Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri kedua, Tuan Austin

Istri kedua, Tuan Austin

Ekka Lintang

5.0
Komentar
3
Penayangan
2
Bab

Pertemuan antara Austin dan Merry yang tidak disengaja membuat Katerine-istri Austin, untuk meminta suaminya menikahinya dengan alasan ingin mempunyai anak dari perempuan tersebut, karena sudah lama menikah mereka berdua belum diberikan keturunan. Hingga suatu hari, Austin menerima kenyataan bahwa istri yang selama ini dicintainya telah mempunyai hubungan bersama Robby-sopir pribadinya dan mempunyai anak laki-laki berumur empat tahun. Austin marah dan berniat menceraikan Katerin. Bersamaan dengan itu, timbul benih-benih cinta diantara keduanya.

Bab 1 Malam sial

Suara decitan mobil terdengar begitu keras, saat mobil menyentuh tubuh seorang wanita. Seorang laki-laki berperawakan tinggi membuka jendela mobil yang sedang dia tumpangi.

"Kau menabrak seseorang, kenapa diam saja?!" Austin memarahi sopir yang baru bekerja dua bulan terakhir ini.

"Maaf, Tuan. Saya lalai," pria itu segera keluar dan melihat kondisi orang yang baru saja dia tabrak. Sedangkan Austin melihatnya hanya dari jendela mobilnya saja, tanpa ingin tahu keadaannya lebih jelas.

Pria itu menunduk, lalu melihat darah pada belakang kepalanya. Dengan cepat dia kembali menghadap, Austin untuk memberitahu seberapa parah luka wanita tersebut.

"Tuan, lukanya sangat parah. Kepalanya mengeluarkan banyak darah, bagaimana ini?" Sambil gemetar sopir tersebut menunduk ke arah Austin yang masih berada didalam mobil.

"Kenapa masih diam saja, cepat tolong dia dan bawa ke rumah sakit!" Austin segera membuka pintu mobilnya dengan lebar, lalu menggeser tubuhnya agak dipinggir.

Austin menggerutu kesal, karena ulah sopir yang ugal-ugalan dalam menyetir. Membuatnya terlambat untuk menjemput istrinya di Bandara.

Katerin adalah seorang model yang sedang naik daun, meniti karier selama delapan tahun, dan baru lima tahun belakangan ini namanya naik karena sebuah berita mengenai hilangnya Katerin secara tiba-tiba. Kini namanya kembali melejit, karena dia telah berkarier kembali. Lalu kemanakah dia sebenarnya? Tidak ada satupun orang yang tahu, termasuk suaminya Austin.

Karena harus membawa korban kecelakaan ini ke rumah sakit, maka Austin segera mengabarkan kepada sang istri bahwa dia tidak bisa menjemputnya. Padahal dia sudah rindu dengan isterinya itu, hampir satu bulan mereka tidak bertemu karena Katerin menghadiri ajang fashion week di Paris.

Tak berselang lama, mereka bertiga tiba dirumah sakit. Petugas langsung membawanya ke UGD agar segera mendapatkan pertolongan. Austin memijat keningnya yang mulai berdenyut. Kali ini mau tidak mau, dia harus menunggunya dirumah sakit. Walaupun sopirnya yang membawa mobil tersebut, tapi Austin juga berada didalam mobil itu juga. Dia tidak mau terbawa masalah, karena menelantarkan korban kecelakaan itu.

Sedangkan sang sopir yang sedang panik dan bingung, tidak berani mendekat ke arah majikannya. Dia takut bila Austin memecat dirinya karena masalah ini. Karena dia adalah tulang punggung keluarga, ada ibu dan juga anak semata wayangnya yang membutuhkan nafkah darinya.

Tak lama, seorang dokter keluar ruangan. Dia memanggil Austin, karena dialah yang membawa pasien itu ke rumah sakit. "Tuan, pasien mengeluarkan banyak darah. Sedangkan di rumah sakit ini golongan darah A+ sedang kosong, kalau tidak segera mendapatkannya saya takut nyawanya akan terancam,"

Austin nampak biasa saja, tidak ada mimik gelisah atau apapun itu. Dia hanya pusing karena belum bertemu dengan istrinya malam ini, padahal dia sudah menunggunya terlalu lama. Dan disaat malam ini harusnya menjadi malam yang panjang untuknya dirumah, dia harus terjebak bersama korban kecelakaan bersama sopirnya dirumah sakit.

"Robby, apa golongan darah kamu?"

"B, Tuan," jawabnya singkat.

Austin kembali memijat pelipis nya kembali. Malam ini sungguh sangat sial, gagal bertemu sang istri, malah sekarang dia harus mendonorkan darahnya kepada seorang wanita yang bahkan dia sama sekali tidak mengenalnya.

"Oke, kalau begitu ambil darah saya saja dokter. Kebetulan golongan darah saya sama,"

"Baik, kalau begitu ikut saya." Austin mengangguk lalu mengikuti arah kemana dokter itu pergi.

'Ahh... sial! Dia yang menabrak kenapa aku yang repot begini!' Gumam nya dalam hati. Antara ikhlas dan tidak Austin membiarkan darahnya diambil dan diberikan kepada wanita asing tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku