Kisah ini berawal, dari seorang guru SMA di Kota Magelang, yang bernama Cristina Maharani. Cristina Maharani, atau yang biasa disebut Bu Cristin, sebenarnya sudah punya suami. Namun karena pekerjaan, suami Bu Cristin ini jarang di rumah. Bahkan, suami Bu Cristin ini hanya 8 bulan sekali ada di rumah. Di tambah suami Bu Cristin ini, di rumah juga paling lama hanya setengah bulan saja. Hal ini, tentu membuat Bu Cristin selalu kurang belaian dan nafkah batin. Hingga setiap kali dirinya ingin melepaskan hasratnya. Bu Cristin selalu menggunakan jari, keluar masuk di lubang apemnya. Bahkan jika merasa kurang puas menggunakan jari. Kadang Bu Cristin juga menggunakan terong ataupun timun yang ada di dapurnya. Hari itu, saat masih di jam pelajaran sekolah dan dirinya masih mengajar. Bu Cristin benar-benar sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya. Karena memang sudah lebih dari 3 bulan, dirinya di tinggalkan sang suami tercinta. Dengan begitu, Bu Cristin pun segera pergi ke toilet guru, untuk sekedar melepaskan hasratnya. Tidak di sangka dan tidak di duga, saat itu ada seorang siswa yang mengikuti Bu Cristin. Alasan Siswa ini mengikutinya, karena siswa ini sudah tahu yang akan dilakukan Bu Cristin. Ketika di jam pelajaran dirinya pergi meninggalkan kelas. Saat Bu Cristin sedang mendesah, menikmati permainan jarinya. Tiba-tiba pintu toilet dibuka dengan paksa oleh siswa tersebut. Melihat hal itu, Bu Cristin hampir saja berteriak keras. Untung saja, siswa tadi dengan cepat menutup mulut Bu Cristin dengan telapak tangannya. Sebelum dirinya juga menutup pintu toilet dengan menggunakan kaki. "Diam! Atau kamu mau, sampai semua orang tahu dengan yang sedang kamu lakukan ini!" ucap siswa tadi mengancam. Bu Cristin yang merasa khawatir dan takut aibnya akan terbongkar. Akhirnya hanya bisa pasrah dan diam saja. Saat siswa bejat itu, dengan gila memperkosa dirinya. Bahkan saat itu, Bu Cristin juga menikmati pemerkosaan tersebut. Yang lebih gilanya, Bu Cristin merasa ketagihan untuk mengulangi perbuatan bejat itu. Siswa tadi juga sama ketagihannya, dan ingin selalu mengulangi perbuatan tersebut. Sampai di sini dulu ya! Kalau mau tahu kisah selengkapnya, silahkan dibaca dari awal sampai akhir. Cristina Maharani dan Andika Permana "MURIDKU YANG PERKASA"
"Sayang... Aku berangkat dulu? Kamu baik-baik ya, di rumah!"
"Emmmm... Iya, kamu juga hati-hati di jalan..."
"Iya."
Itu adalah pembicaraan terakhir, sebelum Cristina di tinggal oleh suaminya untuk pergi bekerja.
___
Tiga bulan berlalu begitu saja, dan hari-hari Cristina selalu kesepian, tanpa belaian seorang pria.
Hari itu sekitar pukul 9 pagi, Cristina benar-benar sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya. Dengan begitu, dirinya segera pamit pada murid-muridnya, untuk pergi ke kamar mandi.
Sampai di kamar mandi, Cristina segera menurunkan celana dalamnya. Setelah itu, tanpa menunggu lebih lama lagi, dirinya juga segera memasukkan jari tengah, ke dalam lubang apemnya.
"Ahhhh..."
Itu adalah suara desahan pertama Cristina, sebelum dirinya menarik kembali jarinya.
Setelah itu, dirinya kembali memasukkan jari tersebut ke dalam lubang apemnya. Dan begitu seterusnya, Cristina memasuk dan mengeluarkan jari tengahnya.
"Ahhh... Seshhhht... Ahhh..."
"Ahhh... Seshhhht... Ahhh..."
"Ahhh... Seshhhht... Ahhh..."
"Ahhh... Seshhhht... Ahhh..."
Desahan Cristina kian menjadi, saat lubang apemnya sudah mulai basah. Oleh cairan hangat yang keluar dari dalam sana.
Saat Cristina masih menikmati permainan jarinya, tiba-tiba pintu kamar mandi di buka dengan paksa oleh seseorang.
BRAAAKKK!!!
Cristina yang terkejut langsung menghentikan permainan jarinya. Saat matanya melotot dan berseru, "Andika! Apa yang kau..."
Belum sempat Cristina melanjutkan seruannya. Andika sudah menutup mulut Cristina dengan telapak tangan.
Andika adalah salah satu siswa Cristina di sekolah. Yang baru saja membuka dengan paksa pintu kamar mandi.
"Diam! Atau kamu mau, semua orang tahu dengan yang sedang kamu lakukan ini?" ancam Andika.
Saat dirinya menutup pintu menggunakan salah satu kakinya.
Mendengar ancaman dari Andika, Cristina kembali membulatkan kedua matanya sebelum meliriknya.
"Aku tahu... Kamu kurang belaian, karena di tinggal suami pergi... Tapi sekarang kamu tenang saja... Karena selama suamimu itu pergi, aku bersedia menggantikannya untuk memuaskan hasratmu itu!" kata Andika percaya diri.
Mendengar yang dikatakan Andika, Cristina kembali membulatkan kedua matanya.
'Apakah anak ini sudah gila! Bagaimana dia bisa bicara seperti itu pada gurunya sendiri?' batin Cristina tak percaya.
Cristina hanya bisa bicara dalam hati, karena saat ini mulutnya masih tertutup.
Untuk Andika sendiri, selesai bicara dirinya dengan perlahan melepaskan telapak tangannya, dari mulut Cristina.
Dan setelah mulutnya terbebas dari tangan Andika. Cristina pun langsung berkata, "Andika! Apakah kamu sudah kehilangan akal sehatmu? Aku ini gurumu! Bagaimana bisa, kamu bicara seperti tadi!"
"Lalu kenapa kalau kamu itu guruku? Dalam hal kepuasan batin, tidak ada hubungannya antara guru dan murid. Yang ada adalah saling menguntungkan! Kamu puas karena hasratmu bisa terpenuhi, sedangkan aku juga puas karena bisa menikmati tubuh cantik dan mulus milikmu ini," jawab Andika, sebelum dengan perlahan mengelus pipi cantik Cristina.
"Andika! Jangan gila kamu!" bentak Cristina, sembari mengibaskan tangan Andika dari pipinya.
"Kamu yang membuatku gila! Wajah cantikmu ini benar-benar sudah membuatku gila," jawab Andika. Saat jarinya kembali mengelus pipi cantik Cristina, yang begitu lembut dan halus.
"Andika cukup! Keluar!" bentak Cristina, saat kembali mengibaskan tangan Andika.
"Sudahlah Bu Cristin! Tidak perlu jual mahal... Karena aku akan memuaskanmu dengan gratis, tanpa di pungut biaya sedikitpun," jawab Andika.
"Kamu benar-benar sudah gila! Cepat keluar, atau aku teriak!" bentak Cristina.
"Ha ha ha.. Teriak? Kamu mau teriak? Silahkan, teriak saja! Dengan begini, kamu yang akan paling malu seumur hidupmu. Karena semua orang akan mengetahui, bahwa kamu adalah wanita gila yang tidak bisa menahan hasratnya!" balas Andika.
Mendengar yang dikatakan Andika, Cristina hanya diam saat bicara dalam hati, 'Haduh gawat... Benar juga yang dikatakan anak ini! Jika aku berteriak, semua orang akan tahu yang sedang kulakukan!'
"Sudahlah Bu Cristin! Sekarang, sebaiknya Ibu terima saja tawaranku ini. Aku janji, akan membuat Bu Cristin ketagihan dengan permainanku nanti!" kata Andika.
Sebelum dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Cristina.
Melihat wajah Andika yang terlihat mesum itu, semakin dekat ke wajahnya. Membuat bulu kuduk Cristina berdiri, saat dirinya juga menelan saliva.
"Andika... Jangan... Saya mohon jangan...."
Kata-kata Cristina terhenti saat bibir Andika telah sampai pada bibirnya.
Cup!
Dan begitu saja, Andika mencium dengan lembut bibir gurunya sendiri.
"Sudahlah... Bu Cristin nurut saja..." kata Andika.
"Andika jang..." ucapan Cristin kembali terhenti, saat Andika juga kembali mencium lembut bibirnya.
Walaupun hatinya ingin menolak bibir perbuatan gila Andika. Namun raga Cristina malah menerima perbuatan tersebut.
Karena setelah berciuman cukup lama, dengan perlahan Cristina membuka bibirnya. Bahkan tanpa ada paksaan sedikitpun dari lidah Andika.
Cristina benar-benar merasa telah dihianati oleh raganya.
Andika yang merasa jika Cristina telah meresponnya. Dengan segera memasukkan lidahnya ke dalam mulut Cristina.
Sampai di dalam mulut, lidah Andika segera mengajak lidah Cristina untuk berdansa.
'Astaga... Ya Tuhan... Apa yang terjadi padaku... Kenapa bisa aku menerima perlakuan gila siswaku sendiri! Mas Deni... Maafin aku Mas...' batin Cristina merasa berdosa.
Walaupun dalam hati bicara seperti itu, namun lidahnya masih dengan senang hati menerima ajakan lidah Andika untuk berdansa.
Selanjutnya, Andika mengangkat tubuh Cristina sebelum meletakkannya di atas bak air. Setelah itu, dirinya menarik kepalanya ke belakang, hingga membuat tautan mereka terhenti.
"Tenang saja... Aku pasti akan puasin Ibu..." kata Andika.
Sebelum langsung menciumi pipi Cristina dari kiri baru kanan. Setelah puas dengan pipinya, Andika langsung melepaskan hijab yang di kenakan Cristina.
Diperlakukan seperti itu oleh Andika, Cristina juga tidak berontak, apalagi menolak. Dirinya malah dengan senang hati membantu Andika. Saat Andika melepaskan hijab pelindung, sekaligus penutup kepalanya.
Betapa terkejutnya Andika, saat melihat kepala Cristina tanpa hijab. Karena memang belum pernah, dirinya melihat kecantikan alami gurunya ini, selama Andika mengenal Cristina.
"Cantik sekali... Kamu benar-benar cantik..." puji Andika, dengan melebarkan kedua matanya.
Rambut Cristina yang di kuncir kuda, menambah kecantikannya. Karena bisa terlihat jelas kulit lehernya yang panjang dan putih mulus.
Tidak membuang waktu lagi, Andika segera mencium leher tersebut. Sebelum memberikan gigitan-gigitan kecil di sana. Hingga membuat beberapa tanda merah terbentuk.
Cristina kembali mendesah, saat Andika menjilati lehernya.
"Ahhh... Sssthhh..."
Setelah puas dengan leher bagian samping, ciuman Andika beralih ke leher bagian depan. Dan itu membuat Cristina kembali mendesah, saat mengangkat kepalanya.
"Ahhhh.... Ssstttt..."
Sekarang, tangan Andika mulai berani untuk menyentuh buah dada milik Cristina. Yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil itu.
Cristina kembali mendesah, saat Andika mulai meremas buah dadanya.
"Aisshhhhhttt... Andika... Ahhhhtttsss..."
"Andika... Jangan siksa aku seperti ini!" bentak Cristina. Yang langsung menarik kepala Andika, dan membenamkannya di antara buah dadanya.
Andika yang cukup mengerti dengan keinginan gurunya. Hanya bisa pasrah dan melakukan tugasnya. Yakni mengusap-ngusapkan wajahnya di antara dua buah dada Cristina.
"Ahhhsssttttt.... Andika..."
Cristina mengangkat kepala Andika, sebelum menarik menuju bibirnya. Dan begitu saja, keduanya kembali saling berciuman dengan mesra.
Tangan Andika, masih meremas-remas kedua buah dada Cristina. Sebelum dengan perlahan mulai membua kancing bajunya. Dari atas sampai yang paling bawah.
Setelah semua kancing baju Cristina terlepas, Andika segera melepaskan bajunya. Sebelum meletakkan baju tersebut, di cantelan kamar mandi. Bersebelahan dengan hijab dan celana dalam Cristina.
"Andika! Buruan..... Ahhhhssstttt... Aku sudah tidak tahan...! Jangan lama-lama... Katanya mau puasin aku..."
Mendengar yang dikatakan Cristina dalam desahannya. Membuat Andika benar-benar tidak tahan hingga ingin cepat-cepat mengeksekusinya Cristina.
Dengan begitu, dirinya segera menurunkan celana luar dan dalamnya secara bersamaan. Hingga terlihat jelas senjatanya yang berwarna cokelat, besar, dan panjang itu mengacung begitu keras.
Melihat senjata milik Andika, Cristina langsung membulatkan kedua matanya karena terkejut.
'Astaga... Tidak disangka, jika punya Andika bisa sebesar itu! Itu benar-benar lebih besar dari punya suamiku...' batin Cristina.
"Aku masukkan sekarang ya Bu!" kata Andika.
"Sebentar! Apa kamu tidak membawa pengaman?" tanya Cristina.
"He he... Bawa sih Bu..." jawab Andika terkekeh.
"Ya sudah, buruan pakai dulu! Aku tidak mau nanti hamil, saat suamiku tidak ada bersamaku!" titah Cristina.
"Ya Bu..." jawab Andika patuh.
Sebelum mengeluarkan k0nd0m dari saku celananya.
Melihat hal itu, Cristina kembali bicara dalam hati, 'Ya Tuhan, anak ini benar-benar membawa k0nd0m? Apa jangan-jangan, dia memang sudah merencanakan hal ini?'
Lamunan Cristina terhenti, saat Andika memajukan senjatanya. Hingga menempel di bibir lubang apem miliknya.
"Andika... Apa kamu..."
Kata-kata Cristina kembali terhenti, saat dirinya mendesah, "Ahhhh... Shhhttt.... Ahhhh.... Ssstttt... Andika..."
"Pelan-pelan Andika... Sakit.... Punyaku belum pernah dimasuki barang sebesar itu... Ahhhh... Pelan-pelan..." pinta Cristina di sela desahannya.
Mendengar permintaan Cristina, Andika pun menurut. Dengan memelankan gerakan, saat senjatanya perlahan menerobos masuk lubang apem Cristina.
Saat semua senjata Andika telah terbenam di dalam lubang Apemnya. Cristina kembali mendesah, "Ahhhh.... Ssstttt... Andika... Punyamu benar-benar luar biasa..."
Tidak menjawab yang dikatakan Cristina, Andika malah langsung mencium bibirnya. Saat kedua tangannya juga meremas-remas kedua buah dadanya.
Dibawah sana Andika juga mulai bermain, dengan menarik senjatanya keluar separuh sebelum kembali membenamkannya ke dalam. Permainan Andika itu dimulai dengan pelan-pelan, hingga semakin lama semakin dipercepatnya.
Hingga yang terdengar selanjutnya adalah suara kecipak yang khas dari keluar masuknya senjata Andika. Di ikuti oleh desahan nikmat yang keluar dari mulut Cristina.
Untuk meredakan suara agar tidak terlalu terdengar dari luar. Andika segera menghidupkan kran air di sebelahnya.
Dalam keadaan memompa lubang apem Cristina, Andika berkata, "Aku benar-benar mencintaimu Bu Cristin... Aku mencintaimu..."
Setelah itu, Andika kembali melumat habis bibir Cristina. Sebenarnya, itu dilakukan Andika juga demi meredakan suara desahan Cristina.
Cristina sendiri hanya bisa memejamkan mata, menikmati permainan Andika.
'Gila...Ini enak sekali... Apakah aku tidak salah? Aku sedang menikmati perkosaan muridku sendiri? Tapi... Tapi sungguh, permainan Andika benar-benar luar biasa.... Harus kuakui, permainan anak ini lebih hebat dari permainan suamiku...' batin Cristina.
Andika semakin mempercepat dan mempercepat pompanan senjatanya. Hingga tak berselang lama, cairan kental dan hangat keluar dari dalam lubang apem Cristina. Sampai membasahi senjata Andika yang masih terbedam di dalam sana.
'Ya Tuhan.... Ini enak sekali... Aku bahkan bisa keluar lebih cepat dari pada saat aku main dengan suamiku!' batin Cristina dengan nafas terengah-engah.
Walaupun Cristina sudah keluar, namun Andika belum ada tanda-tanda ingin keluar. Dengan begitu, dirinya terus memompa lubang apem Cristina tanpa henti.
"Andika.... Ahhh... Aku sudah keluar Andika..." rancau Cristina.
"Baru sekali kan Bu? Tenang saja, aku akan buat Ibu keluar sampai berkali-kali..." jawab Andika.
'Astaga... Benarkah yang dikatakannya itu?' batin Cristina kurang percaya.
Karena selama dia melakukan hubungan badan dengan suami. Belum pernah Cristina keluar lebih dari satu kali.
Biasanya saat dirinya keluar, suaminya juga ikut keluar. Jadi tidak ada ronde kedua atau ketiga. Karena setelah itu keduanya tertidur akibat kelelahan.
Andika terus memompa dengan tritme yang semakin lama semakin cepat. Hingga tak berselang lama, Cristina benar-benar dibuat linglung. Saat badannya kembali berkedut, dan kembali keluar cairan kenikmatan dari dalam lubang apemnya.
'Ini... Ini enak sekali... Gila... Ini benar-benar luar biasa...' batin Cristina.
Merasakan Cristina sudah keluar dua kali, Andika juga belum berhenti memompa dibawah sana.
"Andika... Kamu benar-benar hebat... Ahhhh... Aku sudah keluar lagi Andika..." kata Cristina, dalam desahannya.
"Hemmm... Bu Cristin tenang saja... Aku akan buat Ibu keluar lagi... Sampai Ibu lemas..." balas Andika.
Dan benar yang dikatakan Andika, setelah 10 menit kemudian dirinya memompa lubang apem Cristina. Tubuh Cristina kembali berkedut, saat cairan nikmat itu kembali keluar.
Dalam keadaan linglung dan tanpa sadar, Cristina berkata, "Ahhh... Andika.... Aku mencintaimu..."
"He he... Iya Bu... Aku juga mencintai Ibu..." balas Andika. Sebelum kembali mempercepat tritme permainannya.
Sekitar satu menit kemudian, Andika merasakan senjatanya mulai berkedut. Dengan begitu, dirinya segera menarik senjata tersebut keluar. Sebelum melepaskan k0nd0m dan mengocok senjatanya tersebut.
Hingga tak berselang lama, kelurlah cairan kental dan hangat. Muncrat di antara kedua paha putih milik Cristina.
"Terimakasih Bu Cristin..." ucap Andika sebelum kembali mencium bibir Cristina.
Setelah Andika mencium nya, Cristina langsung mendaratkan tamparan keras ke pipinya.
PLAK!
Mendapatkan tamparan keras yang tiba-tiba, Andika hanya bisa membuka mulutnya karena bingung.
"Andika! Apakah kamu sudah gila! Kamu baru saja memperkosa gurunya sendiri!" bentak Cristina.
"Haaaaa...." hanya itu yang keluar dari mulut Andika.
"Bukanya tadi..."
"Diam!" potong Cristina dengan nada tinggi.
"Cepat keluar!" tambah Cristina memerintah.
Andika menghela nafas sebelum berkata, "Baiklah..."
Setelah itu, dirinya kembali mengenakan celana dalam dan luarnya. Sebelum membuka pintu kamar mandi dan segera keluar.
Setelah Andika keluar, Mila kembali menutup pintu kamar mandi. Sebelum berkata, "Astaga... Ya Tuhan... Ampuni aku Tuhan... Aku telah di nodai oleh siswaku sendiri!"
Selesai berkata, tiba-tiba keluar dengan perlahan air matanya.
"Mas Deni.... Maafin aku Mas... Aku benar-benar tidak bisa menjaga kehormatanku dengan baik..." ucap Cristina, penuh penyesalan.
Buku lain oleh Safakr64
Selebihnya