/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
"Ketemu kau, gadis nakal!" Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan terdengar suara bass seorang pria paruh baya.
Seorang perempuan berdiri di balkon kamar memandang ke arah luar, mengenakan gaun pengantin putih yang indah. Rias wajahnya terlihat sempurna, namun matanya terlihat kosong.
Perempuan itu tak menoleh, pandangannya masih lurus ke depan, wajahnya berubah tegang. Pria yang datang memanggilnya adalah ayahnya, Dominic Toretto, pemimpin keluarga mafia yang disegani.
Ia menatap putrinya dengan tajam, "Pergilah ke altar! Dan menikahlah dengan Vincenzo De Luca, Elena Toretto," titahnya tegas.
Perempuan itu menelan ludah, merasa ketakutan. Namun ia berusaha menyembunyikan perasaannya.
"Hari ini kau akan menikah, entah hidup atau mati," sambung Dom, dan berlalu pergi meninggalkan putrinya yang terpaku di tempatnya.
Elena Toretto, putri ketiga dari pasangan Dominic Toretto dan Lucia Falcone Toretto, tumbuh dalam keluarga mafia yang penuh intrik dan kekerasan. Kini, ia harus menikah dengan Vincenzo De Luca, seorang pria yang terkenal sebagai pembunuh berdarah dingin, demi perjanjian kekuasaan dan uang. Vincenzo penerus kubu mafia dari keluarga De Luca yang terkenal kuat.
'Aku yakin papa akan marah jika tahu aku berpura-pura menjadi El. Tapi ini satu-satunya cara untuk melindungi adikku,' gumam Alessia dalam batinnya.
Flashback On
Sehari sebelum acara pernikahan digelar, langit sore tampak mendung dan angin berhembus cukup kencang. Elena mendatangi kamar Alessia, sang kakak yang tangguh dan pintar. Diantara semua anak di keluarga Toretto, Elena lah yang paling lemah dan tidak bisa diandalkan, berbeda dengan Alessia yang selalu menjadi kebanggaan keluarga.
Ketukan lembut di pintu kamar Alessia mengakhiri aktifitas sang kakak.
"Masuk," ucap Alessia.
Pintu kamar terbuka perlahan, Elena muncul dengan wajah sembab dan mata yang memerah. Air mata masih mengalir deras di pipinya, mencerminkan rasa takut yang begitu mendalam.
"Al, aku sangat takut. Papa ingin membuangku," kata Elena sambil menangis. Alessia segera mendekap adiknya, merasakan betapa gemetar tubuh gadis itu. Kepanikan dan rasa takut terpancar jelas dari sorot matanya.
Alessia berusaha menenangkan Elena dengan mengusap punggung adiknya lembut, "Tenanglah, Elena. Apa yang membuatmu begitu takut? Kita akan menghadapinya bersama." Alessia mencoba menenangkan Elena, berbicara dengan nada lembut namun tegas.
Elena mengisakkan tangisnya, berusaha menjelaskan apa yang telah terjadi. "Papa bilang, jika aku tidak bisa membantu bisnis keluarga, aku tidak ada gunanya untuk keluarga ini. Dia akan membuangku, Al."
Alessia merasakan amarah membuncah dalam dirinya. Namun, dia tahu bahwa sekarang bukan waktunya untuk marah. Alessia harus menjadi pilar kekuatan bagi adiknya yang lemah ini.
"Aku tahu aku anak yang tidak berguna, aku cacat dan sakit-sakitan. Karena itu Papa mengirimku untuk mati."
Alessia merasa hatinya teriris mendengar pengakuan adiknya. Dengan lembut, ia memeluk Elena dan mengusap kembali punggungnya untuk menenangkan adik yang rapuh itu. "Tidak, El. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi padamu. Aku berjanji," ujar Alessia dengan penuh tekad.
Elena menatap wajah sang kakak, mencari kepastian dalam sorot mata Alessia. "Bagaimana? Bagaimana caranya, Al? Itu tidak mungkin bisa."
Gadis berusia dua puluh dua tahun, melorotkan tubuhnya duduk di lantai kamar dengan kedua tangannya yang gemetar di pangkuannya. Air mata tak henti-hentinya mengalir membasahi pipinya yang pucat pasi. Di hadapannya, Alessia, kakaknya, terdiam menatapnya dengan mata yang juga berkaca-kaca.
"Salah satu dari kita harus menikah dengan Vincenzo De Luca," ucap Elena dengan suara yang serak. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan isaknya. "Dan Papa sudah mengambil keputusan, aku yang akan mereka kirim ke si pembunuh berdarah dingin itu."
Elena menutup wajahnya dengan kedua tangan, terisak pilu. "Kamu tahu kan, setiap wanita yang bersamanya selalu berakhir tidak selamat," katanya lirih, suaranya tercekat oleh tangisannya yang semakin menjadi.
Alessia mendekat dan mengusap lembut kepala sang adik, mencoba memberikan kekuatan. Lalu menatap wajah adiknya yang terdapat bekas luka, hatinya terasa pilu dan penuh penyesalan.
"Sebelumnya kamu sudah melindungiku," ucap Alessia lembut sambil mengusap bekas luka di kening adiknya, "sekarang giliranku untuk melindungimu."
Alessia memeluk erat adiknya sejenak, lalu melepaskannya perlahan. "Aku akan menikah dengan Vincenzo De Luca untuk menggantikanmu," gumamnya lirih, berjanji pada adiknya dan juga pada dirinya sendiri.
Flashback Off
Hari itu pun akhirnya tiba, hari dimana Alessia akan menghadapi takdir hidup barunya. Entah akan dibawa kebahagiaan, atau malah kesengsaraan. Keadaan hidup atau mati.
Sebelum keluar menuju altar, Alessia berdiri di hadapan cermin, memandangi dirinya yang sudah berbalut gaun pengantin putih yang menutupi seluruh tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat, mencoba menguatkan hati.
'El, aku akan lakukan apa pun untuk melindungimu. Meskipun itu menjadi hal terakhir yang kulakukan,' batinnya mantap.
/0/21244/coverorgin.jpg?v=7effe33cd912c7b9abbefb78c6f9da90&imageMogr2/format/webp)
/0/2881/coverorgin.jpg?v=d3bf434afc39214fa0f6865dd28c15fb&imageMogr2/format/webp)
/0/27347/coverorgin.jpg?v=92a16401adb97a1e33d2826b0187dfac&imageMogr2/format/webp)
/0/4691/coverorgin.jpg?v=a07a45e6bf2dfa1466ec91f05a420e8e&imageMogr2/format/webp)
/0/5131/coverorgin.jpg?v=9d07b6151e8ca4bab1e0f189b9753f88&imageMogr2/format/webp)
/0/12527/coverorgin.jpg?v=ca963095e52e158a6d9da68cf2fdd8fa&imageMogr2/format/webp)
/0/19515/coverorgin.jpg?v=441acc167bab6ef44450229ef64f8beb&imageMogr2/format/webp)
/0/28623/coverorgin.jpg?v=07090975edcbd0da6513b8abcabea42a&imageMogr2/format/webp)
/0/12790/coverorgin.jpg?v=88b5588692e190dcd05549a1b03750fe&imageMogr2/format/webp)
/0/23788/coverorgin.jpg?v=49b7e99d293c396a41c9a16456321089&imageMogr2/format/webp)
/0/4797/coverorgin.jpg?v=9ada8bfc009f12823e1fc56e8a759670&imageMogr2/format/webp)
/0/8553/coverorgin.jpg?v=6d785eaa780a19d00967451b2fad3061&imageMogr2/format/webp)
/0/7289/coverorgin.jpg?v=33811c3744019db7b0544db226eff49b&imageMogr2/format/webp)
/0/7628/coverorgin.jpg?v=a2bf591f34fc4cbb6fc1ee28b6eb7611&imageMogr2/format/webp)
/0/18721/coverorgin.jpg?v=8536c807c843e8c50cf7b97560db7ba6&imageMogr2/format/webp)
/0/13481/coverorgin.jpg?v=05af35bf6937c4c2c3759c55661896ae&imageMogr2/format/webp)
/0/17059/coverorgin.jpg?v=5f6e058de49b1d2b018b68b106d57469&imageMogr2/format/webp)