icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 6
Pengasuh yang Arogan
Jumlah Kata:746    |    Dirilis Pada: 15/12/2022

Ketika Lana terpincang-pincang masuk ke bangsal, dia melihat beberapa dokter dan perawat mengelilingi neneknya.

"Nona Lana, apa Anda tahu bahwa nenek Anda hampir meninggal tadi malam?" tanya salah satu perawat dengan geram. "Ventilatornya terlepas di tengah malam. Tidak ada yang menyadari hal itu. Untungnya, seorang perawat berjalan melewati bangsal dan melihatnya kesulitan bernapas. Kalau tidak, beliau mungkin sudah meninggal sekarang."

"Tapi aku sudah mengirim seorang pengasuh untuk menjaganya," jelas Lana.

"Tidak ada orang lain di bangsal tadi malam," ucap perawat itu.

Baru saat itulah Lana menyadari bahwa pengasuh yang disewa Arini tidak ada di tempat.

Mengetahui bahwa dia tidak akan bisa merawat neneknya setelah menikah dengan Jehan, Lana meminta Arini menyewa seorang pengasuh untuk menjaga neneknya. Akan tetapi, sekarang pengasuh itu tidak diketahui keberadaannya.

Lana kemudian meneleponnya, tetapi tidak ada yang menjawab. Setengah jam kemudian, pengasuh itu membuka pintu bangsal dan masuk dengan membawa wadah makanan.

Jantungnya melompat ke tenggorokan ketika melihat Lana memelototinya. "Nona Lana, kapan kamu datang?" tanyanya sambil tersenyum manis.

Saat itu juga, Lana kehilangan kesabaran. Dia meraih tangan sang pengasuh dan menyeretnya ke sebuah taman di lantai bawah.

"Ke mana kamu pergi tadi malam? Apa kamu tahu nenekku hampir meninggal?"

"Apa maksudmu? Itu kan sudah lewat jam kerja, jadi aku pulang. Kamu hanya membayarku untuk menjaganya di siang hari. Bukan tanggung jawabku untuk merawatnya di malam hari," balas pengasuh itu.

Lana bisa merasakan darah naik ke kepalanya. Dia menyadari wanita ini telah menipunya. Lana mempekerjakannya karena dia terlihat jujur dan dapat diandalkan. Namun, ternyata semuanya hanyalah topeng untuk membuatnya terkesan.

Dia sudah membayar gaji yang sesuai agar pengasuh itu menjaga neneknya siang dan malam. Bagaimana bisa wanita ini mengatakan bahwa dia tidak membayarnya dengan cukup?

"Kita sudah sepakat bahwa kamu harus menjaga nenekku siang dan malam. Bagaimana bisa kamu meninggalkannya sendirian?" bentak Lana.

Pengasuh ini memang biasa bermalas-malasan ketika merawat pasien lanjut usia karena mereka semua terlalu lemah untuk berbicara. Mereka tidak akan mengeluh meski dia melalaikan tugasnya. Sekarang setelah Lana menangkap basah kelakuannya, dia tidak repot-repot untuk berpura-pura lagi. "Dengar, merawat pasien di malam hari bukanlah pekerjaan yang mudah. Jadi, lebih baik kamu menaikkan gajiku atau aku berhenti," jawabnya dengan angkuh.

"Aku sudah membayarmu seusai perjanjian! Kamu bisa berhenti jika kamu mau. Aku akan mencari pengasuh lain."

"Silakan saja dan kita lihat apakah kamu bisa menemukan pengasuh baru." Pengasuh itu mencibir.

Lana segera menghubungi penanggung jawab pengasuh rumah sakit tersebut, tetapi seperti yang dikatakan wanita di depannya, jumlah pengasuh yang ada terbatas. Semuanya memiliki jadwal yang padat. Tidak ada yang bisa merawat neneknya.

Pengasuh yang arogan itu menyilangkan tangan di dadanya sambil mendengarkan percakapan Lana. "Hah! Kalau kamu memang tidak punya uang, jaga sendiri nenekmu!" cibirnya. "Aku kenal beberapa pengasuh senior yang senggang. Kamu bisa mempekerjakan mereka. Tapi kamu tidak mampu membayar mereka, kan? Mengapa kamu tidak menghentikan pengobatan dan membawanya pulang saja? Lagi pula, dia sudah tua. Memangnya berapa lama dia bisa hidup?"

Ucapannya membuat Lana mendidih. Dia mengacungkan jari pada pengasuh itu, tetapi terlalu marah sampai tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Wanita ini benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu tentang neneknya?

Lana ingin memecatnya saat itu juga dan menyewa pengasuh lain yang bertanggung jawab, tetapi dia tidak punya cukup uang atau waktu untuk itu.

"Aku akan mengajukan keluhan terhadapmu!"

Lana mengeluarkan ponselnya untuk merekam percakapan mereka sebagai bukti. Akan tetapi, pengasuh itu dengan cepat merampas ponselnya, melemparkan ke tanah dan menginjaknya berulang kali.

Sebelum Lana sempat bereaksi, dia jatuh ke tanah dan mulai berteriak, "Ah, dia memukulku!"

"Jika kamu tidak bangun sekarang, aku akan memanggil polisi!"

"Nona ini membayarku hanya untuk setengah hari, tapi menuntutku untuk bekerja sehari penuh. Tidak hanya itu saja, dia masih ingin mengajukan keluhan tentangku!" Dia terus berteriak sekuat tenaga.

Seperti yang diharapkannya, teriakannya menarik perhatian orang banyak. Mereka mengelilingi keduanya dan mulai berbisik tentang Lana.

"Siapa mereka? Mengapa mereka membuat keributan di rumah sakit?"

"Benar, mereka mengganggu orang-orang."

"Aku mendengar nona itu tidak membayar pengasuh dengan baik dan menuntutnya untuk bekerja siang dan malam."

Mengingat situasi semakin tidak terkendali, Lana mencoba menarik pengasuh tersebut untuk berdiri. Akan tetapi, pengasuh itu terlalu berat dan dia tidak bisa membuatnya bergerak sedikit pun.

"Nona muda, lebih baik kamu membayar semua gajinya terlebih dahulu," ucap salah satu pengunjung rumah sakit.

"Itu betul. Kamu berutang gaji pada seorang pengasuh untuk bantuannya," gema yang lain.

"Dengar, aku tidak berutang apa pun padanya atau memukulnya. Dialah yang melalaikan tugasnya. Dia meninggalkan nenekku sendirian tadi malam." Lana mencoba menjelaskan.

"Berapa banyak gajinya? Aku akan membayarnya." Sebuah suara tiba-tiba menyela.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pengantin Pengganti2 Bab 2 Jehan Sahid3 Bab 3 Kalung Misterius4 Bab 4 Ciuman Pertama yang Dramatis5 Bab 5 Sarapan6 Bab 6 Pengasuh yang Arogan7 Bab 7 Menyelamatkan Situasi8 Bab 8 Mengusir Mereka dari Vila9 Bab 9 Seperti Anak Kecil yang Merepotkan10 Bab 10 Keluarga yang Kejam11 Bab 11 Kalung12 Bab 12 Menghadiri Perjamuan13 Bab 13 Perselisihan di Perjamuan14 Bab 14 Kebenaran15 Bab 15 Tante yang Serakah16 Bab 16 Aku Membantu Istrimu17 Bab 17 Saras yang Jahat18 Bab 18 Kompromi19 Bab 19 Bersalah20 Bab 20 Kerja Bagus21 Bab 21 Ibu yang Pilih Kasih22 Bab 22 Membantu Lana23 Bab 23 Berusaha Terlihat Marah24 Bab 24 Pertengkaran25 Bab 25 Sepupunya26 Bab 26 Surat Penerimaan27 Bab 27 Keluarga Sahid Menyatakan Bangkrut28 Bab 28 Saras yang Gila29 Bab 29 Motif Tersembunyi30 Bab 30 Menjadikannya Sebagai Sasaran31 Bab 31 Proposal32 Bab 32 Berhasil Mendapat Sponsor33 Bab 33 Memikirkan Cara untuk Mencari Uang34 Bab 34 Selera Aneh Jehan35 Bab 35 Provokasi Mirna36 Bab 36 Wanita yang Menyebalkan37 Bab 37 Jehan yang Protektif38 Bab 38 Makan Malam Mewah39 Bab 39 Pria Idiot40 Bab 40 Rumor Tentang Lana41 Bab 41 Penangkapan Polisi42 Bab 42 Aku Memercayaimu43 Bab 43 Berbagi Tempat Tidur44 Bab 44 Kesehatan Jehan Tidak Baik45 Bab 45 Pembunuh yang Sebenarnya46 Bab 46 Undangan47 Bab 47 Saran Wisnu48 Bab 48 Kristina yang Ceroboh49 Bab 49 Lana dalam Masalah50 Bab 50 Amarah Jehan51 Bab 51 Terpikat52 Bab 52 Menciumnya53 Bab 53 Gosip54 Bab 54 Klarifikasi Rumor55 Bab 55 Sudah Menikah56 Bab 56 Cincin Kawin57 Bab 57 Kembali ke Kota Elok58 Bab 58 Tak Sengaja Bertemu Arini59 Bab 59 Kebencian60 Bab 60 Hadiah61 Bab 61 Kembali ke Kampung Halamannya62 Bab 62 Meminta Uang63 Bab 63 Menangis dalam Pelukannya64 Bab 64 Insomnia65 Bab 65 Oki yang Menyebalkan66 Bab 66 Kegelisahan67 Bab 67 Kalung68 Bab 68 Rencana Dika69 Bab 69 Bertemu dengan Vina70 Bab 70 Pekerjaan Baru71 Bab 71 Serangan Balik Lana72 Bab 72 Levi Agustinus73 Bab 73 Luka Tembak74 Bab 74 Berbohong75 Bab 75 Malu76 Bab 76 Rencana Oki77 Bab 77 Insiden di Bandara78 Bab 78 Mabuk79 Bab 79 Malam Pertama Mereka80 Bab 80 Bangun81 Bab 81 Aku Tidak Ingin Melihatmu lagi82 Bab 82 Siapa Pria Itu83 Bab 83 Merasa Bersalah84 Bab 84 Jehan Khawatir85 Bab 85 Semua Ini Karena Saras86 Bab 86 Jehan yang Keras Kepala87 Bab 87 Menabrak Levi88 Bab 88 Rencana A Gagal89 Bab 89 Masalah Oki90 Bab 90 Lagi-Lagi Levi91 Bab 91 Provokasi Feni92 Bab 92 Mengenal Levi93 Bab 93 Mencurigakan94 Bab 94 Datang ke Kampus untuk Menemuiku95 Bab 95 Diawasi96 Bab 96 Konfrontasi97 Bab 97 Pertimbangkan untuk Bersamaku98 Bab 98 Tidak Ada Ciuman atau Pelukan 99 Bab 99 Seperti Apa Wajah Levi100 Bab 100 Tiket Pameran