Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Ana, kau harus datang ke pestaku nanti malam!" ucap Rossie Stuart dengan nada yang tidak ingin dibantah di telepon.
Annastacia menghela napas panjang lalu berkata, "Oke, baiklah. Kau menang, aku akan datang ke pestamu. Tapi aku tak punya baju pesta, kau tahu aku tak pernah melibatkan diriku dalam kegiatan ramah tamah sosialita. Tentu tidak mungkin aku memakai sneli putihku ke pestamu?"
"Jangan pernah menjadikan baju sebagai alasan, dasar wanita konyol! Aku akan mengirimkan baju pesta untukmu sore ini, Sayang. Bye," balas Rossie dengan kata-katanya yang melaju cepat seperti mobil tanpa rem.
Annastacia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sahabat kentalnya itu luar biasa menjengkelkan ketika memiliki keinginan, tak dapat ditolak.
Telepon di meja kerjanya berbunyi, Annastacia segera menjawab panggilan itu.
"Halo."
"Halo, Dokter Anna, Anda harus segera datang ke IGD, ada pasien kecelakaan lalu lintas di tengah kota." Perawat ruang IGD yang menghubunginya dengan nada panik.
"Aku segera ke sana." Annastacia segera berlari menuju ruang IGD.
Ruang IGD sudah seperti pasar malam yang ramai pengunjung, banyak pasien berdarah-darah yang terkapar di bed pasien. Entah kecelakaan lalu lintas apa yang terjadi, yang jelas tampaknya tabrakan itu sangat parah dan memakan banyak korban.
"Oke, mana yang masih bisa diselamatkan?" tanya Annastacia dengan praktis, dia tidak mau mengejar nyawa yang sudah di batas hidup dan mati karena percuma.
"Wanita ini tanda vitalnya masih bagus, Dok," ujar perawat jaga ruang IGD seraya menyerahkan berkas data pasien yang dimaksud.
"Oke, aku akan bersiap di ruang OK. Jangan lupa cek persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah pasien ini." Annastacia bergegas ke ruang OK untuk bersiap-siap melakukan operasi.
Dalam 5 menit segalanya sudah siap di ruang OK. "Scalpel, please," ucap Annastacia meminta pisau bedah pada kooperatornya.
Wanita itu mengalami luka sobek tak beraturan non steril di bagian dadanya. Annastacia menyayat bagian tepi luka itu untuk mengecek ada tidaknya kerusakan jaringan di bawah otot.
"Oohh perdarahan arteri, NS please ..., suction ... thanks." Annastacia mencari arteri yang bocor itu berada di mana.
Beruntung tadi dia meminta kantong darah untuk pasien ini, pendarahan hebat terkadang berisiko menyebabkan shock pada pasien operasi pembedahan.
Akhirnya dia berhasil mengikat arteri yang bocor itu dengan benang mikro. Annastacia mencari cedera organ dan jaringan lainnya, sepertinya hanya kontusi saja. Setelah memastikan segalanya aman, Annastacia menjahit kembali otot serta merapikan jaringan kulit yang sobekan lukanya tidak rapi kemudian menjahitnya dengan rapi.
"Selesai. Pindahkan pasien ke ruang observasi. Antar pasien selanjutnya kemari. Aku butuh data kondisi pasien berikutnya segera," ucap Annastacia dengan praktis.
Sepanjang sore itu Annastacia melakukan 3 operasi pembedahan yang menguras tenaganya. Dan dia masih harus pergi ke pesta. Ya Tuhan!
Apa dia harus menyunggingkan senyum di wajahnya yang mengalami paralisa otot karena kelelahan di pesta Rossie nanti malam? Hiks hiks.
Wanita itu pun mengambil kunci mobilnya dan tas kerjanya lalu bergegas ke parkiran eksklusif mobilnya di Rumah Sakit Wyndham International. Annastacia adalah dokter spesialis bedah yang disegani di rumah sakit itu.
Usia Annastacia memang terbilang masih sangat muda untuk pencapaian kerjanya, dia baru berusia 30 tahun ini. Terkadang mengorbankan kegiatan bersosialisasi dan memangkas keinginan berpacaran di usia belia itu sepadan dengan hasil yang didapatkan. Itu menurut pendapat Anastasia.