Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
2K
Penayangan
30
Bab

Menikah dengan orang yang di cintai? Tentu saja itu impian setiap gadis di dunia ini. Laluna Renata Azuhra tidak pernah menyangka akan mengalami kehancuran di rumah tangganya yang sudah berusia 5 tahun. Bukan berarti Luna tidak bahagia dengan pernikannya, Luna sangat bahagia dengan pernikahannya. Luna sangat mencintai Arka sebagai suami yang sangat dicintainya dengan setulus hatinya, begitupun Arka juga sangat mencintai Luna. Bahkan ibunda Arka juga sangat menyayangi Luna melebihi rasa sayangnya ke Arka. Akan tetapi kisah cinta mereka harus kandas setelah 5 tahun berjalan. Hidup Luna berubah 180˚ dari sebelumnya, Luna sangat menderita dengan perubahan sifat Arka dan Ibundanya yang dirasa cukup mendadak. Bahkan Arka dan ibunya berubah menjadi sangat membenci Luna. Hingga ketika Luna memutuskan untuk membuka hati kepada masa lalunya, dan disaat itu juga fakta yang sangat mengejutkan dibalik kehancuran rumah tangganya bersama Arka terungkap. Kira-kira rahasia apa yang terjadi?

Bab 1 Bertemu Masa Lalu

Braaaak.....!!!!! "Ops...maaf...maaf.. maaf aku tidak sengaja." Kataku ke seseorang yang tidak sengaja aku tabrak dengan wajahku yang menunduk sembari mengambil barang-barang milikku yang berjatuhan.

"Luna...!" Lalu aku segera mengangkat kepalaku untuk melihat ke sumber suara itu.

"Aldi...!" Jawabku dengan sedikit ekspresi terkejut.

"Apa yang kau lakukan disini." Tanya Aldi kepadaku.

"Eemm....tidak ada." Jawabku singkat.

Segera aku meraih barang-barang milikku dan berniat untuk segera meninggalkan Aldi.

"Maaf aku harus pergi Aldi." Ucapku kembali. Tiba-tiba tanganku diraih olehnya. "Bisa kita bicara sebentar lun?"

"Maaf aku tidak bisa al. Aku harus pergi sekarang." Jawabku dengan penuh keyakinan.

"Tapi aku hanya ingin bicara sebentar saja denganmu please."

"Baiklah." Dengan terpaksa aku menyanggupinya. Aku pikir tidak ada salahnya untuk sesekali tidak menolaknya. Akhirnya kita berjalan menuju coffee shop yang tidak jauh dari tempat kita bertemu.

"Kamu apa kabar lun?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik bahkan baik sekali." Ucapku bohong pada Aldi sembari mengalihkan pandanganku kesegala arah.

"Oya? tapi aku tidak percaya kalau kau sedang baik-baik saja. Aku tahu kamu lun." Jawab Aldi dengan menatapku tajam.

"Meski aku tidak baik, itu juga bukan urusan kamu kan?" Jawab Luna ketus.

"Iya kau benar lun. Bahkan kamu tidak pernah berubah untuk membohongi dirimu sendiri lun, aku tahu itu. Dan kamu sebenarnya tersiksa akan hal itu."

"Cukup Aldi! kita tidak perlu membicarakan hal yang tidak penting seperti ini. Sebaiknya aku pergi saja." Ucapku sambil berniat untuk segera beranjak dari tempat duduk itu. Tapi tiba-tiba tanganku berhasil diraih oleh tangan kekarnya. Dengan gerakan cepat Aldi menarik tubuhku yang mungil ke dalam pelukannya.

"Lun, aku sudah tahu semuanya, kamu tidak perlu berbohong kepadaku." Ucap Aldi sembari mengelus rambutku yang halus dan hitam legam. Tiba-tiba mataku langsung mengalir dan entah sejak kapan mataku terus mengeluarkan air mata. Bahkan aku tidak bisa menjawab apa yang Aldi ucapkan tadi. Yang ada aku hanya butuh dada bidangnya untuk menjadi sandaran kesedihanku sejenak.

"Menangislah kalau memang itu akan membuatmu lebih lega." Ucap Aldi kembali.

Perlahan aku melepaskan pelukan Aldi yang terasa sangat nyaman bahkan cukup menenangkan. Lalu aku kembali ketempat dudukku yang tadi. Bahkan mulutku masih sangat sulit untuk mengatakan sesuatu pada Aldi, pelan-pelan aku mencoba mencari ketenangan sejenak dalam hatiku lalu aku berusaha untuk menatap Aldi. Iya benar aku menatap Aldi, dan wajahnya masih tetap sama dia masih sangat tampan seperti dulu.

"Aldi kau apa kabar?" Tanyaku pada Aldi dan berusaha untuk menetralkan suasana hatiku yang sangat kacau saat ini.

"Aku baik sekali lun, oiya sebentar lagi aku juga akan menikah. Kau bisa datang kan di acara pernikahanku." Ucap Aldi dengan wajah penuh kebahagiaan.

Mendengar Aldi mau menikah rasanya dada ini terasa sangat sesak sekali. Aku merasa seperti ada batu yang sangat besar yang menghantam kepalaku dari belakang. Tapi kenapa aku seperti ini. Bukankah itu wajar dan sangat impas karena dulu aku selalu menolaknya dan lebih memilih orang yang salah. Mengingat rumah tanggaku yang sudah diambang kehancuran membuatku semakin ingin menghilang dari muka bumi ini.

"Oya, aku bahagia sekali mendengarnya." Aku berusaha tersenyum kepadanya dengan senyumku yang sangat manis.

"Apa kau tidak ingin bertanya siapa calon istriku?" Ucap Aldi kepadaku.

"Tidak, Yang jelas wanita itu sangat istimewa dan sangat beruntung al." Jawabku lagi.

"Iya kau benar sekali lun, tapi sepertinya bukan dia yang beruntung. Tapi aku yang sangat beruntung." Ucap Aldi tegas.

"Oya, kau beruntung sekali. Semoga kau selalu di berkahi kebahagiaan al?"

"Itu pasti lun, aku akan membuat wanitaku sangat bahagia."

"Baguslah. Maaf al sepertinya aku harus pergi sekarang. Apa sudah diijinkan?" Ucapku dengan penuh percaya diri yang hanya dibalas anggukan saja oleh Aldi.

Aku berusaha berjalan dengan tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal aku merasa sangat hancur ketika aku bertemu dengan Aldi yang sebentar lagi akan segera menikah.

Aku segera masuk ke taksi online yang sudah aku pesan, aku menoleh ke coffee shop yang tadi aku duduki. Aku sudah tidak melihat sosok Aldi di sana.

Aldi POV.

Andai kau tahu lun, bahkan sampai detik ini aku masih sangat mencintaimu. Aku akan segera menikah Luna, dan itu kamu yang akan jadi pendampingku bukan orang lain. Selama ini aku sangat tersiksa melihatmu dengan nya.

Arka bahkan kau sungguh sangat tidak bersyukur sudah mendapatkan bidadari yang sangat cantik tapi kau sia-siakan. Lima tahun aku hanya mencoba tegar dan aku sangat terluka ketika kau memutuskan menikah dengan Arka. Dan sekarang aku bahagia sekali lun, mendengar dan melihat rumah tanggamu hancur aku sangat bahagia. Aku jahat sekali kan luna, iya aku jahat. Aku jahat itu juga karena kau yang membuatku seperti ini Luna.

Cepat selesaikan urusanmu dengan Arka, aku berjanji dengan diriku sendiri. Aku akan membuat hidupmu bahagia lun. Kali ini kau tidak bisa menolakku lagi lun, kau akan selalu membutuhkan aku untuk mengobati lukamu itu. Bahkan orang tuamu yang dulu pernah menolakku pasti akan membutuhkanku. Kau bodoh sekali Luna, kau menyia-nyiakan cinta tulusku. Dan aku juga tahu kalau kau juga menyimpan perasaan yang sama. Hanya kau terlalu naif untuk mengakuinya. Kau pasti akan bahagia bersamaku lun. Aku yakin sekali dengan hal itu.

Aku melangkah gontai menuju apartemenku, aku membuka tas untuk mengambil lock card. Dengan segera aku membuka pintu apartemenku. Ternyata terlihat ada Arka yang sedang membaca koran diruang santai. Kami tidak saling sapa, ya beginilah rumah tanggaku yang sudah diambang kehancuran.

Arka dengan seenaknya saja keluar masuk ke apartemen pribadiku. Sedangkan di luar sana dia dengan seenaknya saja bersenang-senang dengan jalang. Awalnya pernikahan kami tidak seburuk ini, kamu menikah atas dasar cinta. Bukan paksaan bukan pula karena perjodohan.

Rumah tanggaku hancur karena aku tidak bisa memberikan keturunan bagi Arka. Ya mungkin ini memang fatal sekali sebagai seorang wanita tidak bisa memberikan keturunan.

"Dari mana saja kau, belum saja kau resmi berpisah denganku. Berani-beraninya kau berpelukan dengan seorang pria di tempat umum." Tiba-tiba suara terkutuk itu keluar dari mulut Arka dan berhasil membuat ku berhenti.

"Itu bukan urusanmu!" Jawabku singkat. Sungguh aku sedang tidak ingin berdebat dengannya.

"Kau memang wanita tidak berguna Luna! Haha..haa..haa, bahkan kau juga tidak mampu memberikanku keturunan."

Ya Alloh, selalu dan selalu Arka mengucapkan hal seperti itu. Membuat ku serasa hancur sehancu-hancurnya. Bahkan cinta yang dulu sangat indah, sekarang sudah hilang entah kemana dihati Arka. Aku benar-benar tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengannya hari ini, hatiku sudah terlalu hancur setelah mengetahui Aldi juga sebentar lagi akan segera menikah.

Aku memang tidak ada hubungan apapun dengan Aldi, tapi setidaknya Aldi juga pernah bersinggah dihatiku dulu.

"Arka, jika memang aku sudah sangat buruk dimatamu dan dimata keluargamu, tapi tolong jangan hina aku terus seperti ini. Setidaknya aku juga tidak pernah tidur dengan lelaki manapun selain kamu."

Setelah mengucapkan hal itu aku segera masuk ke kamarku dan mengunci pintu. Aku menangis sejadi-jadinya, aku tidak tahu harus berbuat apalagi. Bahkan aku sudah meninggalkan rumah Arka. Tapi tetap dia mengikutiku terus, keluar masuk ke apartemen pribadiku dengan sesukanya. Dia sungguh laki-laki yang sangat kejam.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh IVAT NORIN

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku