Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Diceraikan Suami Dinikahi Brondong Tampan

Diceraikan Suami Dinikahi Brondong Tampan

Tuti Handayani Uty

5.0
Komentar
13
Penayangan
5
Bab

Kay diceraikan suaminya karena hasutan ibu mertuanya yang mengatakan bahwa Kay nggak akan hamil untuk selamanya. Lalu suami Kay membawa seorang wanita yang telah menjadi istri kedua tanpa sepengetahuan Kay sebagai istri pertama. Setelah perceraian selesai, Kay kembali bangkit dari keterpurukannya. Siapa sangka ada seorang brondong tampan yang pernah menjadi kekasihnya dulu, dan sialnya semakin tampan saja saat ini. "Selamat pagi mantan aku?" "No, itu dulu. Sekarang tidak untuk kamu." "Sampai kapanpun, aku akan mengejar kamu kembali seperti dulu."

Bab 1 Divorce

Happy reading.

Dua tahun lalu.

"Aku talak kamu Kay." Putra menatap Kay datar, seolah tak ada rasa bersalah yang bersemayam di hatinya.

"Kenapa, Mas? Aku ada salah apa sama kamu?" Mata Kay berkaca-kaca, kalimat yang paling ia takutkan selama ini akhirnya terlontar juga dari bibir suaminya itu.

"Pernikahan kita sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Aku selama ini telah menunggu seorang anak dari pernikahan kita, tapi apa yang kita dapat selama ini kalau kamu nggak akan bisa hamil."

Kay tertunduk lesu, ia tidak menyangka jika suaminya memberikan talak kepadanya pagi ini. Padahal apa yang dituduhkan kepadanya itu semuanya tidak benar, Kay sama sudah berusaha untuk mempunyai seorang anak dari pernikahan mereka. Berbagai cara Kay sudah lakukan, namun memang belum mendapatkan rezeki dari Allah. Bahkan ia sudah meminum ramuan apapun agar ia cepat hamil, tapi memang Sang Pencipta belum memberikan Kay kesempatan untuk menjadi seorang ibu.

"Mas dengarkan aku dulu, aku sama sekali ingin punya anak dari kamu. Tapi memang kata dokter belum waktunya, bukankah kita sepakat untuk mendapatkan anak pelan-pelan. Kenapa sekarang kamu menuntut aku seperti ini?"

Plak.

Satu tamparan diterima oleh Kay, ini kali pertama dirinya menerima tamparan dari suaminya ralat mantan suaminya. Karena Kay telah diceraikan oleh Putra beberapa menit lalu.

"Mulai saat ini kamu bukan istriku lagi, surat perceraian akan segera datang ke rumah mu. Dan aku sama sekali tidak ingin melihatmu lagi."

Putra meninggalkan Kay sendirian di kamar, ia harus melakukan hal itu agar Kay pergi dari rumahnya. Mau bagaimana pun ia sudah bosan dengan dengan Kay istrinya.

Kay terduduk lemas, hari ini ia mendapatkan masalah bertubi-tubi dari suami dan ibu mertuanya. Padahal selama ini Kay selalu menghormati mereka sebagai suami dan ibu mertua, namun apa balasan yang ia dapat sekarang.

"Sampai kapanpun aku nggak akan memaafkan orang yang berani mengatakan bahwa aku tidak bisa hamil, waktu saja yang belum menentukan jalan aku hamil."

Kay menyayangkan apa yang terjadi kepadanya, talak telah ia terima dari Putra. Hanya karena ia belum hamil anak nya, dan Putra menceraikannya begitu saja.

"Apa sebenarnya yang tidak subur itu adalah Mas Putra? Seharusnya aku mengajak Mas Putra untuk memeriksakan keadaan tubuhnya kembali?"

Kay siang ini sedang berada di dapur, walau ia sudah mendapatkan talak dari suaminya, ia tetap memasak makanan untuk suaminya. Seperti biasa ia memasak makanan favorit Putra, ia akan menyambut kedatangan Putra yang sebentar lagi akan pulang.

Degh.

Kay melihat Putra pulang dengan membawa seorang perempuan yang lebih muda usianya, timbul pertanyaan yang ada diotak Kay siapa wanita yang dibawa Putra siang ini.

"Mas, siapa wanita ini? Kenapa datang ke rumah ini sama Mas dan Ibu? Lalu apa yang Mas lakukan sejak tadi, mengapa pulang pakai jas seperti ini."

Tidak hanya Putra saja yang terlihat berbeda, Ibu mertuanya juga memakai kebaya seperti hendak menghadiri acara pernikahan saja. Tidak hanya itu saja wanita udah yang dibawa oleh Putra memakai kebaya putih seperti layaknya baru menghadiri ijab qobul.

"Kami sudah menikah tadi, setelah ini istri baruku akan tinggal disini dan kamu pergi dari rumah ini segera."

"Apa? Kamu sudah menikah dengan wanita ini?"

"Ya, aku sudah menikah dengan wanita yang lebih muda dari kamu. Dan tentunya istri baruku akan melahirkan anak-anak yang lucu untuk aku."

Dengan berat hati Kay melakukan apa yang sudah diucapkan oleh Putra untuk pergi meninggalkan rumahnya, Kay membawa pergi koper yang sebelumnya telah disiapkan oleh ibu mertuanya, sepertinya memang ia sudah tidak diterima di rumah ini. Putra sudah tidak ingin menatap wajah Kay, mantan suaminya itu meninggalkan dirinya sendirian tanpa berpamitan.

"Baiklah, aku akan mencari dalang semuanya dari hancurnya pernikahanku ini."

Kay meninggalkan rumah Putra yang selama ini menjadi tempatnya berteduh, walau berat rasa yang diterima Kay mau tidak mau ia harus meninggalkan semuanya.

Beberapa jam kemudian.

"Selamat datang kembali Kay, pada akhirnya kamu pulang ke rumah orang tuamu hanya sendiri tanpa seorang suami."

Kay datang ke rumah orang tuanya, kedua orang tuanya sangat kaget ketika melihat Kay pulang dengan menenteng koper besar. Setelah Kay bercerita sesungguhnya apa yang terjadi kepadanya bahwa ia diusir dari rumah suaminya karena berselingkuh, padahal ia sama sekali tidak berselingkuh dibelakang suaminya.

Hati orang tua mana yang tidak sedih ketika melihat putri mereka pulang dengan membawa koper besar, bahkan mereka melihat bekas tamparan di pipi Kay. Semakin membuat sedih hati kedua orang tuanya.

"Pa, Ma. Maafkan Kay, sudah membuat kalian malu dengan perceraian Kay."

"Ini bukan kesalahan kamu, Putra yang seharusnya mendengarkan cerita kamu yang sebenarnya. Perselingkuhan kamu tidak terjadi sama sekali."

Kay diam, menahan rasa sakit yang telah ditorehkan oleh Putra. Rasa cintanya sudah berganti dengan kebencian yang mendalam kepada Putra, ia bahkan sudah berjanji untuk tidak akan bertemu dengan mantan suaminya jika suatu saat nanti mereka dipertemukan kembali. Rasa sakit akibat ucapan Putra membuat Kay membenci mantan suaminya.

"Pa, Ma. Mulai besok aku akan pergi dari kota ini, kehidupan yang baru akan aku jalani sendiri di kota baru. Kay berjanji tidak akan membuat kalian kecewa kembali."

Kedua orang tua Kay mengikhlaskan apa pun yang akan dilakukan putrinya, mereka berdoa untuk kebahagiaan Kay selanjutnya. Setelah ini mereka berharap kepada Kay semoga putrinya mendapatkan seorang laki-laki yang baik hati dan tulus mencintai Kay apa adanya.

"Kay sudah ikhlas dengan takdir yang Kay rasakan, semoga mendapatkan kebahagiaan nantinya."

"Aamiin."

Keesokan harinya.

Suasana Bandung pagi ini sangat cerah, Kay telah sampai di kota kelahiran kedua orang tuanya. Ia pun tidak perlu repot untuk mencari tempat tinggal di sini, karena kedua orang tuanya masih memiliki rumah kosong yang selama ini ditinggalkan. Kay hanya membersihkan area rumah yang sudah lama tidak ditempati oleh keluarganya.

Kay ingat betul dengan rumah kedua orang tuanya itu, dulu ketika masih kecil Kay sempat tinggal lama di sini. Lalu setelah Kay lulus sekolah menengah atas barulah mereka pindah ke Jakarta, dan menetap hingga sekarang.

"Sepertinya aku harus mengisi perutku yang kosong sebelum beraktivitas di pagi hari ini, aku harus mencari makanan terlebih dahulu."

Kay sudah terbiasa hidup sendiri sebelum menikah dengan Putra, bahkan setelah Kay lulus sekolah kedua orang tuanya telah memberikan kebebasan untuk Kay jalani. Mereka yakin putrinya sudah bisa menjaga diri sendiri di manapun Kay berada.

Melihat sebuah warung yang tidak jauh dari rumahnya, Kay langsung membeli untuk ia makan pagi ini. Lalu ia tidak lupa untuk membeli beberapa camilan untuk makan nanti siang, Kay memang suka makan namun bentuk tubuhnya tidak berubah sedikitpun.

"Membayangkan makanan ini masuk ke dalam mulut ku membuat aku semakin lapar." gumam Kay.

Setelah membayar semua makanan yang ia beli, Kay bergegas masuk ke dalam rumah kembali, ia tidak lupa mencuci tangan terlebih dahulu. Baru menyantap makanan yang menurutnya sangat enak, sejak kecil ia tidak pernah memilih makanan apa saja yang akan Kay makan. Padahal keluarganya adalah salah satu keluarga kaya di Jakarta, bahkan Papa Kay adalah seorang pengusaha terkenal. Kay tidak pernah berpikir harus makan makanan mahal untuk mengisi perutnya.

"Enak sekali, sejak aku datang kesini, aku sudah jatuh cinta dengan masakan rumahan sepertinya."

Selain enak, makanan yang saat ini Kay makan sangat murah. Di Bandung masih ada yang menjual makanan murah seperti yang dimakan oleh Kay, ia bisa menghemat uang yang diberikan Papanya sebelum iya mendapatkan pekerjaan di sini.

"Besok aku akan mulai mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijazah yang aku miliki, mudah-mudahan setelah ini kehidupanku semakin membaik."

Setelah sarapan selesai, Kay melanjutkan pekerjaannya kembali. Hari ini ia fokus untuk membersihkan rumahnya yang sudah tidak ditempati oleh keluarganya, dan mulai besok iya akan mencari pekerjaan di perusahaan yang sesuai dengan ijazah yang Kay miliki.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Tuti Handayani Uty

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku