Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Lahirnya Anak Iblis

Lahirnya Anak Iblis

Bumi Ke Langit

5.0
Komentar
149
Penayangan
2
Bab

Terjadi sebuah malapetaka ketika seorang anak di lahirkan di sebuah desa yang sangat terpencil . Anak itu adalah buah hati dari pasangan Arif dan Kinanti .Awalnya sama sekali tidak ada sesuatu yang mencurigakan dari kelahiran anak tersebut ,sampai Arif kembali mencari Mbah Asih . Seorang dukun beranak yang membantu Kinanti ketika ia hendak melahirkan . Namun , ketika sampai di sana Arif mendapatkan sebuah kabar yang sangat mengejutkan . Bukan lain kabar itu sangat berkaitan dengan keanehan yang selama ini dirasakan oleh para warga desa termasuk Arif dan Kinanti sebagai orang tuanya sendiri .

Bab 1 Malam Satu Suro

Hujan turun dengan sangat deras, petir terdengar menggelegar dari segala arah , suara angin juga terdengar sangat bergemuruh .Sebuah desa yang terletak di tengah tengah sebuah hutan yang sangat jauh dari pusat kota , bisa di bilang desa itu sangat terpencil . Bahkan sebagian dari mereka masih menggunakan lampu cempor dan juga obor untuk mereka gunakan sebagai lampu penerangan . Malam itu tidak ada seorang pun warga yang berani keluar dari dalam rumahnya , mereka memilih untuk berdiam diri .

Sebagian dari mereka melantunkan aya ayat suci untuk mengusir roh jahat , karena kebetulan malam itu bertepatan dengan tanggal satu suro. Sejak dulu , di desa itu di yakini adanya salah satu roh jahat . Para warga di sana menyebutnya dengan sebutan "Nyi Larang " .Dia adalah roh jahat yang selalu datang memakan korban pada malam satu suro . Lebih tepatnya anak anak kecil dan para wanita yang sedang hamil .

Akan tetapi ,salah satu warga di desa itu sama sekali tidak menyadari bahwa malam itu merupakan malam satu suro . Ia bernama Arif , saat ini ia sedang menemani istrinya yang tengah hamil besar . Arif begitu cemas karena melihat istrinya begitu kesakitan . Sesekali tangannya meremas kain yang menyelimutinya untuk menahan rasa sakit. Sepertinya malam ini ia akan segera melahirkan .

"Mas, perutku sakit sekali . Sepertinya aku akan segera melahirkan ". ucap Kinanti dengan lirih.

"Tunggu sebentar ya Nan , Mas tidak mungkin meninggalkanmu sendiri dalam keadaan seperti ini ".

"Tapi aku sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya Mas , cepat panggilkan Mbah Asih sekarang juga !!". teriakKinanti.

"Di luar hujannya masih sangat deras .Siapa juga yang akan menemanimu disini jika aku harus pergi ke rumah Mbah Asih ? lagi pula rumah Mbah Asih itu sangat jauh , aku tidak mungkin bisa mengendarai motor ku dalam kecepatan tinggi karena jalanannya pasti sangat licin ".

"Aku sudah tak tahan lagi, Mas. Cepat panggilkan Mbah Asih sekarang juga ".

Arif begitu terkejut ketika melihat istrinya itu telah mengeluarkan sebuah cairan yang di duga adalah air ketuban. Meski sangat khawatir , terpaksa ia harus meninggalkan istrinya seorang diri dan bergegas ke rumah Mbah Asih secepatnya .

"Baiklah kalau begitu ,aku akan panggilkan Mbah Asih sekarang juga . Kamu bertahan ya ,tunggu aku kembali , aku akan segera membawa Mbah Asih untuk membantu persalinanmu ".

"Iya , cepat Mas ".

"Iya Nan , tunggu sebentar ". ucapnya sambil mengenakkan jas hujan yang sudah terlihat robek

di beberapa bagian itu.

Kinanti masih terlihat mengerang kesakitan di atas tempat tidurnya. Sementara Arif , dengan cepat ia menyalakan motor bututnya , lalu tidak lama kemudian motor itu melaju ke arah selatan dengan sangat cepat . Ia tidak mempedulikan air hujan yang kini telah membasahi seluruh tubuhnya , ia juga tidak mempedulikan jalanan licin yang sedang di laluinya . Yang ada di dalam pikirannya hanyalah bisa sampai di rumah Mbah Asih secepatnya dan membawa Mbah Asih ke rumahnya karena anak yang selama ini di nantikannya itu akan segera lahir ke dunia .

Ya , selama lima tahun ini Arif dan juga Kinanti sangat mengharapkan seorang anak . Menurutnya , kehadiran seorang anak di tengah tengah keluarga kecilnya akan menyempurnakan kebahagiaannya .

Maka dari itu , Arif rela melaju di bawah guyuran air hujan yang membuatnya menggigil kedinginan .

Rumah Mbah Asih memang cukup jauh dari tempat tinggal Arif dan juga Kinanti . Perlu waktu sekitar setengah jam untuk sampai di sana . Selain jalanannya yang terjal , ia juga harus berjalan beberapa menit untuk sampai di sana karena jalanannya sama sekali tidak dapat di lalui oleh kendaraan ,bahkan hanya dengan kendaraan roda dua seperti yang sedang digunakan oleh Arif pada saat ini .Ia juga harus melewati sebuah makam besar yang salah satu makamnya di yakini sebagai makam keramat oleh para warga di sana .

Setelah melewati jalanan yang penuh dengan lika liku, akhirnya Arif sampai juga di depan rumah Mbah Asih . Sebuah gubuk yang terlihat besar namun sama sekali tidak terawat. Bagaimana tidak ? Mbah Asih sudah sangat tua dan ia hanya tinggal sendiri di sana. Namun, kemampuannya untuk membantu persalinan, sangat tidak di ragukan lagi . Hampir semua Ibu hamil di desa itu di bantu persalinannya di bantu oleh Mbah Asih .

Namun anehnya , Arif meliat sebuah bendera kuning yang menempel di sebuah batang pohon yang berada dekat sekali dengan rumah Mbah Asih . Akan tetapi ,perasaannya yang mencemaskan istrinya membuatnya tidak menghiraukan bendera itu sama sekali .

Arif segera mengetuk pintu rumah itu , tapi tidak ada satu orang pun yang menjawab dan membukakan pintu untuknya .

Setelah beberapa saat , ia mencoba mengetuk pintunya dengan lebih keras lagi . Namun lagi lagi tidak ada orang yang membukakan pintu rumah itu untuknya . Ia mengingat bahwa sebelum ia pergi ke rumah Mbah Asih , saat itu jam sudah menunjukkan pukul 11 malam .Pikirnya , mungkin Mbah Asih sudah tertidur pulas dan tak mendengar suaranya karena suaranya terbawa suara hujan yang begitu deras .

Ia tidak tahu apa yang harus di lakukannya jika Mbah Asih tidak berhasil ia bawa ke rumahnya . Di depan rumah itu , Arif terduduk dengan sangat lemas . "Mbah , ku mohon tolong aku . Hanya kau yang bisa membantu istriku untuk melahirkan seorang anak yang selama ini kamu tungu tunggu ". ucapnya seraya air matanya itu jatuh membasahi pipinya .

Anehnya , tiba tiba Mbah Asih datang dari belakang rumahnya .Ia berjalan dengan memegang sebuah tongkat.

"Ada apa Nak ? kenapa kau terlihat begitu sedih ?". tanya Mbah Asih dengan suaranya yang khas.

"Mbah, akhirnya Mbah datang juga . Aku sangat membutuhkan bantuan mu sekarang juga . Istriku sedang hamil besar dan sepertinya ia akan segera melahirkan . Tolong bantu saya Mbah , datanglah ke rumah ku dan bantulah persalinannya ". ucap Arif memohon .

Seketika Mbah Asih terlihat tersenyum pada Arif . Akan tetapi , ada yang beda dengan senyumannya itu . Mbah Asih tersenyum dengan sangat sinis, tapi Arif sama sekali tidak menghiraukannya . Karena baginya , bertemu dengan Mbah Asih pada malam itu adalah sesuatu yang sangat ia syukuri . Karena Mbah Asih akan membantu istrinya untuk segera melahirkan .

Bersambung....

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Bumi Ke Langit

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku