Laluna
an keperluanyau sehari-hari. Akan tetapi apartemen yang memiliki sejuta
anya karena kekurangannya tidak bisa memberikan keturunan. Bukankah di dunia ini juga
meraihnya. Di layar tertuliskan kontak mama, tak ingin
a. Apa
ekali. Bagaimana dengan kamu? A
a sedang flu saja. Tapi
ngajakmu ke dokter atau memb
u sakit. Sedangkan mama tau sendiri Arka sang
u dan Arka makan malam dirumah mama nanti, tapi kalau kamu
sudah sembuh." Jawabnya bohong lagi pada mama. Oiya ma, tapi sepertinya mas Arka tidak bisa ikut deh, akhir-akhir in
dak menceritakan pada orangtuanya. Karena keinginannya tidak ing
Nanti mama nyuruh mang Ujang bu
sendiri saja. Disini juga banyak sopir
ereka sudah tidak tinggal bersama lagi karena han
ang sebenarnya terjadi pada anak Luna sekarang. Luna mengingat hidu
erlu aku tangisi terus menerus cerita perjalanan h
nghiasi langit yang sedikit berwarna abu-abu. Dan rintik air yang tu
h gundahnya dan sedihnya kisah
ena terlalu banyak menangis. Ia merendam badannya penuh ke bathtub den
ar ketika bertemu mama, tidak ada kecurigaan sedikitpun dengan mama. Ia menggulun
ang sedikit lebih nampak dari sebelumnya. Itu artinya sepertinya Luna telah ke
li dress berwarna baby pink miliknya. Itu karena Arka paling suka melihat Luna dengan balutan berwarna baby p
ang siku dan panjang menutup lutut. Ada aksen tali besar yang mengikat pinggang r
a membuat sedikit bergelombang bagian ujung rambutnya untuk menambah kesan segar
an menuju dapur untuk mengambil beberapa makanan, karena perutnya yang sudah sangat kosong se
gas untuk segera keluar.Ketika melewati ruang tamu tiba-tiba mataku dikejutkan
ercerai, tapi Arka selalu datang ke apa
itu. Meski sikap dan perlakuan Arka selama mereka berpisah sangat menyakiti batin Luna, tapi Luna tidak bisa membohongi dirinya ya
ba tangan Arka langsung meraih tangan Luna. Tangannya sangat dingin, benar-benar dingin. "Apa d
aku!" Sembur Arka dengan nada din
kap seperti ini? Bahkan Arka menatapku dengan intens seperti ini membuat j
erindukan sentuhan Arka" sambung batin Luna lagi. Bahkan mata Luna tiba-tiba
hanya terdiam dan tak ada satu katapun yan
Arka masih melakukan hal yang sudah biasa mereka lakukan sejak dulu ketika ingin mengina
a akan segera resmi bercerai. Mengingat hal itu, Luna ingin sekali menangis. "Ken
a yang sibuk memilih cake, ia mengamati Arka d
hidup masing-masing tanpa bertegur sapa ataupun. Luna segera menghapus air matanya yang Tadi sempat keluar dari kel
kang. Hal seperti ini memang sudah biasa di lakukan oleh Arka. Bahkan mereka berdua masih saja m