Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Menikahi Penculik

Menikahi Penculik

Li Kasuarina

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
5
Bab

Warning! Cerita ini mengandung kekerasan dan adegan 21+. Harap bijak memilih bacaan. Amber diculik ayah tirinya di rumahnya sendiri. Semenjak ibunya meninggal, Amber malah dipaksa menjadi konten kreator di bawah tekanan ayah tirinya tanpa gaji. Ayah tirinya juga dengan tega memaksa Amber agar membuat video telanjang untuk dijual di situs porno. Jika Amber menolak, maka dia akan diberi hadiah berupa hukuman cambuk. Amber tidak tahan. Dia memutuskan membalas dendam. Langkah pertama yang dilakukannya adalah membuat ayah tirinya jatuh cinta dan dia menikahinya.

Bab 1 Pertanyaan Pertama

Sudah setengah jam Amber berendam di bathtub. Gadis itu berdiam diri menekuri kuku-kukunya yang sangat cantik tapi sangat dibencinya. Bagi Amber, kuku palsu ini hanya membuatnya sulit beraktivitas. Menggaruk, memegang makanan, semuanya serba susah.

Amber mengehela nafas berat. Menghisap rokoknya yang hampir habis. Asap beterbangan di udara lalu menghilang. Andai Amber juga bisa menjadi asap, lalu menghilang dari tempat terkutuk ini. Rumah sialan yang sudah dibencinya sejak pertama kali ke sini. Sejak ibunya menikah lagi dengan Pablo ketika usianya sebelas tahun. Usia yang anak-anak yang beranjak dewasa dan banyak protes atas segala hal. Tapi Pablo malah membungkamnya dan selalu meminta Amber agar diam dan tidak menyusahkan. Sampai sekarang Amber tidak pernah bertanya mengenai apapun. Dia mencari dan memikirkan jawabannya sendiri. Dia tidak perlu teman. Ayah tirinya membatasi aksesnya setelah lulus sekolah menengah atas.

Pintu kamar mandi terbuka. Wajah Pablo terkuak di balik pintu. "Satu jam lagi kita akan membuat video. Sebentar lagi rasa laparmu akan hilang." usai mengucapkan dua kalimat singkat, Pablo menghilang. Amber hanya menatapnya santai. Tidak ada rasa malu sebab tidak ada lagi privasi di rumah ini. Pablo bahkan pernah memaksanya telanjang untuk di jual di situs dewasa karena ayah tirinya itu perlu membayar hutang yang tidak sedikit. Awalnya Amber menolak. Tapi hukuman cambuk lima puluh kali dengan gesper tidak mampu di tahan oleh tubuh kurus ringkihnya. Mau tak mau, dia menerima. Pablo mengambil videonya dengan tidak tahu malu. Mengekspos seluruh tubuh Amber tanpa sisa. Meski tidak meninggalkan jejak apa-apa di sana, tapi kotoran yang tidak terlihat menggerayangi tubuh Amber. Tubuh polosnya akan dilihat oleh jutaan pasang mata yang mengakses situs porno. Orang-orang akan melihat dan mengingat wajah Amber sebagai jalang internet. Dia akan menjadi bagian dari laki-laki yang menuntaskan berahi sendirian.

Amber bangkit. Gadis muda dengan tubuh kurus kering seperti barbie itu mengambil handuk merah muda yang tergantung di balik pintu. Rambutnya yang di cat pirang di keringkan dengan alat pengering rambut. Amber melihat bayangan dirinya di cermin. Tidak ada pikiran apa-apa dalam kerangka kepala gadis itu. Dia terbiasa tidak memikirkan apapun. Tidak menuntut. Tidak bertanya. Seperti lebah pekerja yang tahu bekerja yang menghasilkan madu untuk sang ratu. Seperti budak di zaman jahiliyah. Seperti wanita yang tidak memiliki harga. Orang yang tidak memiliki eksistensi. Bahkan ketika gadis seusianya berlomba-lomba mengejar karir dan impian masa depan yang bahagia, Amber memilih menempatkan dirinya di ruang kosong agar tidak tidak menuntut banyak. Dia melatih perasaannya untuk tidak berempati dan bersimpati. Hanya keras pada hal-hal yang harus dilakukan. Harus bisa mencapai tujuan atau gesper akan singgah di tubuh ringkihnya dan mematahkan satu persatu tulang rusuknya.

"Kau bisa memakai kostum pink dengan hiasan kepala kucing itu. Oh ya, pakai lebih banyak eyeliner agar matamu terlihat besar. Jangan lupa lipstik pink mauve dengan lipgloss. Aku ingin kau bersinar hari ini. Oh ya, berapa lama sesuatu tidak masuk ke perutmu? Dua jam? Oh dua puluh jam. Baiklah. Ada kabar gembira. Habiskan sepiring besar cake strowberry itu. Itu hadiah yang pantas untuk gadis yang patuh sepertimu." Pablo berkata dengan ekspresi riang yang dibuat-buat ketika Amber baru selesai keluar dari kamar mandi.

"Terima kasih," balas Amaber datar, singkat dan padat.

"Hei, mau ke mana kau? Ganti saja pakaianmu di sini. Aku sudah melihat semuanya dan aku tidak tertarik pada anak tiriku yang kurus kering sepertimu. Lagipula, kita biasa seperti ini, kan?" Pablo mencegah Amber yang memungut baju di atas meja dan ingin membawanya ke dalam kamar. Seperti biasa. Tidak ada penolakan. Amber melepas handuknya dan memakai pakaiannya di hadapan ayah tiri yangmelihatnya dengan tatapan melecehkan. Tapi Amber terbiasa dengan itu. Selama ayah tiri tidak melakukan hal-hal diluar batas, dia tidak akan berontak. Tapi, dia tidak pernah bisa berontak bukan? Otaknya sudah di doktrin untuk patuh.

Ambar memakai bando pink dengan hiasan kepala kucing yang lucu. Sejenak, dia merasa sangat cantik. Sebelum Pablo berkomentar kalau Amber sebenarnya sangat jelek dengan penampilan seperti itu tapi hanya itu yang pantas untuknya.

Amber diletakkan di depan kamera. "Buat senyuman selebar mungkin dan sipitkan matamu. Jangan ada kesedihan yang muncul. Buat semua penonton bahagia, nona manis. Jika gagal sedikit saja, kau tahu akibatnya bukan?"

Amber mengangguk. Dia tahu ancaman itu tidak main-main. "Bagus! Sekarang keluarkan bakat aktingmu yang luar biasa. Kita butuh penonton untuk membayar video ini dan uang untuk makan."

Amber yang suram, diam dan dingin kini berubah seratus delapan puluh derajat. Dengan pakaian pink yang cerah. Make upnya benar-benar membuat wajahnya yang cantik menjadi mempesona. Mata hijau itu berbinat-binar. Memakan cake besar di hadapannya dengan lahap. Dalam sepuluh menit, cake itu tandas.

Lalu, Amber kembali memulai aksinya bersendawa dengan suara imut dan lucu yang mungkin dipaksakan. Tapi hasilnya sempurna. Pablo tersenyum puas mendapati tidak ada sesuatu yang cacat. Tidak ada yang perlu di edit. Langsung di upload di sosial media dan Amber seketika mendapatkan perhatian banyak orang.

Teman-teman sekolah Amber mengira gadis itu sudah sangat sukses dengan kekayaan yang melimpah dari adsense kontennya. Tidak ada yang tahu kalau Amber yang membalas pesan mereka di sosial media bukanlah Amber, melainkan Pablo. Pablo sengaja tidak memberikan akses apapun untuk Amber karena dia takut sumber uangnya akan menghilang. Jadi dia sebisa mungkin mengurung dan mengekangnya. Pablo bahkan membuatkan kamar khusus kedap suara agar teriakan Amber ketika di siksa tidak terdengar oleh tetangga. Laki-laki itu benar-benar jahat untuk ukuran seorang ayah tiri dan terlalu buruk untuk bergelar manusia.

Amber duduk di lantai di bawah sofa yang di duduki Pablo.

"Luar biasa nona. Aktingmu sempurna. Sebentar lagi, kita akan mendapatkan pundi-pundi yang melimpah. Lihat penontomu. Seratus! Dua ratus! Lima ratus! Astaga seribu penonton dalam empat menit. Kau benar-benar luar biasa." Pablo menghitung penonton dengan bersemangat sembari menghitung pundi-pundi yang akan masuk kantongnya.

"Sekarang, masuk ke kamarmu dan gosok kulitmu agar besok lebib bersih dari hari ini. Oh ya jangan makan apapun selama dua puluh empat jam. Besok kita akan membuat konten makan burger besar." ucap Pablo datar.

Amber segera pergi ke kamarnya dan menutup pintu. Di luar, Pablo memainkan video yang baru saja direkamnya tadi.

"Halo semua, aku Miss Amber dan aku cantik seperti barbie. Hari ini aku akan ...."

Amber mendengar suara riangnya yang di putar Pablo dari balik kamarnya. Dia bersandar di pintu. Perutnya benar-benar penuh.

"Kapankah berakhir?" keluh Amber. Satu pertanyaan keluar dari mulutnya. Pertanyaan pertama sejak dua tahun dia terkurung di rumah ini menjadi budak sosial media.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Li Kasuarina

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku