Aku bercerita tentang kisah ku, kisah yang sangat mengesankan bagiku, aku bukan lah ibu yang baik buat kedua anakku entah kenapa dan apa alasan mereka membenci ku, aku selalu minta maaf kepada anakku, semenjak kehadiran Kanaya anak yang kini aku angkat jadi anak ku membuat mereka membenciku, apakah aku selah mengangkat Naya jadi anakku. "Ibu udah dong gak usah lebay," ucap Kayla anak sulung ku. "Apa salah ibu nak? Kenapa kamu menyiksa ibu, ibu juga lapar," ucapku sambil memegangi perutku. "Aku gak mau yah tangan kotor mu mendekatiku," ucap nya lantang salah apa aku mendidik anakku, semenjak kematian suamiku semua anakku berubah mungkin karena salah ibu yang tidak bisa memberikan mereka kemewahan lagi. Haru apa aku bertahan hidup? Setiap hari aku menjual tempe mendoan dan beberapa gorengan untuk bertahan hidup demi menghidupi kemauan kedua anakku, aku hanya di bantu oleh Naya anak angkat ku beruntung aku memili anak yang pengertian seperti dia. Begini lah kisah ku.
Aku bercerita tentang kisah ku, kisah yang sangat menyakitkan bagiku, aku bukan lah ibu yang baik buat kedua anakku entah kenapa dan apa alasan mereka membenci ku, aku selalu minta maaf kepada anakku, semenjak kehadiran Kanaya anak yang kini aku angkat jadi anak ku membuat mereka membenciku, apakah aku salah mengangkat Naya jadi anakku.
"Ibu udah dong gak usah lebay," ucap Kayla anak sulung ku.
"Apa salah ibu nak? Kenapa kamu menyiksa ibu, ibu juga lapar," ucapku sambil memegangi perutku.
"Aku gak mau yah tangan kotor mu mendekatiku," ucap nya lantang salah apa aku mendidik anakku, semenjak kematian suamiku semua anakku berubah mungkin karena salah ibu yang tidak bisa memberikan mereka kemewahan lagi. Harus apa aku bertahan hidup? Setiap hari aku menjual tempe mendoan dan beberapa gorengan untuk bertahan hidup demi menghidupi kemauan kedua anakku, aku hanya di bantu oleh Naya anak angkat ku beruntung aku memiliki anak yang pengertian seperti dia. Begini lah kisah ku.
Aku termenung sambil memegangi dada ku yang sakit, aku menerawang ke langit dengan rasa pilu yang tak tertahan olehku.
"Ibu kenapa, apa ibu sakit?" Ucap anak ku yang sangat pengertian itu.
"Aku baik-baik saja sayang, gak usah mencemaskan ibu mu ini."
"Bu maafkan Naya yang tidak pernah membahagiakan ibu, biarkan Naya pergi saja Bu biar kak Kay sama kak nay tidak membenci ibu," lirihnya.
"Kamu ngomong apa nduk, biarlah ibu di benci anak-anak ibu karena ibu bukan ibu yang terbaik buat mereka.
"Ibu... Ibu.... Lama banget sih, Kay mau uang jajan Bu mana," ucap Kayla yang tidak tau malu.
"Uang ibu gak ada lagi nak, maafkan ibu untuk hari ini kamu gak usah jajan yah nak," ucap Bu Laila.
"Apa? Maksud ibu aku gak di kasih uang jajan gitu hah! Aku gak mau tau pokoknya mana uang aku mau ke mall sama teman-teman ku," ucap Kayla lantang.
"Lama banget, pelit amat sih jadi ibu ini kan ada," ucap Kayla dengan merampas semua uang yang ada di tanya Bu Laila.
"Sama ku mana Bu," ucap Nayla yang menghampiri ibunya setelah kepergian Kayla.
"Maaf nai ibu gak punya uang lagi, uang itu aja buat beli beras dan makan kita, kalo tidak? makan apa kita nanti," ucap Bu Laila.
"Ibu mah pelit banget sama nay tapi sama kak Kay di kasih, kesal nai sama ibu," ucap Naila pada akhirnya ia merampas uang milik adik angkatnya itu.
"Jangan sedih yah Bu, in Syaa Allah nanti ada rezeki kita beli makan aja, pasti ibu kelaparan kan dari semalam gak makan"," ucap Naya.
"Gak papa nak biar ibu yang kelaparan mbak" mu tidak kelaparan ibu sudah bahagia sayang," ucap Bu Laila.
Tak tahan melihat ibu angkatnya yang menderita Kayla berusaha menahan sakit di dada melihat perlakuan kakak angkat nya itu, salah apa ibu sehingga kak nay sama kak Kay jahat sama ibu, atau karena kehadiran Naya di rumah ini.
"Ibu siap-siap kita ke ladang aja Bu," ucap Naya.
"Apa kamu berhenti kuliah nduk," ucap Bu Laila.
"Iyah Bu, gak papa Naya berhenti kuliah, biarkan kak Kay sama kak nay yang kuliah sebentar lagi kak Kay wisuda baru nyusul kak nay, aku gak papa Bu lagian biaya wisuda nanti bakalan mahal Bu, biar nay bantu ibu jualan aja," ucap Naya.
"Terima kasih yah nak, ibu bangga punya anak yang mengerti keadaan ibu."
"Sama-sama Bu," balas Naya.
Naya dan ibunya yang tak lain adalah Bu dari sedang mempersiapkan diri untuk pergi ke kebun yang memang jauh dari rumahnya.
"Nay cepetan sayang nanti ke buru hujan," ucap Bu sari pada anaknya itu.
"Iyah Bu," ucap Kanaya.
"Mari Bu," ucap Kanaya berjalan melewati rumah-rumah tetangga.
Tak membuat waktu lama mereka sudah sampai di sawah dimana keduanya membanting tulang untuk menafkahi kakak" nya yang serakah itu. Terbit matahari Naya dan ibunya masih mencabuti rumput biar padi-padi yang di tanam tidak makan oleh tikus dan sejenis ular yang bisa membuat tanaman rusak dan bakalan gagal panen. Tak jauh dari sawah terdapat beberapa kebun yang bisa di petik ada beberapa sayur-sayuran, bahan rempah-rempah seperti tomat, cabe, bawang dan berbagai bumbu dapur lainnya, dan di sebelah lagunya ada ubi singkong, dan ubi jalar. Dari situlah penghasilan Bu sari untuk membiayai anaknya.
Di samping itu tampak Kayla Dengan teman-teman nya yang tidak masuk kuliah tidak berpikir kah Kayla yang berpura-pura kaya di depan temannya. Kayla merasa malu dengan ibunya yang sekarang mungkin karena sudah terbiasa dengan hidup mewah.
"Udah yok kita pulang aja," ucap Yati teman Kayla.
"Eh tunggu dulu Kay, emang kamu cuman belanja segitu biasanya kamu suka belanja banyak" ya kan, apa orang tua mu bangkrut hahaha," ucap dini kepada Kayla yang membuat empunya merasa kesal.
"Tidak Din aku cuman gak mood aja belanja. Yok kita pulang," ucap Kayla pada akhirnya.
"Sial banget hidupku kalo saja papah masih hidup aku pasti bahagia gak seperti ini di hina sama teman sendiri. Apa gak ada teman yang bisa menghargai temannya tanpa memandang dia kaya atau bukan," batin Kayla.
Kayla pulang dari kampus dan tak lupa juga menaiki mobil yang mereka punya, mobil peninggalan papahnya yang masih setia menemaninya. Bu sari kewalahan dengan sikap kedua putrinya itu dia kasihan dengan kedua anaknya itu.
"Maafkan ibu yah nak andai saja ibu bisa menolong papah mu waktu itu semua gak akan terjadi," batin Bu sari.
"Ibu," panggil Naya.
"Ada apa nduk, kamu gak capek habis pulang dari sawah, kamu istirahat saja nduk udah sore besok kita bakalan jualan lagi," ucap Bu sari.
"Gak usah Bu Naya gak capek kok aku bantu ibu aja. Kita mau masak apa Bu," ucap naya melihat tidak ada beras dan makanan mentah apapun.
"Ibu juga gak tau nduk, uang ibu udah habis nduk sama mbak mu, maafkan ibu yah nduk pasti kamu lapar yah. Kita masak ubi ini aja, ibu gak tau lagi nduk ibu lelah," ucap Bu Sari.
"Ibu yang kuat yah, kalo ibu gak kuat siapa dong yang nyemangatin Naya," ucap Naya.
"In Syaa Allah nduk," ucap bi sari.
"Bu apa Naya minta kak Kay saja buat jual mobil papah Irfan. Bagaimana kehidupan kita kalo seperti ini terus Bu nanti uangnya kita buka usaha aja Bu, tapi terserah pada ibu saja Naya cuman ngasih saran aja," ucap Kanaya.
"Sudah lah nduk biarkan saja ibu gak mau maksa mereka. Ibu sudah terlanjur sakit hati apalagi kamu tau mbak" mu gak pernah anggap kita ada," ucap Bu sari
Buku lain oleh jingga senja
Selebihnya