Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Diki menggerutu mendengar nada notifikasi dari aplikasi tertentu. Ketika dilihat, ia menyesal telah menggerutu. Ternyata seorang gadis entah cina atau Korea mengirimi permintaan pertemanan. Tanpa pikir panjang ia konfirmasi permintaan tersebut baru membuka profilnya.
Diki bangkit dari ranjang, berulang kali melihat profil gadis itu. Kim Castro 86, Los Angeles.
Selanjutnya ia melihat lihat unggahannya. Hanya ada dua. Foto profil dan foto bersama rekan satu kesatuan. Antara percaya dan tidak Diki melihat seragam yang dikenakan adalah seragam tentara berpangkat sersan satu.
Mulanya Diki menduga paling cewek ini cuma tipu tipu seperti cewek cewek lain di medsos yang memajang foto editan. Belum tuntas ia mencurigai Kim, bocah itu kirim pesan.
"Hallo, how are you?" tulis Kim.
"Im fine, and you?."
Gampang mah kalau cuma itu, Diki membatin. Asal jangan panjang panjang aja nulis pesannya, ribet
translate. Mana hapenya sudah Senin Kemis tinggal nunggu saatnya dikubur.
"Where are you from?" tulis Kim.
"Im from Indonesia."
"My mother is also from Indonesia. Chinese father. They died in a car accident when I was 8 years old."
Wah ngajak berantem ni anak, Diki kelabakan sambil menggerutu sendiri translate.
"Sialan, jaringannya pake lelet lagi," Diki mengumpat sendiri.
"Hello, are you still in there?"tulis Kim.
Tunggu Kim, jaringannya lelet nih.Aduh...apa sih artinya yang tadi, gumam Diki.
Saking paniknya karena membuka translate tidak juga terbuka, Diki membalas sekenanya.Bodo amat, kalau perlu kamu yang translate.
"Hallo Kim, i Don't know. What you write."
Kabur aja dah sana, bikin pusing orang aja. Sudah malam begini ganggu orang aja.
Tidak terpikir oleh Diki bahwa perbedaan waktu di Indonesia dan di Los Angeles sekitar 12 jam.Saat itu di Los Angeles jam 12 siang.
Diki terkejut ketika Kim membalas massager dengan bahasa Indonesia. Hati Diki tersentuh haru.
Kim menulis bahwa ibunya orang Indonesia sedang ayahnya orang Cina. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan kereta api ketika Kim berusia 8 tahun.Ia tidak punya kakak maupun adik. Selanjutnya Kim dipelihara oleh negara dan setelah dewasa ia masuk menjadi tentara, kini berpangkat sersan satu.
"Maaf Kim, aku turut berduka. Semoga kamu tabah. Percayalah bahwa kedua orang tuamu sekarang sudah tenang di surga karena menurut keyakinan aku mereka mati syahid." tulis Diki.
"Terimakasih atas doanya. Senang bertemu dengan anda. Semoga kita bisa menjalin pertemanan dengan baik."
"Sama sama. Aku juga senang bertemu dengan kamu."
"Ok, Saya harus kembali bekerja waktu istirahat saya habis. See you latter."
"See you Kim. Godbless you."
Messenger ditutup. Diki termenung diatas ranjang. Belum pernah ia ngobrol lewat messenger sepanjang ini apalagi sama orang yang baru kenal. Sudah cantik,sersan tentara lagi.
Tapi apa betul Kim baru berumur 25 tahun. Kenapa ia mengirim permintaan pertemanan dengan lelaki Indonesia. Mungkin ia suka berteman dengan orang dari berbagai belahan dunia.
Ah, paling cuma tipu tipu. Anak Depok pake foto tentara Amerika untuk modus penipuan atau pemerasan. Ini baru langkah awal perkenalan, nanti lama lama bilang ini itu. Perlu biaya operasi lah, apalah. Lagu lama neng.
Diki makin sangsi ketika Kim nulis mau kembali kerja lagi. Mana ada kerja tengah malam gini. Kalau polisi wajar patroli tengah malam, na kalau tentara, wah modus ini.
Pukul delapan Diki bangun bukannya cuci muka, bikin kopi atau apa gitu. Ponsel dulu yang dipegang.
"Selamat malam Diki, semoga istirahat anda nyenyak."tulis Kim.
Ni anak gimana sih, orang bangun tidur dibilang selamat tidur, batin Diki.
Saat sarapan di warung, Diki cerita dengan anak mahasiswa yang sama sama pelanggan warung tersebut.
"Kalau dia orang Amerika, ya bener ngucapin selamat tidur.Perbedaan waktu disini sama di Amerika sana 12 jam. Kalau disini jam 8 pagi, disana mungkin jam 10 malam," kata anak mahasiswa itu.