Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin

5.0
Komentar
6.4K
Penayangan
10
Bab

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya-semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bab 1

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud.

Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah.

Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib.

Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya-semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan.

Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang.

Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bab 1

"Apakah ini Revan Adriansyah?"

Hening sejenak di seberang sana, lalu sebuah suara yang halus dan berat menjawab. "Benar. Dengan siapa saya bicara?"

"Kirana Maheswari."

Keheningan kali ini terasa lebih lama, sarat dengan pertanyaan yang tak terucap. Aku bisa membayangkannya di kantor sudutnya, yang memiliki pemandangan panorama kota Jakarta, mungkin sedang mengerutkan kening menatap ponselnya. Kami adalah rival. Perusahaannya, Sinergi Teknologi, telah menjadi pesaing terberat kami selama tiga tahun terakhir. Kami tidak pernah saling menelepon untuk basa-basi.

"Kirana Maheswari," ulangnya perlahan, nama itu terdengar seperti sebuah pertanyaan. "Harus kuakui, ini tidak terduga."

"Aku tahu," kataku, suaraku stabil, tidak mengkhianati kekacauan di dalam diriku. "Aku menelepon dengan sebuah proposal bisnis. Aku ingin membawa kesepakatan dengan Nusantara Capital kepadamu."

Suara tarikan napas yang tajam di ujung sana adalah kemenangan kecil pertamaku. "Kesepakatan Nusantara? Kukira itu sudah pasti jadi milikmu dan Baskara. Milik... perusahaan kalian."

"Keadaannya sudah berubah," ujarku datar.

"Berubah bagaimana?" desaknya, naluri CEO-nya langsung bekerja. "Kirana, apa yang terjadi? Apa ini ada hubungannya dengan Baskara?"

Keterusterangannya mengejutkanku. "Ini tentang bisnis, Revan. Ini adalah peluang senilai delapan ratus miliar. Aku yang membangun arsitekturnya, aku yang punya hubungan dengan Nusantara. Mereka berinvestasi padaku, bukan pada nama perusahaan. Aku bisa membawanya ke Sinergi Teknologi."

"Semua orang di industri ini tahu kau yang membangun perusahaan itu dari nol," katanya, nadanya berubah dari curiga menjadi sesuatu yang lebih lembut. "Aku pernah melihatmu di konferensi. Kau bekerja dua kali lebih keras dari siapa pun di ruangan itu, dan kau dua kali lebih pintar."

Dia berhenti sejenak. "Aku ingat pernah mendengar tentang masa-masa awal kalian. Kau dan Baskara hidup hanya dengan mi instan, ngoding di garasi rumah. Kau bahkan memakai uang warisanmu untuk biaya server saat dia tidak bisa membayar gaji karyawan."

Aku tersentak. Dia tahu terlalu banyak.

"Aku juga dengar ada masalah hari ini," lanjutnya, suaranya hati-hati. "Bahwa kau... dipecat."

Rasa dingin menjalari tubuhku. "Bagaimana kau bisa tahu?"

"Kabar menyebar dengan cepat jika menyangkut arsitek perangkat lunak terbaik di industri ini yang ditendang keluar dari perusahaannya sendiri di malam penandatanganan dana besar," jawabnya, ada sedikit kemarahan dalam suaranya atas namaku.

Aku menyandarkan kepalaku ke kaca jendela yang dingin, menatap lampu-lampu kota yang dulu tampak begitu penuh janji. Kotaku. Perusahaanku. Mimpiku.

Dia benar. Aku telah mengorbankan segalanya. Sepuluh tahun hidupku, kucurahkan untuk Baskara Aditama dan startup kami, CiptaKarya. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang akan mengubah dunia bersama.

Kami bertemu di laboratorium ilmu komputer, sama-sama didorong oleh kafein dan ambisi. Dia adalah sang frontman yang karismatik, sang visioner. Aku adalah pekerja kerasnya, orang yang mengubah ide-ide besarnya menjadi kode yang elegan dan fungsional.

Kami membangun CiptaKarya dengan tabunganku dan pesonanya. Kami bekerja delapan belas jam sehari. Kami berbagi martabak murah di lantai kantor kami yang sempit, memimpikan hari di mana nama kami akan terpampang di sebuah gedung pencakar langit.

Semuanya terasa begitu nyata, begitu kokoh. Masa depan kami.

Beberapa bulan yang lalu, ketika rasa mual itu mulai datang, kukira itu hanya kelelahan. Tapi ternyata bukan. Itu adalah getaran kecil dari sebuah kehidupan baru. Kehidupan kami.

Aku hamil.

Ketika aku memberitahu Baskara, dia mengangkatku dan memutarku, wajahnya bersinar dengan kegembiraan yang sudah bertahun-tahun tidak kulihat. "Bayi, Rana! Bayi kita! Ini dia. Inilah segalanya."

Kami berada di apartemen kami, yang akhirnya bisa kami beli setelah mendapatkan pendanaan awal. Aku menangkup wajahnya. "Bas, ayo kita menikah. Kita resmikan hubungan ini. Demi kita, demi bayi ini."

Senyum di wajahnya tidak lenyap, tetapi menegang. Cahaya di matanya meredup. Dia menurunkanku dengan lembut, tangannya di pundakku. Keheningan yang panjang dan penuh perhitungan menyusul.

"Rana, sayang, tentu saja," katanya akhirnya, suaranya selembut sutra. "Tapi coba pikirkan. Kesepakatan Nusantara tinggal minggu depan. Ini adalah puncak dari semua yang telah kita perjuangkan. Delapan ratus miliar Rupiah. Ini akan membuat kita jadi siapa."

Dia menunjuk ke sekeliling apartemen, matanya berkilauan dengan api yang kukenal. "Ini baru permulaan. Setelah kesepakatan itu selesai, kita akan berada di puncak dunia. Kita bisa mengadakan pernikahan impianmu, membeli rumah sungguhan, memberikan segalanya untuk bayi ini."

Dia mencondongkan tubuh, dahinya menempel di dahiku. "Kita tunggu sebentar saja. Jangan sampai ada yang mengganggu dorongan terakhir ini. Setelah kita menandatangani surat-surat itu, aku sepenuhnya milikmu. Kita sepenuhnya milikmu. Aku janji."

Dan seperti orang bodoh, dibutakan oleh satu dekade cinta dan sejarah bersama, aku memercayainya.

"Baiklah, Bas," bisikku saat itu. "Setelah kesepakatan selesai."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gavin

Selebihnya
Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Romantis

5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

xuanhuan

5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Miliarder

5.0

Pernikahanku hancur di sebuah acara amal yang kuorganisir sendiri. Satu saat, aku adalah istri yang sedang hamil dan bahagia dari seorang maestro teknologi, Bima Nugraha; saat berikutnya, layar ponsel seorang reporter mengumumkan kepada dunia bahwa dia dan kekasih masa kecilnya, Rania, sedang menantikan seorang anak. Di seberang ruangan, aku melihat mereka bersama, tangan Bima bertengger di perut Rania. Ini bukan sekadar perselingkuhan; ini adalah deklarasi publik yang menghapus keberadaanku dan bayi kami yang belum lahir. Untuk melindungi IPO perusahaannya yang bernilai triliunan rupiah, Bima, ibunya, dan bahkan orang tua angkatku sendiri bersekongkol melawanku. Mereka memindahkan Rania ke rumah kami, ke tempat tidurku, memperlakukannya seperti ratu sementara aku menjadi tahanan. Mereka menggambarkanku sebagai wanita labil, ancaman bagi citra keluarga. Mereka menuduhku berselingkuh dan mengklaim anakku bukanlah darah dagingnya. Perintah terakhir adalah hal yang tak terbayangkan: gugurkan kandunganku. Mereka mengunciku di sebuah kamar dan menjadwalkan prosedurnya, berjanji akan menyeretku ke sana jika aku menolak. Tapi mereka membuat kesalahan. Mereka mengembalikan ponselku agar aku diam. Pura-pura menyerah, aku membuat satu panggilan terakhir yang putus asa ke nomor yang telah kusimpan tersembunyi selama bertahun-tahun—nomor milik ayah kandungku, Antony Suryoatmodjo, kepala keluarga yang begitu berkuasa, hingga mereka bisa membakar dunia suamiku sampai hangus.

Buku serupa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Gavin
5.0

Pernikahanku hancur di sebuah acara amal yang kuorganisir sendiri. Satu saat, aku adalah istri yang sedang hamil dan bahagia dari seorang maestro teknologi, Bima Nugraha; saat berikutnya, layar ponsel seorang reporter mengumumkan kepada dunia bahwa dia dan kekasih masa kecilnya, Rania, sedang menantikan seorang anak. Di seberang ruangan, aku melihat mereka bersama, tangan Bima bertengger di perut Rania. Ini bukan sekadar perselingkuhan; ini adalah deklarasi publik yang menghapus keberadaanku dan bayi kami yang belum lahir. Untuk melindungi IPO perusahaannya yang bernilai triliunan rupiah, Bima, ibunya, dan bahkan orang tua angkatku sendiri bersekongkol melawanku. Mereka memindahkan Rania ke rumah kami, ke tempat tidurku, memperlakukannya seperti ratu sementara aku menjadi tahanan. Mereka menggambarkanku sebagai wanita labil, ancaman bagi citra keluarga. Mereka menuduhku berselingkuh dan mengklaim anakku bukanlah darah dagingnya. Perintah terakhir adalah hal yang tak terbayangkan: gugurkan kandunganku. Mereka mengunciku di sebuah kamar dan menjadwalkan prosedurnya, berjanji akan menyeretku ke sana jika aku menolak. Tapi mereka membuat kesalahan. Mereka mengembalikan ponselku agar aku diam. Pura-pura menyerah, aku membuat satu panggilan terakhir yang putus asa ke nomor yang telah kusimpan tersembunyi selama bertahun-tahun—nomor milik ayah kandungku, Antony Suryoatmodjo, kepala keluarga yang begitu berkuasa, hingga mereka bisa membakar dunia suamiku sampai hangus.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku