Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi CEO

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi CEO

RenandhaPray

5.0
Komentar
70
Penayangan
3
Bab

Kedatangannya dari Amerika setelah bekerja keras, justru mendapatkan kejutan dari sang tunangan dan adik kandungnya yang tengah bergumul di atas ranjang. Nayla yang merasa frustasi akhirnya pergi ke Club dan pulang ke hotel dengan keadaan yang mabuk. Namun karena itu, Nayla justru salah masuk kamar. Dia memasuii sebuah ruangan laki-laki tampan dan tanpa kesadaran mereka melakukan hubungan terlarang pada malam itu. "Astaga, jadi ini pertama baginya?" kaget Leonard. Sejak itu Nayla sangat membenci Leonard, dan memutuskan untuk tidak akan pernah bertemu dengan Leonard lagi. Namun takdir berkata lain. Nayla dan Leonard justru dijodohkan dan ketika itu pula Nayla baru mengetahui bahwa Leonard sudah memiliki kekasih. Apakah pernikahan mereka akan berjalan seperti pasangan pada umumnya ? Atau justru sebaliknya?

Bab 1 Selingkuh

"Aaaghh Siit! Ini enak sekali Baby!!"

Langkah Nayla terhenti begitu saja ketika dia mendengar desahan seorang pria di dalam sebuah ruangan.

Nayla mencoba mendekati pintu, menempelkan telinganya dengan benda tersebut dan kembali mendengarkan suara itu dengan rasa penasaran.

"Sedikit kuat lagi..." desahan suara seorang wanita di dalam ruangan itu membuat kedua netra Nayla membelalak terkejut.

Nayla seakan-akan paham suara wanita itu. Itu adalah suara Valerin. Adiknya sendiri.

"Oh Baby, kau sangat pandai. Ya... begini!" Valerin kembali bersuara, nada bicaranya penuh dengan kenikmatan.

"Kau benar-benar memuaskan sayang. Aku tidak akan melupakan hari ini..."

Deg!

Detak jantung Nayla seakan-akan berhenti berdetak, tubuh Nayla kian tercekat di depan pintu sebuah ruangan kamar yang tertutup itu.

Suara maskulin itu, adalah suara pria yang sangat dirindukan oleh Nayla. Pria yang setiap malam hadir dalam mimpinya.

Sekujur tubuh Nayla menegang saat itu juga, namun dia tetap memutuskan untuk membuka knop pintu yang entah dikunci atau tidak.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka dengan lebar, kedua mata Nayla seketika fokus pada dua insan yang tengah bergelut di atas kasur tanpa sehelai busana.

"Brengsek!!! Apa yang sedang kalian lakukan!!!!" teriak Nayla Sekuat-kuatnya.

Kedua tangan Nayla yang berada di sisi tubuhnya seketika saja mengepal sempurna, tubuhnya membeku dan sulit untuk bergerak. Namun amarah membuncah seakan-akan ingin meledak pada saat itu juga.

Ketika itu pergerakan pinggul Valerin yang berada di atas tubuh Saka terhenti begitu saja, mereka kontan melepaskan diri masing-masing.

"Na-Nayla?" Saka begitu terkejut dengan kehadiran Nayla yang secara tiba-tiba. Dia seperti tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Buru-buru kedua insan yang tadi sedang bergumul penuh desahan itu, memakai pakaian yang berceceran di atas lantai.

"Nay, aku bisa jelaskan sama kamu!"

Setelah memakai celana pendeknya, Saka hendak menghampiri Nayla dan mengatakan demikian.

"Bajingan! Jangan dekati aku! Aku jijik terhadapmu!" teriak Nayla dengan kepala menggeleng. Kedua netranya basah dan ia tak bisa menahan tangisnya.

Sedangkan Valerin, wanita yang tak lain adalah adiknya sendiri hanya duduk di atas ranjang milik Saka. Dia menyelimuti tubuhnya yang hanya dibalut sebuah lingerie berwarna hitam.

Tanpa ingin menjelaskan apapun atau meminta maaf, Valerin terlihat santai dan tak peduli dengan perasaan Kakaknya sendiri.

"Nay, ini tidak seperti apa yang kamu lihat. Aku bisa jelaskan semuanya."

"Kenapa masih harus ditutupi sih Mas? Biarkan saja dia tau, kalau sebenarnya kita saling mencintai." Valerin ikut berbicara. Saka dan Nayla sama-sama menoleh pada wanita berkulit putih itu.

"Diam dulu Valerin, aku ingin bicara dengan Nayla."

"Hentikan! Jangan dekati aku brengsek!" teriak Nayla pada Saka.

Namun Saka terus mendekati Nayla, laki-laki itu justru memegang tangan Nayla dan membuat Nayla segera menepis nya.

Jangankan untuk disentuh, melihat wajahnya pun Nayla sangat jijik.

Amarah semakin hebat memenuhi rongga dada, Nayla tidak menyangka jika niatnya untuk memberikan kejutan pada sang Tunangan justru berujung seperti ini.

Nayla mendorong tubuh Saka dengan kuat ke arah meja kerja milik pria itu, ketika itu pula Saka terjatuh dan menabrak laptop miliknya hingga terjatuh.

"Aaww! Sssttt!" Saka meringis memegangi pinggangnya sendiri.

Tidak puas melihat Saka yang sudah terjatuh, Nayla menjatuhkan meja hingga menimpahi tubuh Saka tanpa peduli dengan apa yang akan terjadi nantinya.

"Aaaghh! Kakiku!" teriak Saka kesakitan karena kakinya tertimpa meja.

"Dasar gak punya adab! Wanita bar-bar yang berkelakuan seperti binatang! Tidak punya etika!" seru Valerin yang kini bangun dari tempatnya. Valerin hendak menolong Saka

"Apa kamu bilang? Aku tidak punya etika?! Sebaiknya kamu mengatakan itu pada dirimu sendiri, Valerin! Sangat memalukan!" balas Nyala tidak mau kalah.

"Kamu seharusnya sadar Nayla! Selama ini, kamu adalah anak yang dibenci oleh semua keluarga! Dan seharusnya kamu memang tidak pernah kembali lagi ke sini!"

Valerin terlihat berjalan tergesa-gesa ke arah Saka dan hendak membantu kekasihnya itu.

Emosi naik hingga ubun-ubun, Nayla tidak dapat menahan darahnya yang sudah mendidih. Nafas Nayla bergemuruh dengan hebat.

Tatapan mata bulat Nayla tertuju pada sebuah Vas bunga yang berada di atas sebuah laci. Dan pada ketika itu Nayla mengambil vas bunga itu.

"Nayla, jangan!!!" teriak Saka yang melihat Nayla hendak memukulkan Vas bunga itu ke arah kepala Valerin.

"Valerin Awas!!!" kata Saka lagi.

Valerin menoleh, kedua bola matanya hampir saja melompat dari tempurungnya ketika Nayla sudah melayangkan vas bunga itu.

Prang

Vas bunga itu jatuh di atas lantai dadan pecah begitu saja. Nafas Valerin berhembus dengan cepat, beruntung dia bisa mengelak dari Nayla.

Nayla yang begitu marah, seolah-olah dirasuki setan jahat. Wanita itu mendorong tubuh Valerin dengan sangat kuat hingga membentur ke dinding.

"Aaaghh, sakit!" Tubuh Valerin menabrak dinding. Dia kesakitan karena tulangnya seperti remuk.

Nayla belum puas, belum ada darah dari kedua manusia itu. Wanita itu segera mengambil gelas berisi Wine di atas sebuah laci dan melemparkannya ke arah kepala Valerin.

"Aaaghh!" Valerin berteriak sekencang mungkin, rasa sakit dan perih menjadi satu.

Seketika darah mengucur dengan deras dari dahi Valerin, lemparan gelas tadi benar-benar tepat sasaran.

Tubuh Valerin jatuh seketika di atas lantai, dia menangis karena perih di bagian dahinya.

Nayla tersenyum puas, dia menatap dua insan yang kini sedang kesakitan. Saka bahkan sulit untuk menyingkirkan meja kerja yang cukup besar itu di tubuhnya.

"Kau benar-benar keterlaluan Nayla!" ucap Saka tanpa dia sadar apa yang sebenarnya sudah dia lakukan pada Nayla.

"Ini bahkan tidak seberapa dengan apa yang sudah kalian lakukan padaku! Kalian berdua bajingan! Kalian berdua iblis! Aku harap, kalian mati di sini secara bersamaan!"

Nayla berjalan ke arah Laptop milik Saka, dia memungutnya dan melihatkan benda itu di hadapan Saka.

"Nayla, jangan di sana banyak sekali data-data perusahaan!" pekik Saka menggelengkan kepalanya.

Saka terkejut setengah mati ketika dia melihat Nayla benar-benar mematahkan laptop miliknya. Seketika Nayla memberikan senyum manis untuk Saka.

Nayla memutuskan untuk pergi, amarahnya semakin meluap-luap. Nayla hanya takut, dia melakukan tindakan yang akan membuatnya rugi juga

Nayla sudah cukup puas dengan apa yang dia lakukan, meski dia sadar jika setelah ini dia nyaris akan seperti ayam potong yang terkapar tak berdaya. Bahkan berbagai masalah akan dia dapatkan karena tindakannya ini.

"Aaaghh sakit, perih Mas. Tolong..." Valerin menangis, darah di keningnya mengucur dengan deras.

Ruangan yang tadinya sangat rapi itu, kini berubah seperti kapal pecah. Daka berusaha menyingkirkan meja yang cukup besar itu. Kakinya begitu sakit hingga membuatnya kesulitan bergerak.

Sedangkan Nayla, melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia mengusap air matanya yang jatuh secara tiba-tiba. Dia lemah ketika dia sudah sendiri.

Niat hati ingin memberikan kejutan pada sang tunangan, tetapi yang terjadi adalah dia sendiri yang diberikan kejutan spesial oleh Tunangan dan adiknya sendiri.

Nayla menghentikan mobilnya di bahu jalan, dia lalu melihat cincin berwarna putih yang melingkar di jari manisnya.

"Apa aku harus membuang cincin ini?"

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku