ini, Keenan ikut menimpali dan me
u tidur di
ik ke arah Emily penuh permohonan. "Mommy, bolehkan? Iel mau tid
ah. Sementara Emily yang mendapat permintaan seperti itu, langsung mati kutu. Ekspresi masam menghiasi wajahnya saat menyadari tidak ada yang bisa membantunya. Keenan yang bias