Semenjak janda cantik itu pindah ke sebelah rumah nya, Erika bisa merasakan perubahan sikap suaminya. Awalnya Ia mencoba mengenyahkan prasangka buruknya jika suaminya tertarik pada tetangga mereka. Tetapi semakin hari sikap suaminya semakin mencurigakan, membuat Erika pun diam-diam mencari tahu sendiri. Kira-kira apakah firasat Erika benar jika suaminya ada main dengan janda di sebelah rumah nya?
"Wah ada apa nih rame-rame?" tanya Erika pada tetangga nya yang sedang berkumpul di depan sebuah rumah, yang kebetulan nya memang bersebelahan dengan rumah nya.
Para Ibu-Ibu yang melihat nya langsung tersenyum ramah. "Ada tetangga baru yang pindah ke komplek kita, akhirnya rumah itu gak kosong lagi, ada yang nempatin," jawab salah seorang dari mereka.
Erika mengangguk paham dan ikut memperhatikan beberapa pria yang sedang memasukkan barang-barang ke dalam rumah itu. Rumah itu dulu kosong beberapa bulan, baru ada yang mengisi lagi, entah membeli atau hanya sekedar menyewa. Erika tentu senang karena punya tetangga baru.
Melihat seorang wanita cantik keluar dari rumah itu dan menghampiri mereka, para Ibu-Ibu pun dibuat kagum sejenak namun menutupi rasa iri mereka di dalam hati. "Selamat siang Bu, kenalkan nama saya Ranti, saya pemilik baru rumah ini. Salam kenal ya semuanya," sapa nya dengan ramah, membuat kecantikannya semakin terpancar.
"Oh iya salam kenal juga dek Ranti, wah ternyata kita punya tetangga baru yang cantik yah. Jadi dek Ranti ini pindah ke rumah dengan siapa, dengan keluarga atau dengan suami mungkin?"
Ranti terlihat terkekeh kecil lalu menggeleng. "Saya tinggal sendiri, kebetulan sebulan lalu saya baru cerai, jadi sekarang janda," jawab nya menjelaskan.
Para Ibu-Ibu pun mengangguk, mereka lalu satu persatu saling memperkenalkan diri. Dari kesan pertama Ranti, janda itu terlihat ramah dan murah senyum. Di dalam hati ada sedikit rasa khawatir memikirkan suami mereka masing-masing, takut kepincut dengan janda cantik itu.
Terakhir Erika lah yang mengenalkan diri, mereka pun bersalaman. "Kebetulan rumah kita sebelahan, nanti kalau misal kamu butuh apa-apa jangan sungkan minta tolong ya," ucap nya berbaik hati.
"Wah jadi rumah di sebelah yang banyak bunga itu punya mbak Erika ya? Senang banget bakal punya tetangga baik kaya mbak," kata Ranti terlihat bersemangat, membuat Erika pun ikut senang karena sepertinya mereka bisa menjadi teman baik.
Sayangnya Erika tidak bisa berlama-lama di sana, di rumahnya ada yang menunggu. Saat masuk ke rumahnya, telinga nya langsung mendengar suara tangisan bayi dari arah kamar. Dengan langkah cepat Ia pun segera ke sana mengecek. Di dalam terlihat suaminya yang sedang menggendong bayinya.
"Huft dia nangis terus, dikasih susu juga tetep aja nangis. Kenapa ya?" tanya suaminya yang terlihat frustasi, kelelahan karena hampir seharian menjaga bayi nya yang baru berusia satu tahun.
Erika pun terlebih dahulu mengambil alih bayi nya, saat Ia mengusap bagian bokong bayinya langsung bisa menduga sesuatu. "Kamu gak ganti popok dia ya dari pagi? Dia pasti gak nyaman, makanya nangis terus," ujar nya lalu segera membaringkan bayi nya di ranjang untuk menggantikan.
Suaminya yang mendengar itu meringis pelan seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ya aku gak tahu, lagian kamu juga gak ngasih tahu aku harus sering ganti popok dia," kata nya yang terlihat tidak mau di salahkan. Setelah itu, Dimas pun keluar kamar.
Setelah mengganti popok nya, bayinya terlihat lebih tenang dan tidak menangis lagi, membuat Erika pun bernafas lega. Padahal Ia lelah sekali karena baru pulang mengajar, di rumah tetap saja harus mengerjakan hal lain karena suaminya belum bisa diandalkan.
Jika ada yang bertanya apa pekerjaan Dimas? Pria itu dulu kerja di kantor, tapi tiba-tiba ingin mengundurkan diri dengan alasan ingin fokus menjadi penulis novel. Saat itu mereka sempat cekcok karena Erika merasa pekerjaan itu tidak cukup menjanjikan. Benar saja dugaannya, di awal memang berjalan lancar, tapi sekarang gaji Dimas tidak tentu dan sangat mengganggu ekonomi mereka.
"Kamu gak masak Mas?" tanya Erika yang baru selesai mandi, menghampiri meja makan lalu membuka tutup saji yang ternyata isinya kosong tidak ada apapun.
"Gak sempet, lagian kalau masak juga paling cuman bisa ceplok telur. Kamu saja yang masak," sahut Dimas terlihat acuh karena sedang fokus mengetik di laptop nya.
Hembusan nafas berat keluar lewat celah bibir Erika, ingin sekali Ia marah karena suaminya itu tidak pengertian sekali. Ia bekerja dari pagi sampai sore, sedang suaminya selalu di rumah saja tapi tidak mau membantunya mengerjakan sedikit pekerjaan rumah. Tetap saja harus selalu Erika yang mengerjakan.
Tidak mau memulai cekcok karena Ia yang memuntahkan rasa kesal nya, Erika lebih memilih mulai masak dengan bahan makanan tersisa di kulkas. Mungkin besok Ia harus belanja bahan makanan lagi, tapi tentu saja yang membelinya Dimas karena Ia bekerja. Hanya butuh setengah jam saja, makan malam sederhana pun sudah siap.
Makan malam kali ini lebih tenang karena Mona sudah tidur setelah Erika berikan asi. Di sela makan nya, Erika jadi teringat sesuatu. "Oh iya Mas, kamu tahu rumah di sebelah sudah gak kosong lagi? Kita punya tetangga baru," ucap nya memulai obrolan.
"Aku denger sih suara rame gitu dari sebelah, jadi ada yang pindahan ya? Kamu sudah ketemu sama mereka?" tanya Dimas menyahuti.
"Sudah, tapi katanya dia cuman tinggal sendiri, namanya Ranti dan dia janda," jawab Erika lalu kembali melanjutkan makan nya, tidak menyadari perubahan ekspresi suaminya yang kini jadi terdiam memikirkan itu.
Selesai makan malam, Erika pun kembali ke kamar nya untuk belajar mempersiapkan pelajaran yang akan diberikan pada murid nya besok. Ia mengajar di sekolah SMP, menjadi guru bahasa Inggris. Sudah menjadi guru dari dua tahun lalu, sekarang usia nya masih dua puluh enam tahun. Perbedaan nya dengan suaminya hanya dua tahun, Dimas lebih tua dari nya.
Tok tok!
Mendengar ketukan pintu rumah, membuat fokus Erika jadi teralihkan. Ia sempat melirik suaminya yang sedang men scrol tiktok seraya ber selonjoran di ranjang, terlihat tidak berminat membukakan pintu. Erika pun memilih beranjak untuk melihat tamu nya yang datang malam-malam begini.
Saat membuka pintu, dibuat terkejut karena itu adalah tetangga baru nya. "Loh mbak Ranti, saya kira siapa. Ada apa ya malam-malam datang kesini?" tanyanya ramah.
"Maaf ya mbak Erika kalau saya ganggu," ucap Ranti dengan ekspresi wajah dibuat menyesal, tapi Erika segera menggeleng membantah. "Ini saya ada sedikit makanan, anggap saja sebagai tali silaturahmi. Semoga kita jadi tetangga yang rukun," lanjut Ranti seraya memberikan bingkisan makanan.
Erika pun menerima nya dengan senang hati. "Ya ampun, terima kasih ya mbak Ranti. Iya semoga kita selalu rukun sebagai tetangga," ucap nya dengan senyuman manis. Erika semakin kagum saja pada tetangga baru nya itu. Sudah cantik, baik hati lagi.
Obrolan mereka lalu terhenti saat mendengar suara Dimas di belakang tubuh nya. "Mah, siapa tuh?"
Bab 1 Tetangga Baru
19/12/2023
Bab 2 Tidak Malu-malu
19/12/2023
Bab 3 Seseorang di Masa Lalu
19/12/2023
Bab 4 Awal Kecurigaan
19/12/2023
Bab 5 Tidak Akan Melupakanmu
19/12/2023
Bab 6 Membandingkannya
19/12/2023
Bab 7 Tidak Tergoda
19/12/2023
Bab 8 Berduaan di Rumahnya
19/12/2023
Buku lain oleh Eunoia1
Selebihnya