Menikah dengan orang yang paling di cintai adalah impian bagi semua orang. Namun tidak bagi seorang wanita yang bernama Selina Anastasia. Wanita yang baru menginjak usia 23 tahun itu harus menikah dengan orang yang tidak ia cintai karena suatu kesalah pahaman. Dan sialnya lagi orang tersebut merupakan atasannya sendiri, atasan yang menurut Selin sangat kejam dan angkuh.
"Apa yang sudah kalian lakukan!" Pekik seorang wanita paruh baya membuat tidur dua orang berbeda jenis kelamin yang masih terbungkus selimut tebal itu terganggu.
Salah satu dari mereka yang berjenis kelamin laki-laki mulai membuka matanya secara perlahan-lahan. Meski awalnya samar namun beberapa detik kemudian semua yang ada didepannya dapat ia tangkap dengan begitu jelas.
"Kenapa Mama ada disini?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut laki-laki yang tengah mengucek matanya karena terganggu dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela.
"Kumpulkan dulu kesadaranmu! Setelah itu jelaskan siapa wanita yang tengah tertidur di sampingmu!" Sambil berkacak pinggang, wanita paruh baya yang merupakan ibu kandung dari sang pria menunjuk seorang wanita disamping putranya yang masih memejamkan matanya dengan nyaman.
Reflek pandangan pria itu mengikuti arah yang telah ditunjuk oleh sang mama. Betapa terkejutnya dia mendapati seorang wanita tertidur disampingnya dengan penampilan yang sangat kacau.
David namanya, dia sangat yakin jika dibalik selimut tebal yang menutupi, tubuh wanita di sampingnya ini pasti tak melekat sehelai benang pun.
Samar-samar dia mengingat kejadian tadi malam. Saat dirinya tengah mabuk berat dan menyeret seorang wanita secara paksa menuju apartemen pribadinya.
'Apa yang telah aku lakukan!' jerit David begitu frustasi.
Perlahan-pahan dia menolehkan kepalanya ke arah sang mama.
"Semua ini tidak seperti apa yang mama pikirkan."
"Memang apa yang mama pikirkan?" Tanya Santi mendelik ke arah sang putra.
"Ya pokoknya semua ini terjadi di luar kendali David, Ma." Serunya.
"Jelasin semuanya secara rinci David! Mama ingin mendengarnya langsung dari mulut kamu!" Desak Santi membuat David tidak berkutik.
Mau tak mau David pun menceritakan semua yang telah terjadi kepadanya kemarin malam, lengkap dan tidak ada yang ia sembunyikan dari sang mama.
"Astaga, David! Mama gak percaya kamu bisa melakukan hal serendah itu!" Marah Santi.
"Maaf ma, tapi David beneran gak sengaja. David mabuk ma."
"Mama gak mau tau pokoknya kamu harus tanggung jawab, David. Mama akan urus semua persiapan pernikahannya. Besok kamu dan gadis ini harus melangsungkan pernikahan sebelum berita ini bocor dan menyebar ke publik.
Mama gak mau jika gara-gara kebodohan kamu, masa depan seorang gadis tak bersalah harus terenggut. Apalagi yang paling di takuti adalah bisnis keluarga kita akan terancam jika masalah ini sampai muncul ke permukaan." Santi berkata dengan nada tegas.
Mendengar suara keributan yang begitu nyaring di indera pendengarannya, wanita yang mulanya tertidur kini terusik dan pada akhirnya terpaksa membuka matanya.
"Dimana ini?" Gumam wanita itu dengan suara serak membuat Santi dan juga David menoleh ke arahnya dengan serentak.
Belum sadar dengan keadaannya yang tengah telanjang bulat, wanita yang bernama Selin itu dengan santainya menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya hingga terpampang jelas dua gundukan indah nan menggoda. David bahkan sampai menelan ludahnya karena itu.
"Apa yang kau lakukan! Tutup tubuh mu bodoh!" Sentak David setelah memperoleh kesadarannya kembali. Dengan cepat pria itu menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atas Selin kembali.
Selin menoleh kesamping dan mendapati seorang pria yang tidak ia kenal.
"Aaaaaaa! Siapa kamu dan kenapa kamu ada di kamarku!" Selin berteriak dengan sekuat tenaga.
Sedetik kemudian dia menyingkap selimutnya dan melihat ke arah bawah. Ternyata dia tidak mengenakan sehelai benang pun.
Tiba-tiba air mata jatuh membasahi pipinya, Selin terisak hingga bahunya bergetar. Perasaan bersalah dan marah bercampur menjadi satu. bersalah kepada mendiang ibunya karena dia tidak bisa menepati janjinya menjaga kesuciannya untuk suaminya kelak. Dan marah pada dirinya sendiri yang sudah seperti wanita murahan saat ini.
"Kenapa semua ini terjadi padaku," Isak tangis Selin terus terdengar membuat Santi begitu tidak tega.
"Kenapa kamu melakukan semua ini!" Jerit Selin menatap David murka.
"Maaf, aku tidak sadar saat melakukannya karena dipengaruhi alkohol." Sesal David.
Mendengar perkataan dari pria yang telah merenggut kesuciannya, tiba-tiba bayangan kejadian tadi malam memenuhi memorinya. Saat dia menikmati setiap sentuhan di tubunya dan merasakan rasa panas mengalir berpusat pada inti tubuhnya.
Saat itu juga Selin tersadar jika dia juga tengah mabuk kemarin. Itu artinya semua yang terjadi bukanlah merupakan kesengajaan melainkan ketidak sengajaan.
Air mata kembali tumpah dari kedua pelupuk mata Selin, Selin adalah wanita yang selalu berhati-hati selama ini namun entah kenapa kemarin malam dia begitu ceroboh hingga melakukan kesalahan sebesar ini.
Perlahan Santi mendekati Selin dengan langkah yang ringan. Dia duduk di samping Selin, dan memegang bahu Selin yang masih terguncang karena Isak tangisnya.
"Anda siapa?" Tanya Selin mendongakkan kepalanya, dia baru tersadar ternyata bukan hanya mereka berdua saja yang ada di dalam kamar ini melainkan masih ada orang lain lagi.
"Aku adalah Santi, ibu kandung dari pria yang ada di sampingmu sayang. Kamu jangan takut sama Tante. Tante berjanji, anak Tante akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesalahan yang telah dia perbuat ke kamu." Santi berusaha menenangkan Selin.
Beberapa menit kemudian tidak terdengar lagi tangisan Selin, wanita muda itu sudah terlihat lebih tenang dari sebelumya.
"Kamu sudah merasa baikan, sayang?" Tanya Santi.
"Sudah Tante." Cicit Selin.
"Baguslah. Kalau begitu kamu bersihkan diri terlebih dahulu. Setelah itu kamu akan ikut tente ke rumah yang nantinya akan menjadi tempat tinggal kamu untuk selama-lamanya."
"Maksut Tante apa?" Tanya Selin yang tidak paham dengan ucapan Santi.
"Sudahlah nanti kamu juga akan paham."
Santi melirik putranya yang sedari tadi hanya terdiam tanpa mau mengucapkan sepatah kata pun.
"Kamu juga harus membersihkan diri David!" Sentak Santi membuat David menghembuskan nafasnya dengan lelah.
Setengah jam kemudian Selin dan juga David telah menyelesaikan ritual mandinya. Mereka berdua sudah telihat lebih segar dari sebelumya, meski begitu kantung hitam di bawah mata Selin masih terlihat. Sepertinya wanita muda itu kembali menangis saat membersihkan diri tadi.
Santi segera menggandeng tangan Selin untuk keluar dari apartemen pribadi milik putranya menuju lantai dasar dimana mobilnya telah menunggu disana.
David mengikuti langkah kaki sang mama dan juga wanita yang belum ia ketahui namanya. Dia mengekor dibelakang kedua wanita berbeda usia itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Wajahnya yang tampan dengan rahang tegas, bibir tebal yang sangat sexy membuat beberapa gadis yang berpapasan dengannya menjerit tak karuan.
Namun meskipun begitu, raut wajah David tidak menunjukkan rasa senang sedikit pun. Dia malah menatap para gadis tersebut dengan mata elangnya yang setajam pisau. Sifatnya yang dingin dan tak tersentuh telah kembali melekat pada dirinya. Selama 29 tahun dia hidup hanya Selin wanita pertama yang ia sentuh.
Bab 1 Kesalahan Yang Tidak Disengaja
27/06/2023