"Ahkkk... Pelan mas, aku kan masih perawan" Sophia benar-benar mengernyit kan dahinya ketika ujung tombak Ferdiyan mulai merobek selaput dara nya "Iya... Ini mas udah pelan banget sayang" Lelaki itu begitu keras, urat-urat di sekitar paha nya menebal seiring dengan menegangnya benda itu "Ahkk.... Sa... Kit" Sophia mulai meneteskan keringat. "Sabar sayang, kalau masih perawan emang gini, pasti sakit. Tapi mas sangat suka dengan ekspresi kamu yang seperti ini" Ucap laki-laki itu. "Kenapa? Karena pas malam pertama dengan istri mu, dia gak begini?" Tanya Sophia sinis. "Hahhhh... Jangan ditanya lagi, sekali celup udah langsung loss doll, gak ada sempit nya sama sekali. Tapi mas bahagia, mendapatkan pengalaman perawan ini sama kamu. Mas akan bayar kamu sesuai permintaan sayang. Tenang aja yah. Jangan takut, tahan sedikit lagi, mas janji, Lama-lama nanti jadi enak kok" "Ummm.... Iya mas, ahkkkk... Mas... Masih sakitttt" Desah Sophia lagi sambil mengeratkan pelukan nya. ~~~~ Sophia yang baru saja berduka, kehilangan adik tercinta nya secara tiba-tiba, tak berselang lama dari musibah itu ia juga menjadi korban penipuan, lalu dia terjerat hutang pinjol hingga 150 juta. Karena membutuhkan uang yang cukup besar dalam waktu yang singkat, dia akhirnya nekat Open BO. Tak disangka laki-laki yang menjadi klien nya adalah suami dari seorang selebgram terkenal yang dikenal baik, ramah, sering berbagi dan rumah tangga nya selalu menginspirasi semua orang. Awalnya Sophia tidak peduli, karena yang dia butuhkan hanyalah uang. Dia berniat tidak akan mengganggu rumah tangga perempuan itu setelah mendapatkan uang yang cukup. Sampai suatu ketika dia secara tak sengaja menemukan fakta, bahwa perempuan yang disebut-sebut sebagai inspirator itu ada kaitan nya dengan kematian mendadak sang adik. Dan wanita ini juga adalah otak penipuan yang sudah menguras habis harta terakhir nya. Sejak saat itulah Sophia bertekad untuk membalas dendam kepada sang selebgram, pertama-tama dengan cara merusak rumah tangganya.
"Ahkkk... Pelan mas, aku kan masih perawan" Sophia benar-benar mengernyit kan dahinya ketika ujung tombak Ferdiyan mulai merobek selaput dara nya
"Iya... Ini mas udah pelan banget sayang" Lelaki itu begitu keras, urat-urat di sekitar paha nya menebal seiring dengan menegangnya benda itu
"Ahkk.... Sa... Kit" Sophia mulai meneteskan keringat.
"Sabar sayang, kalau masih perawan emang gini, pasti sakit. Tapi mas sangat suka dengan ekspresi kamu yang seperti ini" Ucap laki-laki itu.
"Kenapa? Karena pas malam pertama dengan istri mu, dia gak begini?" Tanya Sophia sinis.
"Hahhhh... Jangan ditanya lagi, sekali celup udah langsung loss doll, gak ada sempit nya sama sekali. Tapi mas bahagia, mendapatkan pengalaman perawan ini sama kamu. Mas akan bayar kamu sesuai permintaan sayang. Tenang aja yah. Jangan takut, tahan sedikit lagi, mas janji, Lama-lama nanti jadi enak kok"
"Ummm.... Iya mas, ahkkkk... Mas... Masih sakitttt" Desah Sophia lagi sambil mengeratkan pelukan nya.
Gadis 24 tahun itu tidak pura-pura, dia benar-benar kesakitan ketika liang perawan nya terpaksa ditrabas oleh belut besar yang mengobrak-abrik kegadisannya. Namun dia tak punya pilihan selain menjual keprawanan nya setelah dia meminta bantuan seorang teman yang sudah berpengalaman untuk melelang dirinya.
Satu jam yang lalu, dia diantar dengan sebuah mobil, berhenti di sebuah hotel mewah di bilangan Jakarta Selatan. Dari sana dia sudah diberikan sebuah kunci, dan seolah orang hotel situ juga sudah biasa dengan adegan ini, seorang petugas langsung mengantar sampai ke depan pintu kamar. Pokoknya jangan sampai gadis itu tersesat atau mengetuk pintu kamar yang salah.
Gadis itu bernama Sophia Inara, dia seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah universitas yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Sophia setelah lulus SMA menunda dulu kuliahnya selama 2 tahun, untuk fokus mencari biaya sekolah adik laki-laki nya yang waktu itu baru masuk kelas satu SMA.
Sophia dan adiknya yatim piatu, kedua orang tua mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan dua tahun sebelum nya. Mereka berasal dari keluarga yang sederhana, ayah ibu hanya PNS dan tidak banyak meninggalkan warisan. Mereka hanya punya rumah sederhana satu dan sisa uang santunan kecelakaan kedua orang tua nya. Lama kelamaan uang itu juga habis dipakai untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah adik kakak ini.
Setelah adik nya tamat SMA, baru lah saat itu Sophia berani lanjut kuliah, itu pun cari kampus dan jurusan semampu nya, gak muluk-muluk, dia cuma ingin kuliah. Akhirnya dia dan adiknya masuk lah barengan ke kampus yang sama. Mereka sama-sama cari uang untuk membiayai hidup dan sekolah mereka sendiri-sendiri sekarang.
Sophia sangat bangga pada sang adik yang ternyata cukup cepat menyesuaikan diri. Adiknya juga tidak manja, meski pun gak pintar-pintar amat.
Namun, menjelang semester terakhir mereka, adiknya tampak sangat stress. Awalnya Sophia kira itu hanya efek kebut skripsi sambil kerja di kafe saja, namun ternyata dia salah, dia tidak benar-benar terpikirkan kalau adiknya begitu stress dengan tekanan hidup yang sedang ia alami, dan tiba-tiba saja di suatu pagi dia menemukan sang adik tergeletak tak bernyawa di kamar nya, dengan sepucuk surat di atas kasur.
"Kak, tolong lanjutkan hidup ku. Kamu harus tetap ada di dunia untuk meninggalkan jejak keberadaan keluarga kita yang pernah menjadi penduduk bumi. Jangan terlalu menangisi aku, aku cuma kangen ayah dan ibu. Tolong jangan mati kak, apa pun yang terjadi, jangan mati. Ini permintaan terakhir ku. Adik mu. Alfian"
Ya sudah, mati ya mati, tak ada yang perlu disesali, adiknya hanya mengikuti keputusan hatinya sendiri. Kalau memang itu yang dia mau, why not?
Pergilah bertemu ayah dan ibu, titip salam kakak di sana. Kakak masih akan bertahan di bumi, untuk memenuhi keinginan terakhir kamu.
Walaupun hati nya tengah hancur berkeping-keping, tapi Sophia tidak nampak terpuruk sama sekali. Dia terlihat tegar, dan bisa mengurus acara pemakaman sang adik sendirian.
Bahkan, saking tegarnya dia, dia sampai dicurigai sebagai pembunuh adiknya. Jangan-jangan adiknya bukan bunuh diri, tapi sengaja dibunuh kakaknya karena cuma jadi beban hidup. Namun dari pemeriksaan tidak ada sesuatu apa pun yang bisa membuktikan kalau dia seorang pembunuh, akhirnya Sophia langsung dilepaskan.
Namun sial, tak berselang lama dari peristiwa itu, dia tidak sadar sudah jadi korban penipuan. Dia bahkan sampai punya sisa hutang sebesar 150 jutadi Pinjol gara-gara hipnotis si penipu itu.
Rasa nya setiap hari dia diteror oleh DC yang menagih hutangnya dari berbagai macam aplikasi. Rasanya dia mau gila.
Hati masih berkabung, badan masih harus pergi bekerja, otak dipaksa untuk menyelesaikan skripsi, eh nasib malah tiap hari kena tagih. Gimana dia gak kepikiran mau nyusul adeknya juga?
Kini, saat dia pulang ke rumah, yang nampak hanyalah sebuah rumah yang sunyi dengan sejuta kenangan bersama ayah, ibu dan adik satu-satu nya yang juga telah berpulang.
Sophia hanya bisa mengunci kamar sang adik dan mengubur segala kenangan pahit itu di sana, dan berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa. Walaupun sebenarnya rasa hidup tidak punya tujuan lagi. Tapi dia harus tetap terus hidup, entah demi apa dia belum tahu.
Kenapa... Kenapa anak yang baik, tidak pernah membuat onar sama sekali, kisah hidup nya harus seberat ini.
Di sini, Sophia tetap harus pergi bekerja dan mengerjakan skripsi di tengah gempuran tagihan pinjaman online yang membuat ponsel nya bergetar setiap saat.
*****
Sophia pikir, bagaimana lah bentuk om om yang akan mengambil kesucian nya ini nanti. Namun, jika dilihat dari sudut pandang diri nya, ada kah hal itu masih jadi sesuatu yang berarti? Bagi Sophia, perawan tidak perawan sama saja, dia butuh uang dengan cepat supaya teror itu segera berhenti. Sudah muak soalnya mendengar telpon mereka.
Tok tok tok tok...
Petugas hotel itu mengetuk pintu 4 kali. Nadanya tidak lazim bagi Sophia, namun ia segera mengerti kalau ini adalah sebuah bahasa isyarat mereka. Dan benar saja kan, setelah diketuk 4 kali pintunya, pria itu pergi dan seseorang langsung membuka pintu untuk nya.
Dan ketika pintu itu terbuka, dia terbelalak.
"Ahhh... Kamu kan.... " Sophia seperti mengenal orang ini. Wajahnya sangat sering muncul di ig, di tiktok, di youtube, dia suami nya Karenina. Seorang Selebgram terkenal, sosialita, kaya raya. Di depan kamera hubungan mereka juga kayaknya sangat harmonis.
"Syuuutttt, dilarang menyebutkan nama asli di sini. Ayo, cepat masuk" Ucap laki-laki itu sembari menarik lengan Sophia untuk masuk ke dalam, dan dihempaskan di atas kasur.
"Jadi... Nama kamu Sophia? Dipanggil?" Tanya Ferdiyan.
"Sophia juga" Jawab Sophia dengan lembut dan sopan.
"Nama panjang?"
"Sophia Inara"
Laki-laki itu tersenyum agak gimana gitu. Mendengar Sophia menjawab semua pertanyaan nya dengan benar dan jujur membuat dia yakin bahwa wanita ini benar-benar fresh, karena masih keliatan tolol nya.
"So, sebelum kita mulai, aku mau tanya-tanya dulu dong, boleh ya" Ucap laki-laki itu.
"Iya mas boleh, silahkan". Sophia merunduk.
" Oke, kamu beneran masih perawan?"
"Iya, masih"
"Yakin?".
" Yakin "
"Tapi pernah kamu mainin sendiri?".
" Pernah mas, sesekali pakek jari sendiri "
"Gak pernah masukin alat?"
"Gak pernah mas, gak punya juga"
"Pakek timun, terong, gitu?"
"Gak pernah, bener-bener baru coba pakek tangan aku sendiri aja"
"Coba lihat?".
" Hah???".
"Hah hoh hah hoh. Aku mau lihat dulu barang nya. Bener gak sesuai dengan deskripsi penjual"
"Ohhh iya, silahkan"
Sophia yang saat itu hanya memakai dress langsung tangan sebelah, langsung melucut celana dalamannya. Setelah itu dia telentang sambil mengangkang kan kaki nya.
Bukit kecil dengan rerumputan hitam yang subur itu pun terekspos, Ferdiyan memerhatikan bentuknya sejenak, melihat-lihat. Hmmm... Kalau dari bentuk luar nya sih ini keliatan masih fresh, tapi gak tahu juga di dalam nya gimana. Daripada penasaran, akhirnya oleh Ferdiyan, lubang itu langsung dicolok dengan jari telunjuk nya yang besar, sampai Sophia refleks bilang "aduh" Karena sakit.
Bab 1 Aduh, Sakit Mas
14/07/2024