Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ADIT MANTAN PACARKU POSITIF AIDS

ADIT MANTAN PACARKU POSITIF AIDS

Syden Adiba

5.0
Komentar
Penayangan
5
Bab

Benar kalau harus kukatakan tidak ada lagi sedikitpun cinta yang tersisa karena itu hanya masa lalu dan itu bukan sekedar kata tapi memang kenyataan. Semua di luar dugaan, Adit positif Aids . Adit yang selama ini selalu mengganggu rumah tangga Adiba dan Syden, tiba-tiba Adit meminta maaf tapi apakah Adiba dan Syden mau memaafkan Adit ?

Bab 1 ADIT MANTAN PACARKU POSITIF AIDS

Bab.1

Jawa Tengah, Indonesia.

Adit Wicaksono adalah anak kedua dari 4 bersaudara. Jihan Kakak perempuannya dan 2 adik perempuannya bernama

Rizka dan Andayani. Mereka berempat dididik dibesarkan dalam kemewahan meskipun mereka bukan dari keluarga yang berlatar belakang keluarga kaya raya. Sempat ayah mereka tersandung kasus korupsi dan akhirnya di penjara seumur hidup. Setelah ayah mereka meninggal , Adit menghamili Ida perawan desa lalu Adit pun di tuntut harus bertanggung jawab menikahi Ida . Mereka berdua menetap di solo sampai Ida melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Anissa.

"Nenek, besok ulang tahunku. Aku minta uang buat traktir teman - temanku di sekolah."

Ujar Anissa cucu kesayangan neneknya dan neneknya pun menjawab.

" Iya, cucu nenek sudah besar umur 14 tahun. Besok pagi nenek beri kamu uang ya , Anissa."

Neneknya Anissa berteriak...

"Adit, nanti setelah isya kamu antar mama sekalian ambil uang setoran di pak Asep Tosa."

Adit yang baru saja bangun tidur langsung menjawab..

" Iya, ma."

Sejak ayahnya Adit meninggal , ibunya langsung membuka rumah bordil dan Asep Tosa adalah sopir juga orang kepercayaan yang mencari perempuan - perempuan untuk dijadikan pekerja seks komersial di rumah bordil milik mamanya Adit.

" Ida, hari ini kamu masak apa ?. Mama lapar mau makan."

Tergopoh - gopoh Ida lari dari dapur sembari menjawab..

" Soto ayam, ma."

" Cepat taruh di meja makan. Aku dan anakmu mau makan, Ida.!"

" Iya, ma. Saya siapkan makanan di atas meja makan."

Ida seorang menantu perempuan yang baik , sopan dan pintar memasak. Ibu mertuanya yang terkenal cerewet itu menyayangi Ida. Tak lama kemudian , makanan sudah tersaji di atas meja makan.

" Ma, makanan sudah siap. Es teh manis dan air es sudah saya taruh di atas meja makan."

" Iya, Ida. Kita makan sama - sama."

Belum sempat Ida duduk, Anissa anaknya sudah berteriak...

"Ibu, mana baju gantiku.

Dengan lembut Ida menjawab..

" Sudah ibu siapkan di kamar , Anissa . Anak perawan kalau ganti baju di dalam kamar, jangan di sini. Malu , nak."

Dengan sinis anaknya menjawab..

" Ibu jangan cerewet."

Ida hanya diam sambil memunguti seragam sekolah , kaos kaki dan sepatu milik Anissa yang berserakan di lantai. Ibu mertuanya ida berteriak..

" Anissa mulutmu yang sopan kalau bicara pada ibumu. Itu ibumu bukan babumu."

Anissa keluar kamar langsung mendekati ayahnya yang sedang asyik bermain ponsel.

"Ayah, gara - gara ibu sampai nenek memarahiku."

Adit meletakkan ponselnya di atas kursi lalu menggandeng Anissa anak perempuan yang di manjanya.

" Mama jangan suka marahi Anissa anakku."

Mamanya meneguk es teh manis sambil melihat Adit.

" Anissa itu kurang ajar berani melawan ibunya. Kamu juga memanjakan anakmu nanti jadi anak perawan goblok."

Adit mengambilkan nasi soto di mangkuk dan meletakkan di hadapan Anissa.

"Mama jangan kasar kalau bicara , didengar Anissa nanti dia sedih . Jangan bela Ida, ma."

" Mama tidak membela Ida. Memang Ida mengurus semuanya di rumah mama ini, tapi ia bukan babu . Ida itu istrimu, Adit.!"

Dari balik pintu, Ida mendengarkan semua percakapan suaminya dan ibu mertuanya. Ida hanya menunduk sambil menutup mulutnya menahan Isak tangisnya. Di dalam hatinya berkata..

{" Yaa Alloh, Anissa anakku berani melawan aku ibu kandungnya karena mas Adit suamiku sangat memanjakan Anissa. Semua kelakuan dan bicaranya sama persis dengan ayahnya yang menganggap aku ini babu. Lebih baik aku makan di dapur saja."}

Ida kembali ke dapur , duduk di atas lantai sambil makan nasi soto semangkuk. Selesai makan, ibu mertuanya yang hendak ke kamar mandi , melihat ia sedang duduk di lantai dapur sambil makan nasi soto.

"Ida , kok makan di dapur. Sana pindah makan di ruang makan."

Ida berbohong sambil berdiri dari lantai dapur dan mengangkat mangkuk.

" Sudah selesai makan kok, ma."

" Ya sudah, selesai makan kamu istirahat ya. Nanti sore, jangan lupa menyapu teras depan.!"

"Iya, ma."

Selesai mencuci piring , Ida masuk kamar. Dilihatnya suaminya sedang asyik merokok sambil minum kopi di pojok kamar. Ida merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tak sengaja mata Ida melirik ponsel suaminya tergeletak di sebelah bantal.

" Ayaahhh... Ayaahhh.. tolong antarkan aku ke rumah temanku."

Terdengar teriakan Anissa di depan pintu kamar, langsung Adit bangkit dari tempat duduknya di pojok kamar sambil membalas teriakan anaknya.

" Iya, Anissa. Tolong pinjamkan kunci kontak mobil di nenekmu."

Adit bergegas ganti baju lalu keluar kamar. Ida diam menggigit bibirnya, hatinya berkata..

{" Yaa Alloh, anakku dan suamiku pergi tanpa berpamitan padaku. Aku benar-benar tidak dianggap sebagai ibu dan istri tapi aku bisa apa ?. Aku cuma perempuan kampung yang bodoh. Yaa Alloh , meskipun mereka berdua tidak mau menghargaiku tapi tetap aku menyayangi mereka berdua."}

Terdengar suara mobil keluar dari teras rumah. Tangan Ida meraih ponsel suaminya. Suara hatinya berkata.

{ Yaa Alloh, mas Adit lupa membawa ponselnya. Aku ingin sekali membuka ponselnya ini. Maafkan kelancanganku ini, yaa Alloh."}

Ida pun membuka ponselnya suaminya yang selama ini tidak pernah disentuhnya. Ada 2 WhatsApp... WhatsApp biasa dan WhatsApp bisnis. WhatsApp biasa tidak bisa dibuka karena dipasang kode tapi WhatsApp bisnis bisa dibuka. Dengan seksama mata Ida mencermati semua nama kontak dan foto profil yang kebanyakan para perempuan penghibur yang bekerja di rumah bordil ibu mertuanya. Matanya tertuju pada nama kontak DJ Shella yang foto profilnya seronok sekali. Hatinya berkata..

{" Aku ingat Shella ini perempuan Philipina yang dulu pernah tinggal serumah dengan mas Adit suamiku selama berbulan - bulan di tempat kost dekat rumah bordil. Katanya sudah putus tapi kenapa masih saling chatting?. Kalau aku tanya pada mas Adit pasti mas Adit marah, lebih baik aku tidak usah bertanya tapi membaca chatting mereka saja".}

Ida menahan nafas , membaca chatting Adit suaminya dengan Shella perempuan Philipina.

Shella : apa kabar, masih ingat aku ?.

Adit : kamu Shella . Aku masih patah hati karena kamu pulang ke Philipina , meninggalkan aku sendirian di solo.

Shella : mana bisa kamu patah hati, Adit ?. Dulu waktu kita masih pacaran saja, kamu sering meniduri pelacur - pelacur yang bekerja di rumah bordil mamamu.

Adit ; maaf, aku salah. Aku masih cinta kamu. Semua perempuan tidak ada yang bisa mengalahkan goyanganmu di ranjang.

Shella ; jangan merayu. Ida istrimu masih bisa puaskan kamu .

Adit ; kamu tahu Ida istriku itu penampilannya saja seperti babu dan tidak pernah bisa memuaskan aku. Hanya kamu yang bisa memuaskan aku, Shella.

Shella ; bohong.

Adit : Ida itu perempuan kampung yang goblok beda dengan kamu yang bisa bergonta-ganti posisi dan tidak jijik mengulum "burungku" sampai kamu telan semua, Shella.

Shella : kamu nafsu ya, Adit ?.

Adit : iya , ini aku lagi tegang. Ayo sex video call, Shella.

Shella : tidak mau.

Adit : ayo sebentar saja. Kita 'asyik" berdua.

Shella : Bagaimana kalau istrimu memergoki kita berdua lagi sex video call , Adit ?.

Adit : aku ke kamar mandi. Tapi kamu harus telanjang seperti aku ya. Aku mau kita hot sex video call.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Syden Adiba

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku