Laluna
A
tu. Diikuti dengan berubahnya warna langit yang hitam menjadi biru kekuningan. Pagi itu Luna
tadi sangat berat untuk di buka. Ia meraih bend
u 08.30 WIB. Itu artinya Luna benar-benar tidur sangat lelap setela
likasi chatting, ternyata disana banyak sekali panggilan tidak
g menepuk jidatnya dengan keras. "Aduh, hari ini aku ada janji dengan clie
ersihkan diri di kamar mandi dan bersiap unt
hadirnya Arka, sejak kejadian dua minggu yang lalu dirumah
ng ke apartemen milik Luna, akan tetapi tidak banyak ha
lam laci. Ya benar, baru satu minggu ini aku memilih untuk
na dengan adanya Arka yang sudah ada didepan pintu dengan seorang wanita yang sangat cant
rkejut dan gugup. "Mau apa kam
nggu lagi kita akan resmi berceria Luna, dan kau harus datang dipersidangan itu. Apa kamu tahu Luna? Ini adalah calon istri ak
a Arka ke apartemen, Luna bahkan ti
maksud kamu bicara seperti itu mas?" sembur Luna dengan nada yang mulai bergetar. Sebenarya Luna adalah sosok wanita
amu belum resmi cerai denganku sudah berani-beraninya kamu berj
erti itu. Sebenarnya apa maksud kamu mas? Bahkan kamu juga dengan seenaknya saja menjamah tubuhku tanpa kau memikirkan perasaanku. Kamu benar-b
a lagi di dalam hidupku. Jadi sebaiknya kamu jual saja apartemen kamu ini dan
sangat menyakitkan itu hati
enar tidak berperasaan" Setelah mengucapkan hal itu Luna langsung
ipi Luna sudah basah dan penuh dengan air mata. Luna j
kan tetapi Luna memilih untuk tidak menghiraukan hal itu karena hatinya sangat ini masih sangat han
ahkan selama aku jadi istri Arka aku tidak pernah menghia
a mengatur pernafasannya sejenak dan melihat wajahnya
lanan menuju butik miliknya. Setelah sampai di butik,ia langsung
ang yang melingkar di lengannya. "Ternyata waktu sudah menunjukan pukul
kerjanya, "Sinta, tolong pesankan makanan ya. Sekalian buat kamu da
Balas Sinta
Luna menarik kedua lengan tangannya dan mulai mereg
k mencari udara segar sejenak. Tanpa ia sadari aku merasa a
cari tahu, akan tetapi
enar orang itu sedang mengawasiku?
ta tajam itu benar-benar pergi dari pandangan matanya. Aku memilih untu
gan menu nasi padang lengkap dengan lauk rendan
kerja milik Luna berbunyi, "Masuk" bal
ik Luna, "Maaf buk, ini ada kiriman makan
a?" tanyaku
mnya, siapa tahu ada di dalem kartu ucapannya."
." Jawabku
tkan pekerjaan saya." Sambung Sinta yang kemudian m
a cukup besar. Satu persatu ia mulai mengeluarkan dari dalam
n coklat buat kamu, supaya suasana hati kamu bisa ceria lagi... dan jangan
ulan saja. Mana mungkin Aldi tahu kalau suasana hati aku sedang tidak baik." Gumamnya lirih sambil memanyunkan
ngkin untuk menanyakan langsung apa maksud sebenarnya. Akan tetapi niat Luna itu tidak mendapatka
padanya. Dan niatnya itu juga gagal setelah datangnya