Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Sexy Demon

My Sexy Demon

Jessica

5.0
Komentar
397
Penayangan
14
Bab

"Tidurlah dengan ku, aku kaya-raya dan akan kuberikan kamu banyak uang." Jacob Smith Reecard si duda tampan yang depresi akan pernikahan, setiap waktu ia keluar dengan banyak wanita berbeda. Sampai pada akhirnya ia bertemu gadis yang berani menolak ajakan tidurnya. Bagi Jacob, tak ada penolakan dalam kamusnya. Akan ia dapatkan Jessica bagaimanapun caranya. Sedangkan Jessica, gadis dengan keberanian yang mempertahankan harga diri. Bagaimana kisahnya? Mampukah Jacob menaklukkan Jessica dalam balutan jerat pesona?

Bab 1 The Sexy Demon

Jessica masuk ke sebuah club malam, untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di tempat bernama club. Rasa gugup dan canggung menyelimutinya saat semua pria menatapinya dengan tatapan yang dalam, meliriknya dari atas sampai ke bawah.

Baju seksi dan ketat yang dipakai Jessica, membuatnya merasa tak percaya diri-lantaran ini seperti bukan diri sendiri melainkan diri orang lain.

"Lo mau kaya kan, Je??" tanya Olive dan Jessica mengangguk.

"Kita memangnya mau ngapain di sini?" tanya Jessica.

"Ya kerja lah, mau ngapain lagi?" kata Olive sambil tertawa terbahak lantaran Jessica masih belum mengerti mengapa Olive mengajaknya ke club ini.

"Kerja apaan?" tanya Jessica dengan polosnya.

"Coba lo lihat tuh cowok yang lagi minum di sana." Olive menunjuk segerombolan cowok yang sedang menikmati minum.

"Merekalah yang akan memberikan kita uang"

"Memangnya kita kerja apaan sih?"

"Polos banget sih, lo, Je. Masak sih belum paham maksud gue ngajak lo ke sini," jawab Olive mulai menyernyit kesal.

"Kita jual diri!"

"Gila! lo gak ada akal?!" balas Jessica yang kaget berat saat Olive berkata jual diri.

"Ya, lo mau kaya, kan? ya gini kalau mau kaya cepet, simple cuman godain para cowok dan gerogotin duitnya," kata Olive sambil memegang pundak Jessica. Jessica termenung merasa ragu.

"Gak gak gue mau pulang," kata Jessica yang langsung menyerah. Jessica memutar tubuh berniat meninggalkan club.

"Jangan bodoh! kita sudah setengah jalan dan lo mau nyerah gitu aja?"

"Ya mau gimana lagi, gue gak mau melakukan pekerjaan ini."

"Je, lo lihatkan gelang-gelang emas, anting emas yang gue pakai, uang yang gue punya. Itu semua dari pekerjaan ini Je."

"Gue mau pulang, gue gak mau," kata Jessica yang bersikeras ingin pulang tetapi Olive menahan tangannya.

"Gue sudah dandanin lo cantik banget, pasti banyak cowok mau sama lo, Je."

"Gue gak mau jual diri, Liv!"

"Je ini simple, lo cuman nemenin para cowok minum dan lo bisa dapat uang"

"Beneran?" tanya Jessica dengan ragu-ragu.

"Iya, gak lebih kok. Kita cuman nemeinin aja jadi jangan takut."

"Gue pikir tadi nanti sampai ke hal lebih, gue gak mau sampai hamil karna yang ada hidup gue makin susah."

"Gak, lo tenang aja okay?"

Jessica mengangguk mengerti dengan perkataan Olive, saat mendengar itu.

"Ayo kita dekatin rombongan cowok di sana," ajak Olive sambil tersenyum.

"Gue takut...,Liv," kata Jessica.

"Tenang aja ada gue, mereka gak akan sampai melakukan hal lebih. Lagipula kita bakal have fun juga sama pria-pria tampan itu," Kata Olive.

Olive pun menggandeng tangan Jessica dan mengajak Jessica mendekati rombongan para pria tampan itu.

"Hey, boy!" kata Olive sambil mengibaskan rambutnya seakan mencoba menunjukkan pesona-nya.

"Cantik...." salah satu pria langsung nyosor merangkul pinggang Olive lalu berbisik sesuatu yang entah apa itu.

"Je, gue tinggal bentar, ya," kata Olive yang tangannya sudah dirangkul pria tersebut.

"Liv, tapi–" kata Jessica yang terhenti lantaran belum selesai ia menyelesaikan kata-kata, tetapi Olive sudah pergi dengan pria tersebut.

Jessica mati kutu serasa seperti ditelantarkan di tempat yang tak ia ketahui ini. Jessica kesal lantaran Olive meninggalkannya begitu saja tak sesuai janjinya.

Salah satu pria menatap Jessica dari atas sampai bawah, Jessica menatap balik pria itu dengan berjuta rasa canggung dan gugup. Tak butuh waktu lama sang pria mengeluarkan senyuman mematikan bagaikan anak panah yang menancap di hati Jessica. Percayalah senyumannya itu amat manis sehingga siapapun yang melihatnya pasti langsung jatuh hati.

Terutama wajah si pria itu tampan. Ditambah dengan dadanya yang lebar, badannya yang tinggi, rahang yang seksi, pakaian rapi ber-jas. Wanita mana yang tak jatuh hati pada pandangan pertama? pesonanya begitu kuat.

"Apa mau saya temani, tuan?" tanya Jessica dengan gugup.

"Duduk dipangkuan saya," kata pria tersebut sambil menepak nepak pahanya.

Jessica langsung seperti tersengat listrik ketika pria tersebut meminta untuk duduk dipangkuan sang pria, Jessica menatap wajah pria itu lagi.

'Lagi pula hanya menemani dan ini tak akan sampai ke tahap mematikan,' batin Jessica merontak-rontak.

"Come'on," ajak sang pria yang kemudian menarik pelan tangan Jessica.

Jessica mengangguk dan duduk perlahan dipangkuan sang pria. Rasanya sangat mencanggungkan ketika duduk dipangkuan pria yang bahkan tak kita kenal, itulah yang dirasakan Jessica.

Gawat! rasa nya seperti terbakar. Tubuh Jessica memanas, ia mulai keringat dingin. "Kamu sangat cantik sayang," kata sang pria yang mencium pundak Jessica.

Saat itu juga Jessica langsung berdiri. Wajah Jessica pucat pasi, sang pria tertawa melihat reaksi Jessica yang langsung berdiri.

"Perkenalkan namaku Jacob Smith Reechard," kata sang pria yang memperkenalkan diri sambil menjabah tangannya, tetapi Jessica hanya diam mematung tak berani membalas sang pria.

"Okay no problem, girl," tawa Jacob.

"Apakah kamu anak baru di sini?" tanya Jacob yang hanya dibalas kesunyian.

"Tak perlu kamu katakan karna aku sudah bisa menebak jawabannya."

"Perkenalkan saja siapa namamu agar lebih nyaman," kata Jacob yang lagi-lagi mengeluarkan senyum manis penuh pesona.

"Jessica, panggil saja Jeje."

"Nama yang cantik, secantik orangnya," rayu Jacob pada Jessica. Jessica hanya membalas dengan senyuman canggung.

"Bisakah kita berbicara di tempat yang sepi?" tanya Jacob yang membuat Jessica makin gugup.

"k-kenapa di tempat yang sepi?" tanya Jessica.

"Di sini terlalu bising dan aku tak suka suasananya"

"Bagaimana, nona? bisakah?" tanya Jacob.

"Kita hanya akan bicara, kan?" tanya Jessica dengan gugup.

"Um...okay," kata Jacob yang tersenyun lagi.

Akhirnya Jessica dan Jacob pun pindah ke tempat yang lebih sepi dan sunyi sesuai permintaan Jacob. Jessica merasa ragu apakah keputusannya ini, benar atau salah dengan mengiyakan ajakan Jacob yang beralasan agar lebih nyaman bicara.

"Okay Jessica, namamu Jessica, kan?" tanya Jacob dan Jessica hanya membalasnya dengan anggukan.

"Perkenalkan dirimu padaku," kata Jacob sambil meminum whiskey lagi.

"Jessica...."

"No...bukan namamu tapi dirimu, seperti umur, tempat tinggal, status dan ceritakan hidupmu juga jika perlu."

"Kenapa tuan sangat penasaran dengan kehidupan saya?"

"Ahh maaf nona, jika aku lancang."

"um...."

"Tapi bisakah kamu memberitahuku setidaknya umurmu?"

"Umurku 17 tahun," jawab Jessica dengan ragu-ragu.

"Woahhhh, u are baby!!" celetuk Jacob sambil terkekeh dan Jessica menjadi makin canggung dengan keadaan.

"Kamu masih sekolah?" tanya Jacob yang langsung dibalas dengan gelengan kepala.

"Aku berhenti sekolah lantaran tak dapat bayar uang sekolah, aku bukan orang kaya. Aku tak punya keluarga, aku sudah yatim, aku tak punya siapapun."

"Ahhh, kita sama."

"Tuan juga tak punya siapa-siapa?"

"Noo...bukan seperti itu," jawab Jacob sambil tertawa.

"Jadi?" tanya Jessica dengan perasaan penasaran.

"Aku memutuskan hubungan dengan orangtua-ku dan aku baru saja bercerai dengan istriku."

"um...okay"

"Kenapa tuan memutuskan hubungan dengan orangtua, tuan?"

"Kenapa kamu jadi sangat penasaran, nona?" tanya Jacob yang mengangkat pelan dagu Jessica.

Jantung Jessica menjadi berdebar-debar tak karuan sekarang. Jessica dan Jacob pun saling tatap-menatap.

"J-jika tuan tak mau cerita maka tak masalah, maaf lancang," tutur Jessica yang kemudian Jacob melepaskan dagunya.

"Apa kamu memiliki seorang kekasih?"

"Tidak, tuan."

"Aku menyukaimu, nona," papar Jacob yang langsung membuat jantung Jessica seakan berhenti berdetak sejenak. Mata Jessica terbelalak kaget, mendengar pernyataan pria asing yang baru saja ia jumpai ini. Bagaimana bisa seorang pria bisa menyukai seorang wanita dalam hitungan detik begitu saja?

"Maukah kamu tidur denganku?" lanjut Jacob sambil meneguk whiskey lagi.

Pertanyaan Jacob membuat Jessica merasa sesak nafas. Jessica bahkan belum pernah berkencan dengan seorang pria, tetapi sekarang malah ada pria yang mengajaknya tidur. Tentu pertanyaan ini sangat mematikan dan membuat Jessica syok.

"Tidurlah denganku, aku kaya-raya dan akan kuberikan kamu banyak uang."

"Maukah kamu?" tanya Jacob sekali lagi.

Jessica hanya terdiam bingung harus menjawab apa, tak pernah terbayang olehnya akan ditiduri seorang pria. Jessica bahkan tak pernah mau merasakan itu, karna ia masih perawan yang tentu nya ini mimpi buruk baginya.

"Apa kamu tak percaya aku kaya??"

Jacob pun mengeluarkan dompetnya yang tebal, lalu menaruh semua uang beserta kartu Atm-nya di atas meja.

"Apakah kamu mau sekarang?" tanya Jacob tetapi Jessica tak menjawab apapun. Jessica ingin menolak tapi mulutnya kaku ketika melihat uang yang ada di meja.

"Lihat lah ini, jika kurang...," kata Jacob yang melepas jam mahalnya. Jessica kaget saat melihat merek jam itu lantaran itu bukan jam sembarangan, itu jam mahal yang harganya ratusan juta. Jacob benar-benar menunjukkan betapa kaya dan berkuasanya dia.

"Masih tak mau??"

"Baru pertama kali ini seorang gadis lambat menjawab ajakanku," gumam Jacob yang menyeringai kesal.

"Lihat lah ini sekarang!" kata Jacob yang menunjukkan cincin emas yang ada di jarinya.

"Dan ini jika kurang." Jacob mulai membuka kancing kemeja yang menunjukkan kalung emas tersembunyi di dadanya.

"Nona, aku sangat menginginkanmu." Jacob mulai prustasi lantaran Jessica tak memberikan jawaban apapun.

Jessica sadar dirinya butuh uang dan dia sangat menyukai uang, tetapi disatu sisi lagi dia takut dengan ajakan tidur ini karna tak terbayang rasa yang muncul.

Jacob pun langsung membuka kemejanya, lalu melempar kemeja ke sembarang arah. Jessica yang melihat itu langsung panik bukan main.

"T-Tuan, mau ngapain?" tanya Jessica yang gelagapan.

"Lihat lah ini, nona," kata Jacob yang mengeluarkan semua otot-ototnya. Jacob ingin menunjukkan betapa sixpacknya dia.

"Tidak!!" teriak Jessica yang ketakutan.

Reaksi Jessica benar-benar di luar dugaan Jacob. Bukannya tergiur melihat betapa sempurnanya Jacob, tetapi yang ada Jessica malah menolak keras dengan ekspresi ketakutan-tak dapat membayangkan batapa remuk tubuhnya nanti, jika ia melakukan itu bersama Jacob.

Wajah Jacob tak dapat dijelaskan lagi antara; kaget, kesal, geram, kecewa dan aneh-dengan gadis yang ada di hadapannya ini. lantaran tak ada sedikit pun menunjukkan rasa ketertarikkannya pada Jacob.

Untuk pertama kalinya Jacob merasa gagal mendapatkan apa yang ia mau. Jessica langsung lari begitu saja meninggalkannya, bahkan tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulut.

"Sial!!" Jacob mengepal tangannya dengan geram.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku