Kevin Brama Atmaja Bercerai dengan Dea karena kesalahpahaman. Pernikahan mereka berlandaskan perjodohan, tidak pernah ada cinta antara mereka. Namun setahun setelah perceraian Kevin merasa ada yang berbeda, hidupnya hampa tanpa Dea yang biasa melayani segala kehidupannya. Dari hal kecil hingga besar, bahkan tidak pernah sekalipun Kevin melakukan kewajiban sebagai suami seperti Dea lakukan. Dea Adelia Abraham Kesedihannya tidak lupus tentang Kevin. Laki-laki yang dia cintai sejak lama, ternyata hingga saat ini Dea tak berani mengungkapkan bagaimana perasaannya. Bahkan setelah bercerai dengan Kevin Kehamilan Dea menjadi misteri sendiri. Ia dibenci dengan kedua orang tuanya. Karena hal itu juga menjadi perkara kandas pernikahannya. Namun pertemuannya kembali dengan Kevin menumbuhkan perasaan semakin mengejolak. Lalu bagaimana Dea mengendalikan perasaannya dengan Kevin?
Bab 1 Prolog
"Mas, aku mohon pikirkan lagi." Pinta Dea memohon. Tersipu di lutut Kevin.
Kevin yang dalam setahun ini tetap dingin kepada Dea, ia tak perduli. "Kamu sudah mencoret nama baik keluargaku. Harusnya kamu sadar itu." Paparnya membuat Dea tak berdaya.
"Tapi sungguh ini hanya kesalahpahaman, mas." Ucap Dea berdiri menarik kedua genggam tangan Kevin. Dia masih berharap Kevin dapat mempercayainya daripada orang lain.
"Buktinya udah ada, kamu hamil. Dan kita tidak pernah sekamar setelah menikah." Sorotan mata Kevin begitu tajam, mengisyaratkan kebencian kepada Dea.
"Aku bersumpah ini tidak seperti yang kamu pikirkan."
Dari setahun menikah Kevin yakin tidak pernah menyentuh Dea, bahkan mereka pisah kamar.
Pernikahan mereka memang hanya dijodohkan. Kebetulan sekali ustadz Adi sahabat dari ayah Kevin, dan kebetulan sekali Om dari Dea. Karena dia selama ini sibuk dan tak dapat mencari wanita yang cocok dinikahi, ayahnya Ageng Atmaja berinisiatif menjodohkan mereka.
Akhirnya Kevin yang tidak terlalu mementingkan hal itu, ia setuju. Awalnya dia pikir cinta akan datang sendirinya seiring waktu, tapi pengkhianatan Dea menghancurkan harapannya.
"Lalu kamu bisa jelaskan apa?" Dea menunduk dalam diamnya, ia tak berani menatap Kevin yang terlihat marah besar.
"Jawab aku, DEA!"
Dea berdiri dengan kepedihan hatinya, pertama kalinya ia mendapatkan talak dari suaminya. Laki-laki yang ia cintai dalam diamnya. "Aku gak bisa jelaskan sekarang, mas." Kevin memberikan tatapan tajam.
"Siapa laki-laki yang berani menyentuh istriku?" bahkan sebelum dirinya.
Tentu itu menjadi sebuah ledakan yang secara tidak langsung menjatuhkan harga dirinya.
Namun, Dea masih dalam diamnya. Ia membisu satu kata apapun. Tak bisa berpikir panjang dan merasa bodoh sendiri.
"Kamu punya kekasih? Atau kamu terpaksa dengan pernikahan ini?" Dea menggeleng menyangkal tuduhan Kevin berikan, "lalu apa? Kenapa diam?" tekan Kevin.
Selama menikah Kevin tidak pernah bicara kasar kepada Dea. Ia selalu menghargai perasaan Dea, meski dia tak pernah mencintai Dea.
"Kalau kamu masih diam! Aku minta kamu keluar dari rumahku, kita selesaikan di pengadilan," gertak Kevin membuat Dea tak berdaya.
Dea bergegas mengemasi barangnya, ia tak berpikir panjang lagi, dia memilih pergi. Walau belum mengetahui kemana dia akan pergi setelah ini.
Buku lain oleh Tazanie
Selebihnya