Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
KELUARGA SUAMIKU PARASIT

KELUARGA SUAMIKU PARASIT

RatuDylan

5.0
Komentar
35
Penayangan
1
Bab

Di saat aku tidak memiliki pemasukan justru di rendahkan dan di anggap sebagai beban suami, namun di waktu aku memiliki penghasilan justru mereka pada mendekati bahkan meminta kami untuk menampung adik iparku yang pemalas bekerja dan ingin enaknya sendiri, padahal dia memiliki orang tua yang kaya raya. "Istri mu kan sudah ada pemasukan jadi tidak apa adik kita tinggal di rumah kalian, kalau yang lain kan banyak pengeluaran juga harus membayar hutang," Aku yang mendengar hanya tersenyum tapi dalam otak ku berfikir. Lalu apa yang harus aku lakukan hanya di manfaatkan saat memiliki uang. Apakah kita di hargai saat memiliki materi serta bisa di manfaatkan saja?

Bab 1 Izin Merantau

Reva yang berasal dari keluarga biasa di sebuah kampung yang jauh dari kota membuat gadis yang baru lulus Sekolah Menengah Atas itu penasaran dengan dunia luar bahkan sejak dia di lahirkan ke dunia ini paling jauh perginya ke pasar tradisional yang jaraknya juga jauh bahkan harus dua kali naik angkutan pertama jika tidak naik ojek ya jalan kaki lalu di sambung naik angkutan kota dengan berdesakan sama penumpang lainnya.

Di kampung Reva tinggal cuma itu transportasi yang ada bahkan lebih sering jalan kaki karena kekurangan uang dan lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari, maka jalan kaki sudah merupakan makanan sehari-hari.

Sebelum berangkat pergi merantau yang sudah lama Reva impikan tapi tentu saja Reva harus mendapatkan restu dari kedua orang tuanya sebab untuk berpergian jauh harus diiringi doa serta keikhlasan orang tua untuk melepaskan anaknya mengadu nasib di kota orang.

"Bu yah aku izin pergi merantau ya,"

Pagi itu setelah sarapan pagi bersama Reva meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk pergi merantau serta dia berharap suatu hari nanti bisa merubah nasib serta perekonomian keluarganya yang sangat pas-pasan bahkan mereka harus bisa mengelola keuangan dengan baik supaya tidak kekurangan dan tidak meminjam kepada tetangga.

"Nak, kamu tahu kan tinggal di kota orang itu bukanlah hal yang mudah dan juga kita tidak memiliki keluarga di sana tentu saja kamu akan menemukan kesulitan dan ibu tidak ingin itu terjadi,"

Sebagai perempuan yang telah melahirkan Reva tentu saja dia risau tentang kepergian anaknya bahkan tidak ada sanak saudara yang bisa dijadikan tempat untuk bersandar nanti.

Apalagi mereka bukan keluarga yang berkecukupan jadi masalah biaya tentu juga dia pikirkan apalagi sampai di kota sana belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan dan selama itu pasti membutuhkan biaya.

"Ibu tenang saja dan tidak perlu cemas, ibu dan ayah hanya perlu mendoakanku agar sukses di kota orang nanti dan aku akan membangkitkan perekonomian keluarga kita dan dipandang oleh warga kampung sebagai keluarga yang tidak perlu mereka takutkan jika suatu hari nanti meminta tolong kepada mereka,"

Tinggal di daerah kampung serta memiliki perekonomian yang sangat minim tentu saja orang-orang sekitar merasa was-was dan takut direpotkan suatu hari nanti padahal tidak semua orang miskin itu selalu berharap balas kasihan dari orang berada.

"Tapi tetap saja ibu merasa cemas dan takut apalagi kamu anak gadis berbeda jika seorang laki-laki yang pergi merantau tidak terlalu dicemaskan,"

Ibu menyampaikan kecemasannya sebab melepaskan anak gadis pergi sendirian ke kota orang itu bukanlah keputusan yang baik mengingat harus bisa bertahan hidup di negeri orang dan mengelola keuangan sebab jika kita hidup sendirian di sana maka hanya uang yang bisa menolong kita jika berada di saat tertentu.

Jangankan di kota orang hidup di kampung yang sudah saling kenal dari lahir pun kadang mereka enggan untuk menolong kita karena takut jika kita memanfaatkan orang itu terus.

"Ibu harus percaya sama Reva bahwa Reva tidak akan pernah mengecewakan ibu dan Reva berjanji untuk selalu menghubungi ibu dan memberi kabar,"

Keputusan Reva sudah bulat untuk pergi merantau karena jika terus berada di kampung dia merasa nasibnya akan terus seperti itu dan tidak akan pernah ada perubahan.

Apalagi memiliki mata pencaharian yang hasilnya hanya cukup untuk biaya makan serta kebutuhan sehari-hari.

"Beri ibu waktu untuk berfikir dan mencarikan mu sedikit pegangan agar saat di sana tidak kesusahan,"

Reva langsung memeluk ibunya dan mengucapkan terima kasih karena secara tidak langsung ibunya sudah memberi izin hanya perlu sedikit waktu untuk bisa melepas anaknya pergi.

"Ibu tidak usah memikirkan soal uang,"

tentu saja Reva tidak ingin menyusahkan ibunya apalagi dia tahu keuangan keluarganya sangat pas-pasan jadi biar dia yang memikirkan sendiri biaya untuk dia di sana serta bisa bertahan sampai mendapatkan pekerjaan.

"Kamu tidak perlu membantah dan dengar ucapan ibu,"

Ibu tidak ingin dibantah hingga Reva mengangguk setuju yang terpenting dia sudah mendapatkan Restu dan diizinkan untuk pergi merantau.

Bukan dia tidak ingin hidup pas-pasan bersama keluarganya di kampung hanya saja Reva ingin ada perubahan dalam keluarganya dan dilihat oleh orang-orang sekitar bahwa mereka bukanlah keluarga yang perlu dijauhi hanya karena memiliki garis takdir yang miris.

"Pokoknya aku harus giat bekerja dan mengumpulkan uang,"

Uang yang pas-pasan menjadi kendala di keluarga mereka jadi Reva harus mengumpulkan dana agar bisa menjadi pegangannya saat berada di kota.

Dan juga sebelum meminta izin kepada kedua orang tuanya dia sudah memikirkan langkah apa yang harus dilakukan serta apa yang harus dipersiapkan karena berada di negeri orang bukanlah suatu hal yang mudah ditambah kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

"Biar aku aja Bu,"

Seperti siang ini Reva membantu ibunya menjemur padi milik juragan di kampung itu.

Jika hari panas seperti sekarang maka ibu Reva menjadi buruh penjemur padi sebelum digiling menjadi beras.

"Ibu bisa sendiri,"

Tolak ibu saat Reva mengambil alih gerobak dorong yang terisi sekarung padi yang beratnya sekitar 50 kg.

Reva tahu ini pekerjaannya yang sangat berat dan tentu saja dia tahu efeknya apa yang akan kita rasakan di malam hari setelah bekerja berat di siang hari.

"Izinkan aku membantu ibu sebelum pergi merantau,"

Reva berbisik di telinga ibunya karena tidak ingin ada yang mendengar.

Reva tidak ingin ada yang mengetahui rencana kepergiannya untuk merantau termasuk tetangga di samping rumahnya.

Sebab jika ada yang mengetahui pasti ada saja omongan mereka yang tentu saja menyakiti hati keluarga kecil Reva.

"Baiklah nak,"

Ibu Reva mengalah dan memilih berteduh karena dia merasa terik panas hari ini begitu menyengat kulit bahkan baru sebentar saja di bawah terik matahari rasanya keringat sudah membanjiri badan bahkan baju yang digunakan sudah menempel di tubuh karena basah terkena keringat.

"Semoga niat baikmu di jabah sama tuhan nak,"

Walaupun sebenarnya ibu Reva berat melepaskan kepergian anaknya tetapi untuk menahan di rumah pun dia tidak tega apalagi melihat wajah penuh harap anak gadisnya itu.

Jika ditanya apakah dia cemas? Tentu saja mencemaskan keadaan anaknya di sana dan mendoakan anaknya selalu dalam lindungan sang pencipta.

"Kamu orang baik nak dan semoga bertemu orang baik juga di sana nanti,"

Ibu Reva memperhatikan gerak-gerik anaknya yang lagi menjemur padi bahkan tampak sesekali menyeka keringat yang mengalir dari pelipis matanya.

Ibu Reva saja yang berteduh masih merasa kepanasan apalagi anaknya yang langsung terkena terik matahari maka sudah bisa dibayangkan bagaimana kepanasan anaknya tetapi berusaha menahan.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
KELUARGA SUAMIKU PARASIT
1

Bab 1 Izin Merantau

08/06/2023