Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Pesonamu

Terjerat Pesonamu

IVAT NORIN

5.0
Komentar
528
Penayangan
32
Bab

Anita, seorang gadis yang terlahir dari orang kaya raya. Gadis yang baru saja pulang dari pendidikannya di Amerika itu bekerja di perusahaan sang ayah. Hingga suatu hari ia yag bertemu dengan seorang laki-laki yang bernama Aldo. Aldo yang merupakan pengusaha muda yang rupawan dan kaya raya telah jatuh hati pada Anita. Kisah cinta mereka begitu indah. Kedua keluarganya mendukung dan merestui hubungan mereka berdua. Namun kisah cinta mereka berubah menjadi bencana setelah Anita bertemu dengan orang terdekat Aldo, yaitu Alexander. Bagaimana kisah cinta ketiga orang itu??? Apakah Anita akan hidup bahagia??

Bab 1 Seperti Mengenal

Setelah kurang lebih empat tahun lamanya, Anita berhasil menyelesaikan pendidikannya di Harvard University dan menjadi lulusan terbaik. Setelah acara formal di kampus anaknya, Wijaya dan Mila langsung kembali ke Indonesia karena Wijaya memiliki banyak pekerjaan di negara ini. Sementara Anita akan menyusul setelah menyelesaikan semua urusannya di Amerika.

Di sinilah Anita, di bandara internasional Soekarno-Hatta menunggu sang adik yang katanya sebentar lagi akan tiba. Namun, entah sudah berapa lama sejak dia menginjakkan kakinya di Indonesia, wajah Fadly sama sekali tidak terlihat. Lihat saja, Anita akan langsung memukul kepalanya jika sampai pria itu datang.

Anita baru saja kembali ke Indonesia setelah sekian waktu yang cukup lama dan Fadly malah membuatnya menunggu seperti ini. Anita kembali melihat jam yang melingkar di tangannya, memastikan berapa banyak waktunya yang sudah terbuang sia-sia hari ini. Dia menarik napas kasar menahan emosinya yang sudah menggebu-gebu.

Setelah cukup lama tinggal di Amerika, Anita sudah terbiasa dengan hal yang serba cepat. Tidak pernah sekalipun di sana dia dibuat menunggu. Bahkan orang-orang di sana kadang tiba lebih awal dari waktu yang sudah dijanjikan. Kalaupun harus telat, mereka pasti akan memberi kabar dan mengutarakan alasan yang masuk akal. Dan sekarang, tampaknya Anita harus mulai membiasakan diri dengan kebiasaan ngaret yang ada di Indonesia.

Dari kejauhan tampak seorang pria yang sedang melambaikan tangan ke arah Anita dengan senyum tidak bersalah. Dengan wajah datar, Anita menyeret koper miliknya mendekati Fadly.

"Lo telat dua jam, gila!" omel Anita begitu Fadly berada di hadapannya.

"Ya, maaf. Gue tadi ketiduran." Alasannya yang sangat klasik di sini. Anita langsung mengayunkan tangannya memukul belakang kepala adiknya itu.

"Sakit, gila! Cuma dua jam, juga!" seru Fadly tak menyangka kakaknya akan memukul kepalanya sehingga tidak sempat menghindar.

"Gue udah ngabarin dari jauh-jauh hari, gue pulang ke Indo hari ini. Gue bahkan nelpon lo sebelum pesawat lepas landas tadi. Lo juga ngomong iya! Lo kira dua jam itu waktu yang sedikit?! Lo bisa nyelesaiin lebih dari setengah soal UTBK, tau nggak?!" omel Anita. Sudah sejak tadi mulutnya gatal ingin mengomeli tingkah adiknya itu.

"Iya, iya. Maaf, gue nggak sengaja," ucap Fadly pasrah. "Sini gue bawain," lanjutnya lagi mengambil koper dari tangan Anita.

Fadly lalu berjalan mendahului kakaknya menuju mobil yang terparkir rapi di luar bandara. Fadly memasukkan koper itu ke bagasi. Sementara Anita sudah naik lebih dulu ke kursi penumpang di sebelah supir. Fadly ikut memasuki mobil dan mereka kemudian bergegas untuk pulang. Fadly menyetir mobilnya dengan kecepatan rata-rata karena mereka tidak sedang buru-buru.

Mungkin karena masih kesal dengan adiknya, Anita memilih untuk memainkan ponselnya saja. Dia memilih untuk membuka instagram walau hanya sekedar scroll beranda saja. Namun, sebuah postingan menghentikan jari Anita. Sebuah postingan dari instagram Wijaya Corporation Build Group perusahaan milik Wijaya, Ayahnya. Terlihat di sana foto papa Wijaya bersama beberapa orang.

Namun, dari semua orang yang ada di foto itu, ada satu orang yang mengalihkan perhatian Anita. Seorang pria yang terlihat jauh lebih muda dari semua orang yang ada di foto itu.Anita kemudian menunjukkan foto yang dia lihat kepada Fadly.

"Cowok ini siapa?" tanya Anita menunjuk wajah pria muda itu. Kemudian Fadly melirik sebentar ke ponsel milik kakaknya itu lalu kembali menatap ke depan.

"Nggak tau, kayaknya partner bisnis Papa," jawab Fadly apa adanya.

Anita pun tidak bertanya lebih jauh lagi terkait pria itu. Dia kemudian meletakkan ponselnya dan menyalakan musik. Hingga tidak terasa mobil yang mereka gunakan sudah memasuki garasi rumah. Anita langsung turun dari mobil dan menatap sekeliling. Tidak ada yang berubah dari tempat ini sejak dia terakhir kali melihatnya.

Tanpa mengatakan apa-apa, Anita langsung berjalan memasuki rumah meninggalkan Fadly yang sedang menurunkan kopernya dari bagasi mobil. Kedatangannya disambut dengan baik oleh mamanya, Mila. Sementara Wijaya sedang berada di kantor saat ini.

Seperti biasanya, perbincangan antara ibu dan anak saat mereka sudah terpisah agak lama. Tidak jauh-jauh dari menanyakan kabar dan pengalaman yang anaknya dapatkan di sana. Hingga Mila menyuruh putrinya untuk beristirahat dulu karena tentu saja lelah setelah perjalanannya yang cukup jauh. Anita menuruti perintah ibunya dan beranjak menuju kamarnya. Sementara koper miliknya tadi sudah diletakkan oleh Fadly di kamarnya. Sekarang, entah ke mana perginya pria itu.

Tidak ingin memikirkan hal itu, Anita kemudian membersihkan dirinya, mengganti pakaian, lalu kemudian tidur. Agak sedikit melelahkan setelah perjalanan yang memakan waktu hampir seharian. Walaupun sebagian besarnya adalah menunggu. Anita baru terbangun setelah seseorang mengetuk pintu kamarnya untuk makan malam.

"Oy, Kak! Makan malam!" seru Fadly dengan ketukan yang sangat keras di pintu kamarnya.

"Entar!" seru anita dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Setelah Anita mengatakan itu, terdengar langkah kaki menjauh dari pintu kamarnya. Anita duduk sejenak mengembalikan kesadarannya. Barulah setelah itu, dia melangkah turun dari tempat tidur. Anita memilih untuk mandi lebih dahulu sebelum turun ke lantai bawah karena tubuhnya terasa kembali lengket karena keringat saat bangun. Mungkin karena sedang menyesuaikan dengan iklim Indonesia yang panas.

Tidak butuh waktu lama sampai Anita selesai membersihkan tubuhnya. Dia bergegas ke lantai bawah untuk makan malam. Di sebuah meja makan semua anggota keluarganya sudah duduk menunggu dirinya. Sebelum duduk, Anita sempat memeluk Wijaya karena baru pertama kali bertemu sejak dia tiba di Indonesia.

"Gue tadi nggak dipeluk, malah dipukul waktu pertama kali ketemu," protes Fadly karena dirinya diperlakukan berbeda dari papa Wijaya dan mam Mila.

"Lo bikin gue kesel. Masa kan Pa, tadi Anita di bikin nunggu sama ini anak dua jam! Keburu mati bosan aku nungguin dia!" lapor Anita kepada Wijaya, papanya.

Wijaya hanya tertawa melihat tingkah kedua anaknya itu. Candaan sedikit banyak dilontarkan selama makan malam. Mungkin karena lama tinggal sendiri, Anita merasa sangat senang bisa bercanda bersama keluarganya lagi. Senyum tidak pernah lepas dari wajahnya.

"Bagaimana Anita? Kamu akan mulai bekerja besok kan?" tanya papa Wijaya menawarkan pekerjaan kepada putrinya itu.

"Kayaknya enggak dulu deh, Pa. Aku mau ketemu dulu sama teman-teman aku besok. Lusa aja ya, Pa." Anita mulai berusaha membujuk papanya, Wijaya. Dia butuh waktu untuk istirahat dulu sebelum mulai bekerja. Ya kali setelah empat tahun lamanya belajar, sekarang dia harus kembali belajar lagi.

"Ya sudah, terserah kamu. Nanti, kamu akan menjadi karyawan di kantor papa biar kamu belajar dulu. Di sana, Papa nggak akan jadi Papa kamu, tapi atasan kamu. Ngerti kan, Anita?"

"Siap, Bos!" Anita mengangkat tangannya seperti memberi hormat kepada Wijaya. Wijaya hanya tersenyum melihat putrinya itu. Tak disangka, Anita sudah menjadi sebesar ini.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh IVAT NORIN

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku