Laluna
hbac
. Kau benar-benar sangat c
an sayang." Ja
juta wanita yang lebih cantik dari kamu, aku tetap akan memilihmu sayang."
berapa ribu kali mengatakan hal itu. Akan tetapi aku juga sangat m
nanti kamu cepat bosan de
istriku yang sangat cantik ini.
angan kalau terlalu lama memandang waj
hun hal seperti itu tetap selalu saja dilakukan. Bagiku dia adalah laki-laki
hbac
sampai berapa lama aku mengeluarkan air mataku. Hing
ku. Perlahan aku membuka mataku yang terasa sangat berat karena tangis semalam. Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi,
pi belaka. Aku masuk ke kamar mandi, sengaja untuk berendam sejenak dibathtub dan merilekskan kepenatan yang sudah tiga bul
merias wajahku sebelum berangkat ke butik milik mam
. Mataku menyusuri semua sudut ruangan dan tidak aku temukan soso
g. Aku benar-benar tidak sanggup lagi melihat pemandangan seperti ini. Dengan cepat aku segera mengalihkan pandanganku kesegala arah. L
nganku, setidaknya jangan menyakiti
yang sengaja sudah aku pesan beberapa menit yang lalu. Karena waktu masih
asing dengan suara itu.
an sekali." Ja
jenak aku membalas tatapannya. Iya itu t
berkata, bahkan sebentar lagi dia akan meminang seor
a." Suara itu memec
Jawabku
i kami menceritakan kenangan masa-masa dimana kita kuliah, sekilas mengingat masa lalu bisa membuatku ter
nyata selera kamu masih
a, apa aku salah?
itu artinya kita akan sering bertemu. Bahkan aku hampir set
aku hanya membalas deng
r didepan." Tanya Aldi lagi kepadaku dengan seng
al." Jawabku menjelaskan ke Aldi dengan
odal butik mama. Bahkan sebagian investasiku dulu juga sudahku jual. Begitulah keadaanku sekarang. Tidak mungkin aku akan terus bergantung pada Arka lagi. Karena sebentar lagi
m dan melamun. Tanpa kusadari ternya
" Panggil Aldi sambil mengayunkan telapa
t melamun." Jawabku denga
kan lun, aku akan mendengarkanny
an Aldi tapi itu tidak mungkin bagiku. Andai saja dia masih bisa menjadi sahabat yang baik seperti dulu, aku pasti
elihat lagi penampakan Arka yang seenaknya saja membawa jalang masuk keapartemen pribadiku ini. Meski terkadang aku juga masih merindukannya, merindukan senyumannya,
utik lebih awal. Aku memegang gagang pintu dan betapa terkejutnya aku
ruku beru
Sahutku kembali den
n sangat tidak berguna. Sudah tahu suamimu sangat membencimu tapi masih saja dengan seenaknya saja membawa pergi Arka." Sembur mama Sarah yang sangat menusuk hatiku. Lalu dengan kasar mama melemparkan u
yang sudah berubah. Bahkan aku tidak pernah memiliki celah untuk membela diri. Meski aku mem