"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah membuat aku dan ibuku menderita. Mulai sekarang aku tak akan tinggal diam. Aku sudah cukup bersabar selama ini, tapi sekarang tak ada lagi yang aku takutkan, karena mereka sudah merenggut nyawa orang-orang yang aku sayangi," kata Azzalyn dengan mata penuh kilatan dendam. ************* Azzalyn tidak pernah menyangka kalau sang ibu memiliki masa lalu kelam, yang membawanya pada kenyataan kalau sosok ayah yang selama ini ia yakini telah meninggal ternyata masih hidup. Takdir yang membawanya kembali bertemu dengan sang ayah. Namun hidupnya mendapatkan banyak masalah yang mengharuskan Azzalyn untuk tetap bertahan dan membalas segala perbuatan jahat yang ia terima.
"Maaf Bintang, sampai merepotkan kamu, jauh-jauh datang ke sini." Azzalyn berkata dengan tak enak hati.
"Nggak pa-pa, sekalian aku juga ingin tahu kampung halaman kamu," Bintang tersenyum manis. "Lagi pula aku kasihan lihat Abyl kayak orang stress. Kerja nggak fokus, padahal lagi banyak proyek perusahaannya."
"Jadi karena itu dia nggak bisa datang sendiri ke sini?" tanya Azzalyn.
"Bukan hanya karena itu sih katanya. Dia bilang ingin ke sini, tapi takut Ibu kamu marah lagi."
Azzalyn diam. Ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu, waktu Abyl datang ke rumahnya. Saat itu Abyl berniat untuk meminta restu dari ibunya agar mereka bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Abyl berniat meminang Azzalyn.
Awalnya semua baik-baik saja. Renita begitu ramah menyambut kedatangan Abyl. Namun sikap ibunya berubah tatkala Abyl menceritakan tentang orang tua dan keluarganya. Renita mengusir Abyl dan meminta Abyl untuk memutuskan hubungan asmaranya dengan Azzalyn.
"Memangnya apa yang terjadi hari itu? Apa Abyl menyinggung perasaan Ibumu?" pertanyaan Bintang mengagetkan Azzalyn yang sedang melamun.
"Azzalyn menghela napas. "Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aja Ibu marah, mengusir Abyl dan mengunciku di kamar selama hampir dua hari. Ibu juga mengambil dan menyimpan HP ku."
"Panteess... Jadi karena itu Abyl nggak bisa menghubungi kamu sama sekali," Bintang bergumam. "Sekarang Ibu kamu di mana?"
"Ibu kerja di pelabuhan kecil dekat sini. Mungkin sebentar lagi pulang."
"Jadi, apa kamu bisa ikut aku pulang ke kota? Aku udah janji sama Abyl mau bawa kamu kalau balik nanti."
"Aku nggak janji, Bintang. Aku nggak berani ke mana-mana kalau Ibu nggak ngizinkan. Lagi pula aku masih penasaran. Kenapa Ibu sangat menentang hubunganku dan Abyl. Apalagi dari yang kudengar, ini menyangkut keluarga Abyl. Aku rasa Ibuku punya hubungan dengan keluarga Abyl di masa lalu."
Kening Bintang berkerut. "Hubungan apa?"
Azzalyn mengedikkan bahu. "Ibu nggak mau bilang. Tiap kutanya Ibu selalu tampak mengalihkan omongannya. Ibu melarangku untuk bertemu Abyl lagi. Aku harus gimana?" mata Azzalyn mulai memerah. Tiba-tiba ia merasa sangat rindu pada Abyl. Dia dan Abyl saling mencintai, meski keluarga Abyl terutama ibu dan adiknya tak menyukai hubungan mereka.
Bintang hanya menatap gadis cantik di depannya. Gadis yang sebenarnya sudah lama ia sukai dalam diam. Meski sebenarnya ia yang lebih dulu mengenal dan menyukai Azzalyn, tapi ia terlalu lama bertindak. Ia terlalu malu untuk mendekati dan mengungkapkan perasaannya. Hingga saat ia mengenalkan Abyl pada Azzalyn, ia merasa semua sudah terlambat. Azzalyn jatuh ke pelukan Abyl. Dan sebagai sahabat Abyl, ia hanya bisa merestui hubungan mereka meski hatinya merasa sakit tiap kali melihat kemesraan Abyl dan Azzalyn.
"Kita tunggu Ibumu pulang dan aku akan minta izin untuk membawamu kembali ke kota."
"Azzalyn nggak akan ke mana-mana!"
Tiba-tiba suara Renita terdengar, membuat mereka terkejut.
"Ibu? Pulang awal?" tanya Azzalyn yang heran, sebab biasanya sang ibu belum pulang jam segini.
Renita tak menjawab pertanyaan anaknya. Ia mendekati Bintang yang tampak salah tingkah.
"Bilang sama temanmu untuk menjauhi Azzalyn. Selamanya! Dan jangan coba-coba dia menyuruh siapa pun untuk membawa anakku pergi dari sini. Sekarang kamu pulang!" kata Renita pada Bintang sambil menarik paksa lengan Azzalyn. Dengan satu hentakan kasar ia menutup pintu. Meninggalkan Bintang yang bahkan tak sempat mengucapkan sepatah kata pun.
***
"Kenapa Bu? Apa alasan Ibu tidak merestui hubungan kami?" tanya Azzalyn sambil memandang kegelapan malam di luar sana.
Renita sedang duduk dengan pandangan kosong di sofa sambil menyilangkan kedua lengannya di dada. Sementara Azzalyn berdiri di depan jendela yang terbuka, mengharapkan angin malam yang dingin dapat menyejukkan hatinya yang baru saja kecewa.
"Kamu sudah tahu kalau keluarganya tidak merestuimu, Azzalyn . Tapi kenapa kamu malah nekat dengan menerima pinangannya? Apa yang menutupi hatimu? Apakah karena dia kaya? Kamu pikir dengan menikah tanpa restu dari keluarganya akan membuat kamu bahagia? Mereka akan menerima kamu? Jangan mimpi! Mereka selamanya akan menganggap kamu nggak selevel dengan mereka! Kamu hanya akan sakit hati!" Renita menumpahkan segala kekesalannya pada Azzalyn.
"Kami saling mencintai Bu. Bukan karena dia kaya. Tapi karena memang aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya." Azzalyn menjawab dengan emosi. Dia memang memiliki watak yang keras dan tidak mau ditentang tanpa alasan yang jelas. Azzalyn akan mempertahankan apa pun keinginannya selagi ia merasa apa yang ia mau bukanlah suatu kesalahan.
"Cinta itu nggak akan bertahan lama Azzalyn. Pernikahan itu bukan untuk seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, atau setahun dua tahun... Pernikahan itu untuk seumur hidup. Kalau dari awal pernikahan kalian saja sudah diawali dengan tanpa adanya restu, maka selamanya akan seperti itu."
"Om Krisna menyukaiku Bu. Hanya Tante Riska dan adik perempuan Abyl yang memang terlihat lain sikapnya terhadapku. Tapi kata Abyl sifat mereka memang seperti itu."
" Jangan menjadikan itu sebuah pembenaran Azzalyn! Sekali sikap mereka seperti itu, maka selamanya mereka akan seperti itu!"
"Kenapa Ibu bicara seolah-olah sangat mengenal mereka?"
"Ibu memang mengenal mereka. Karena itu Ibu minta jangan berurusan lagi dengan keluarga Abyl!"
"Beri aku alasan Bu, kenapa aku harus melepaskan Abyl. Alasan yang kuat. Kalau hanya karena Ibu mengenal mereka secara sekilas, itu tak cukup untuk mengikis perasaanku pada Abyl," Azzalyn masih ngotot. Dia bukanlah orang yang mudah melepaskan keinginannya.
"Cukup dengarkan Ibu Azzalyn! Putuskan hubunganmu dengan mereka. Lupakan Abyl. Berhenti bekerja di tempat mereka. Lebih baik kau tetap di sini bersama Ibu." Renita berkata tegas.
"Sekarang Ibu meminta aku untuk berhenti bekerja? Ibu tahu kan kalau ini adalah pekerjaan impianku? Kerja di kantor layaknya wanita karir seperti cita-citaku sejak dulu baru kudapat setelah diterima bekerja di perusahaan Abyl Bu! Apa Ibu nggak merasa kalau Ibu terlalu mengekang dan mengatur hidupku?"
"Ini demi kebaikan kamu Azzalyn! Demi masa depanmu!"
"Kalau gitu bilang Bu, kenapa? Kenapa aku harus melepaskan semuanya. Aku nggak sanggup kalau harus berhenti bekerja. Aku juga nggak bisa putus dari Abyl! Aku akan memperjuangkan Abyl dan pekerjaanku!"
"Jangan kau tanyakan lagi Azzalyn! Ibu nggak mau membuka luka lama!"
"Kalau Ibu nggak mau jujur apa alasannya, maka aku juga nggak akan mau mendengarkan Ibu. Aku akan pergi sekarang!" Azzalyn berbalik dan masuk ke kamarnya. Dengan tergesa ia memasukkan pakaian dan barang-barang miliknya ke dalam koper. Ia berniat akan pergi malam itu juga.
Sementara Renita hanya bisa menangis, sambil berusaha menahan tangan Azzalyn yang dengan cepat memasukkan barang ke kopernya, tapi Azzalyn selalu menepis tangannya.
"Azzalyn tolong dengarkan Ibu! Tolong jangan pergi!" katanya sambil menangis.
"Ibu nggak bisa memberiku alasan yang jelas mengapa aku harus putus dari Abyl. Maka aku pun tak punya alasan untuk tetap bertahan di sini Bu! Biarkan aku mengejar kebahagiaanku sendiri!"
"Azzalyn kamu nggak boleh menikah sama dia! Dia saudara kamu! Krisna Hadi itu Ayah kandung kamu!" pekik Renita sambil memeluk anaknya dari belakang. Azzalyn berbalik dan memandang Renita dengan wajah kebingungan, penuh tanda tanya. Ia benar-benar tak mengerti apa yang sudah terjadi.
Bab 1 Part 1
29/12/2023
Bab 2 Part 2
29/12/2023
Bab 3 Part 3
29/12/2023
Bab 4 Part 4
29/12/2023
Bab 5 Part 5
29/12/2023
Bab 6 Part 6
29/12/2023
Bab 7 Part 7
29/12/2023
Bab 8 Part 8
29/12/2023
Bab 9 Part 9
29/12/2023
Bab 10 Part 10
29/12/2023
Bab 11 Part 11
29/12/2023
Bab 12 Part 12
29/12/2023
Bab 13 Part 13
29/12/2023
Bab 14 Part 14
29/12/2023
Bab 15 Part 15
29/12/2023
Bab 16 Part 16
29/12/2023
Bab 17 Part 17
29/12/2023
Bab 18 Part 18
29/12/2023
Bab 19 Part 19
29/12/2023
Bab 20 Part 20
06/01/2024
Bab 21 Part 21
06/01/2024
Bab 22 Part 22
07/01/2024
Bab 23 Part 23
07/01/2024
Bab 24 Part 24
08/01/2024
Bab 25 Part 25
08/01/2024
Bab 26 Part 26
09/01/2024
Bab 27 Part 27
09/01/2024
Bab 28 Part 28
10/01/2024
Bab 29 Part 29
10/01/2024
Bab 30 Part 30
11/01/2024
Bab 31 Part 31
11/01/2024
Bab 32 Part 32
12/01/2024
Bab 33 Part 33
12/01/2024
Bab 34 Part 34
13/01/2024
Bab 35 Part 35
13/01/2024
Bab 36 Part 36
14/01/2024
Bab 37 Part 37
14/01/2024
Bab 38 Part 38
15/01/2024
Bab 39 Part 39
15/01/2024
Bab 40 Part 40
16/01/2024
Buku lain oleh Desy Cichika Harish
Selebihnya