Caramel dan Dylan terpilih menjadi pasangan di film series terbaru mereka. Kedua aktris dan aktor itu bagai kucing dan anjing selalu saja bertengkar. Tapi pekerjaan mereka mengharuskan mereka mengikuti kontrak, bahkan berusaha agar seperti pasangan sesungguhnya. Bagaimana perjalanaan kisah mereka apa akhirnya mereka bersama?
"Masa gue dikasih pasangan yang cemen banget gitu sih? Badan kecil begitu, manja banget! Lemah!"
"Tapi itu sudah pilihan produser dan sutradara. Emang pas sama karakter di film series kita nanti."
"Ya udah gue gak bisa milih juga!" seru Dylan kesal mendapat Caramel sebagai pasangan. "Jangan kasih gue stuntman ya gue mau lakuin sendiri semua adegan gue!"
"Iya boleh. Kalo bisa pendekatan ya sama Caramel, kan kalian harus fan service sebagai couple. Begitu kan bunyi di kontraknya. Jangan galak-galak kaya di seri kalian ya." bujuk staff
"Gak janji ya. Kan biar mendalami peran jadi gue harus biasain galak sama dia. Biar gak macem-macem. Fan service sialan! Terpaksa gue lakuin!"
Dari balik pintu Caramel mendengar pembicaraan Dylan yang begitu membencinya. Memang baru kali ini ia di pasangkan dengan Dylan. Dari acara reading memang Dylan tak menunjukan rasa suka dengan Caramel. Ia terlalu mendalami perannya hingga tak pernah baik sikapnya pada Caramel.
"Kenapa sih itu orang galak banget? Kayanya makan semut merah tiap hari." Caramel selalu ngintip dulu kalo mau masuk ruang make up mereka yang jadi satu.
"Ngapain lo di situ? Ngintipin gue?"
"Eh, kok lo di sini. Cepet amat pindahnya. Enggak! Siapa yang mengintip? Cuma berdiri."
"Gak ngaku! Denger ya, kalo bukan karena seri ini gue itu gak akan milih lo jadi pasangan gue. Tapi karena gue aktor jadi gue harus ngikutin peran gue. Apalagi sekarang kita harus terlihat pacaran di depan umum. Jadi jangan kacauin sandiwara kita."
"Iya udah tau! Di kontrak kan jelas selama 1 tahun kita harus terlihat kaya pacaran beneran di depan kamera dan depan fans. Gak usah di kasih tau."
"Bagus kalo udah tau! Gue gak suka cewek manja dan cengeng! Inget gue selalu menghukum orang yang berbuat salah! Jadi persiapkan diri lo! Gue gak segan-segan hukum lo kalo lo gak nurutin apa kata gue!"
"Iy..iya... Gue gak takut lo pukul, gue bisa bales!"
"Oh ya, lo jagoan juga! Boleh kapan-kapan kita adu tinju!"
"Boleh! Siapa takut!"
"Baguuus.. gue suka cewek berani. Dan gak cengeng. Plak!" sambil berlalu dari hadapan Caramel, Dylan menampar pipi Caramel.
"Uhuuk..uhuukk...cccakiieett..." Caramel menangis pada Adel asistennya.
"Eh cup..cup..cup.. jangan nangis, Kalo cowok kan emang gitu mainnya. Bukan nampar beneran itu. Katanya berani tadi.."
"Iya tapi ini cakiieeet! Merah tuh!"
"Iya sini aku tiupin, udah jangan nangis mau take kan? Ayo senyum dulu. Hapus air matanya. Nah kan cakep. Udah make up loh." Adel menjaga Caramel 24 jam seperti baby sitter. Bayi bongsornya ini sebenarnya manja dan cengeng seperti yang di benci Dylan. Tapi profil mereka cocok di seri ini.
"Cut!" Astrada berjalan kearah Dylan. "Dylan jangan beneran ya nanti mukulnya. Jangan nempel. Okey?"
"Kaya pas workshop kan?"
"Jangaaan, kan waktu itu kepukul beneran. Ini bohongan aja yaaa.."
"Gak seru banget sih. Lagian kan kepukulnya pelan!"
"Tapi sakiiit!" teriak Caramel protes.
"Ya udah bales kan ada waktunya bales!"
"Ya udah nanti aku bales kalo pukulnya sakit!"
"Eh ini kok malah berantem beneran. Baikan dulu. Dylan.. cium pipinya Caramel dulu dong.."
"Iiih apan sih." Dylan melotot
"Eh siapa yang mau dicium!" Caramel gengsi
"Ya udah profesional ya seperti pas reading yaaa...okey. Kamera rolling.."
"Plak!" ternyata beneran kepukul dan Caramel memang gak sempet bales karena bukan adegannya.
"Cut!"
"Huuuwaaaaaahhh.. cakiiiieeettt!"
"Cup..cup..cup...iya sini liat oh sini di tiup kasih es yaaa.." bujuk Adel.
"Cengeng! Diem gak!" bentak Dylan.
"Sssh, Dylan jangan gitu dong. Kan harusnya gak kena. Minta maaf gih."
"Ih males!"
"Kan kamu juga salah, kena mukulnya." Adel frustasi misahin mereka berantem
"Istirahat ya scene berikutnya. 1 jam!"
"Sini ikut!" Dylan menarik tangan Caramel keluar rumah tempat syuting. "Naik!"
"Mau kemana? Naik motor ini?" Caramel panik tapi gak berani melawan Dylan.
Mereka naik motor dan pergi menjauh dari tempat syuting dan Dylan menghnetikan motornya di minimarket. Lalu ia menggandeng Caramel masuk ke dalam minimarket itu.
"Mau ice cream kan? Pilih, jangan cengeng! Baru kepukul sedikit mewek! Ambil sesuka lo tapi jangan nangis lagi!"
"Sesuka gue yaa, gue akan ambil banyak! Biar kapok bikin gue nangis!" Caramel mengambil 10 ice cream kesukaannya dan Dylan membayar semuanya. Lalu mereka kembali ke tempat syuting. Terlihat Adel dari jauh sudah menunggu kedatangan mereka berdua. Panik takut ada apa-apa.
Caramel yang kesenangan makan banyak es krim tanpa dosa kembali ke kamar istirahat mereka.
"Dylan dibawa kemana siiiih bikin panik aja.. jangan gitu lagi yaaa." Adel lemas.
"Iya cuma di bawa beli es, awas kalo nangis lagi!"
"Bujukin Caramel toh, kirain kemana udah bikin panik semua kru." Adel bernafas lega.
Syuting hari itu berjalan cukup degdegan karena Dylan berakting sangat meyakinkan, beberapa kali Caramel menahan tangisnya, karena terasa begitu nyata emosi yang di keluarkan oleh Dylan. Yang memang di sini Dylan benci sama Caramel.
"Adel, sepertinya Dylan memang membenciku. Sepanjang syuting tadi aku ketakutan beneran. Dylan galak banget."
"Engga kok dia baik aslinya. Cuma terbawa peran ajah. Sabar ya. Dan turuti yang di perintahkan sutradara. Lalu Dylan tak suka jika tak disiplin. Jadi semuanya harus ontime ya mulai sekarang. Kalao dibangunin pagi jangan susah. Nanti terlambat bisa marah dia."
"Uuugh, kenapa aku dipasangkan dengan dia? Apa sudah terlambat untuk membatalkannya? Kenapa aku tak di kasih pasangan yang lembut seperti Luke?"
"Sudah jangan bilang gitu. Kan sudah tanda tangan kontrak. Dan syuting sudah berjalan. Jangan minta yang aneh-aneh ya sayaaaang." Adel sudah dalam mode yang paling lembut membujuk Caramel yang berhati lembut namun terkadang juga galak.
"Lalu setelah syuting aku masih harus melakukan fanservice? Huuuawaaaa... aku gak tahu akan kuat atau tidaaaaak!" jerit Caramel.
"Sssshhh, nanti ada yang dengeeer. Cup.. cup.. jangan nangis. Tapi semua juga gitu sayang, bukan kamu ajah."
"Tapi mereka dapat pasangan yang sayang beneran dan gak galak kaya dia!"
"Apa aku mendengar seseorang yang menangis?" tiba-tiba suara Dylan memecahkan kesunyian di ruang istirahat yang tadinya hanya ada Adel dan Caramel.
"Oh enggak, gada yang nangis. Kamu salah denger."
"Lalu kenapa hidung ini merah?" Dylan menarik dagu Caramel ke atas, terlihat hidung yang merah dan beringus. "Jorok!"
"Iiih, siapa yang nangis? Aku cuma flu karena ac!"
"Oh yaaa. Baguslah. Karena aku tak suka orang cengeng. Kalo terdengar kau menangis lagi maka hukuman dariku akan menantimu." Bisik Dylan di telinga Caramel, cukup menakutkan dan mengintimidasi
"Eh, besok sudah mulai konferensi pers ya, untuk series kalian yang baru ini. Saya mohon kerja samanya ya Dylan. Tolong bimbing Caramel. Tunjukan kalian memang beneran pasangan yang sedang kasmaran." pinta Adel
"Kau tak usah ragukan aku, tapi tanyakan pada anak cengeng ini."
"Aku gak cengeng! Adel katakan padanyaa!" teriak Caramel sambil menahan tangisnya yang sudah mau tumpah.
"Sudah-sudah yuuk kita tidur siang ajah. Yuuk." ajak Adel memisahkan calon sejoli yang lebih sering gelud ini.
Buku lain oleh Kim Hana
Selebihnya