Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sugar Daddy, I Miss You

Sugar Daddy, I Miss You

Tetesan Embun.

5.0
Komentar
948
Penayangan
5
Bab

"Maaf Om, kita harus mengakhiri hubungan ini," ucap Vania dengan berurai air mata. Bagaimanapun Vania tak mungkin melanjutkan pernikahannya dengan Alex, ia tak ingin melukai hati dan perasaan wanita yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. "Tapi Vania, Santi itu adalah masa laluku," protes Alex yang tak terima dengan keputusan Vania.

Bab 1 Pertemuan pertama.

Aw...." Teriak seorang wanita cantik yang terkejut mendengar suara klakson mobil saat akan menyebrang jalan.

Mobil mewah berwarna hitam itu, sempat berhenti sebentar, kemudian kembali melaju membelah jalan ibu kota.

"Ya Tuhan, syukur saya tidak tertabrak," ucap wanita mudah itu kepada dirinya sendiri sambil mengelus dada.

...................................

Siapakah wanita cantik dan muda itu ? Dia adalah Vania Wahyuningsih yang baru berusia 18 tahun dengan memiliki tubuh yang subur, bisa dikatakan tubuhnya tidak sesuai dengan umurnya. Vania anak yang cantik memiliki rambut hitam yang panjang, kulit yang putih, hidung yang mancung, dan memiliki lesung pipi. Vania adalah murid yang sangat cerdas, pintar dan berprestasi sehingga dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas ternama di ibu kota Jakarta. Namun sayang saat pertama kali menginjak kota Jakarta, jantungnya sudah hampir copot karena akan tertabrak sebuah mobil mewah berwarna hitam.

Vania sudah dua jam berkeliling kota Jakarta untuk mencari alamat yang diberikan kepala sekolah namun belum juga dia temukan. Vania sudah banyak bertanya kepada orang-orang yang dia jumpai, tetapi tidak ada yang tahu di mana alamat itu. Dia duduk di atas bangku yang ada di sebuah taman, kakinya yang sudah terasa capai membuat dia harus beristirahat sejenak, terik matahari membuat tenggorokannya kering, dan kulit putihnya terasa gosong.

Vania meraih sebuah foto dari tas ranselnya, dengan melihat foto itu semangatnya bisa pulih kembali. Dia tersenyum sambil mengelus Foto yang ada di tangannya saat ini. "Ibu aku akan berjuang demi kamu dan Dita" ucap Vania. Dita adalah adik kandung Vania yang saat ini baru berusia 10 tahun, tetapi anak itu bisa dikatakan kurang beruntung karena diusianya yang masih anak-anak, dia sudah menderita bocor jantung. Hal itu yang membuat Vania bersemangat untuk melanjutkan kuliah di ibu kota sambil bekerja agar bisa membantu biaya pengobatan adiknya.

Jantung Vania tiba-tiba berdegup kencang saat seorang pria melangkah ke arahnya. "Hay... Apa aku bisa duduk di sini ?" Tanya pria itu. Vania hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kamu baru datang ke Jakarta ya?" Pria itu kembali bertanya.

"I...iya..kak," sahut Vania dengan gugup.

"Santai saja. Kamu tidak perlu takut, aku bukan orang jahat. Oh iya, kenalkan namaku Rico." Pria itu menyodorkan tangannya kepada Vania dan disambut oleh Vania.

"Saya Vania," ucapnya.

"Oh iya, kamu baru datang dari mana?" Rico kembali bertanya. Ia tahu kalau Vania sedang mencari alamat, sebab dia melihat sebuah kertas di tangan Vania.

"Saya dari desa gunung raya kak," jawab Vania dengan ragu-ragu.

"Kamu pasti sedang mencari alamat ? Coba aku lihat alamat yang kamu cari." Rico meraih kertas dari tangan Vania.

"Ow...ini tidak jauh dari tempat saya. Kalau kamu mau, aku bisa mengantar kamu." Rico menawarkan bantuan kepada Vania.

Sebab kost yang dicari Vania tidak jauh dari rumahnya. Tetapi Vania sempat menolak bantuan Rico, karena ia sama sekali tidak kenal dengan pria yang menawarkan bantuan kepadanya saat ini. Apalagi sebelum dia berangkat, ibunya sudah berpesan agar tidak sembarang menerima ajakan dan bantuan dari orang yang tidak dikenal.

Tetapi karena wajah Rico terlihat baik dan tulus, akhirnya Vania menerima bantuan Rico untuk mengantarnya ke alamat yang dia cari. Di sepanjang perjalanan Vania hanya diam tidak berani membuka mulut, jantungnya berdegup kencang dia takut kalau Rico akan menjual atau mencelakainya. Karena di zaman sekarang sungguh banyak kejadian-kejadian yang tidak terduga dan di luar akal sehat manusia.

"Apa kamu datang ke Jakarta hanya seorang diri ?" Rico kembali bertanya untuk memecah keheningan diantara mereka.

"I..iya kak," sahut Vania dengan singkat. Mobil itu kembali hening hingga mereka tiba di depan sebuah bangunan berlantai dua.

"Apa ini alamat yang saya cari ?" Vania akhirnya membuka mulut.

"Iya. Ini dia alamat yang ada di dalam kertas itu" Rico melangkah mendekati pos penjaga. Karena yang setahu Rico kost ini khusus untuk anak yang berprestasi dan mendapatkan beasiswa, itu artinya Vania pasti sudah terdaftar di sini dan sudah ada pemberitahuan dari pihak sekolah.

"Maaf pak. Kamar nomor berapa untuk anak baru yang bernama Vania ?" Tanya Rico. Vania mengerutkan keningnya, dia bingung kenapa Rico sudah bisa memastikan kalau ini tempat yang Vania cari dan kenapa pria itu tahu kalau dia sudah terdaftar di kost ini.

"Iya Den, sebentar saya cek dulu," sahut penjaga kost.

Setelah penjaga kost memberitahu nomor kamar Vania dan memberikan kuncinya ! Vania melangkah menuju kamar nomor 13 dan diikuti Rico.

"Vania." Panggil Rico

"Iya kak," sahut Vania lalu menghentikan langkahnya untuk menunggu Rico yang sedang melangkah ke arahnya.

"Aku antar kamu sampai di sini saja ya ? Kamu sudah tahu kamarnya kan ?"

"Sudah kak. Terima kasih ya kak sudah membantu Vania," ucap Vania dengan hormat dan sopan.

Dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan pria sebaik Rico. Dia berpikir kalau orang kota itu sifatnya sombong dan tidak peduli dengan orang desa seperti dirinya, ternyata dia salah.

"Sama-sama. Aku pergi dulu ya ?" Rico berpamitan, tadinya dia berniat untuk meminta nomor ponsel Vania, tetapi saat menatap mata indah Vania dia tiba-tiba lupa dengan tujuannya.

..................

Matahari telah menyembunyikan sinarnya, kini digantikan dengan cahaya bulan. Vania sedang duduk sendiri sambil termenung di teras kostnya, yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah ibu dan adiknya yang tinggal di desa. Sedang apa mereka, bagaimana mereka, apakah mereka sudah makan ?

"Hay... Kamu anak baru ya." Suara lembut seorang wanita telah menyapa Vania dan membuatnya tersadar dari khayalan.

"UM...i..iya," sahut Vania dengan gugup karena kaget.

"Perkenalkan nama saya Siska."

"Saya Vania," sahut Vania sambil menjabat telapak tangan Siska.

Mereka saling berkenalan, bercerita, bercanda tawa, kebetulan Vania akan satu kampus dengan Siska. Kedua wanita cantik itu tiba-tiba saja dekat seperti sudah lama kenal.

Vania yang tadinya sedang tertawa tiba-tiba menutup mulut, matanya tidak sengaja melihat mobil mewah berwarna hitam masuk dari gerbang kost. *Itu kan mobil yang mau menabrak saya tadi pagi. Kenapa ada di sini?* Tanya dalam hati Vania. Dia tadi sempat melihat nomor plat kendaraan yang ingin menabraknya.

"Woi...apa yang kamu lihat ?" Tanya Siska.

"Sis. Kamu kan sudah lama tinggal di sini ! Kamu kenal dong sama pemilik mobil itu ?" Vania mengarahkan telunjuknya ke arah mobil mewah yang sudah terparkir rapi.

"Oh...itu, yang punya mobil itu namanya om Alex, dia pria yang baik dan tampan serta kaya raya," sahut Siska dengan penuh semangat.

"Hm...apa dia kost di sini juga?" Vania tiba-tiba saja ingin tahu tentang sang pemilik mobil.

"Bukan...om Alex tidak tinggal di sini, dia satu kali seminggu pasti datang kemari untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yang berprestasi seperti kita."

"Oh..." Sahut singkat Vania. Ia benar-benar tidak menyangka kalau orang yang sempat ingin menabraknya ternyata baik dan dermawan.

"Tau enggak, om Alex itu seperti apa ?" Tanya Siska, "Dia itu bukan hanya baik dan dermawan, tapi om Alex itu pria idaman para wanita. Dia ganteng, tubuhnya perfek banget, kalau di jadikan istri ke 7 pun aku pasti mau," lanjut Siska dengan semangat 45.

"Ya ampun, masa istri ke 7 kamu mau ? Setampan apa sih om Alex itu." Vania semakin penasaran ingin melihat wajah yang disebut om Alex itu.

"Nanti aku kenalin sama kamu, om Alex sekarang pasti lagi menemui ibu kost setelah itu dia pasti duduk ke ruang tamu untuk berbincang-bincang dengan anak kost yang ada di sini."

"Ya sudah, aku ke kamar dulu ya ? Nanti kalau om Alex suda ada di ruang tamu, kamu panggil aku." Pesan Vania kepada Susan sebelum ia masuk ke dalam kamarnya. Entah mengapa Vania tiba-tiba saja penasaran ingin melihat wajah Alex, padahal selama ini dia tidak pernah tertarik untuk melihat laki-laki.

Semua para anak kost sudah berkumpul di ruang tamu dan mengelilingi seorang pria tampan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Masing-masing sudah mendap amplop dari Alex sebagai jatah mingguan dari pria tampan itu.

"Oh iya om, kita ada anak baru loh ?" ucap Siska di sela-sela perbincangan mereka.

"Oh ya ? Yang mana anak barunya ?" Tanya Alex sambil memandangi satu persatu wajah yang ada di hadapannya.

"Dia ada di kamarnya om. Sebentar biar aku panggil." Siska bangkit dari sofa dan melangkah ke arah pintu kamar Vania.

"Vani....Vania..." Panggil Susan sambil mengetuk pintu.

"Iya, sebentar." Suara lembut Vania dari dalam kamar.

"Apa Sis?" Tanya Vania setelah membuka sedikit pintu kamarnya dan melihat Siska berdiri di depan pintu.

"Itu....om seksi sudah nungguin kamu." Siska menunjuk ke arah teman-temannya yang berkumpul di ruang tamu.

"Aku malu, di sana ramai sekali." Tolak Vania. Dia memang tidak biasa bertemu dengan orang ramai, Vania adalah anak yang pemalu dan tidak suka bergaul seperti anak seusianya.

"Ayo.... enggak apa-apa, kan ada aku ? Nanti kamu bisa sekalian berkenalan dengan teman-teman yang tinggal di kost ini." Bujuk Susan sambil menarik pergelangan tangan Vania keluar dari kamar.

Jantung Vania berdegup kencang, telapak tangannya yang kering tiba-tiba menjadi basah dan dingin, tubuhnya sedikit bergetar saat mereka sudah dekat dengan ruang tamu.

"Ini dia anak barunya om," ucap Siska. Saat ini mereka sudah berdiri di depan Alex.

Mata Alex membulat saat melihat tubuh aduhai Vania, dia sulit untuk menelan salivanya karena gugup. Selama 5 tahun ini Alex tidak pernah tertarik melihat wanita lain, dia masih setia dengan almarhum istrinya. Tetapi kali ini jantungnya berdegup kencang melihat kulit putih mulus Vania, dia memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala Vania. Celana pendek setengah paha berwarna merah dengan kaus oblong putih yang di kenakan Vania saat ini, sangat menarik perhatian Alex, yang paling membuat dia gagal fokus adalah....

*

*

*

*

*

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku