Suamiku yang Lumpuh Adalah Taipan Misterius
Penulis:ASHLEY AMARI
GenreRomantis
Suamiku yang Lumpuh Adalah Taipan Misterius
Ketika Lana terpincang-pincang masuk ke bangsal, dia melihat beberapa dokter dan perawat mengelilingi neneknya.
"Nona Lana, apa Anda tahu bahwa nenek Anda hampir meninggal tadi malam?" tanya salah satu perawat dengan geram. "Ventilatornya terlepas di tengah malam. Tidak ada yang menyadari hal itu. Untungnya, seorang perawat berjalan melewati bangsal dan melihatnya kesulitan bernapas. Kalau tidak, beliau mungkin sudah meninggal sekarang."
"Tapi aku sudah mengirim seorang pengasuh untuk menjaganya," jelas Lana.
"Tidak ada orang lain di bangsal tadi malam," ucap perawat itu.
Baru saat itulah Lana menyadari bahwa pengasuh yang disewa Arini tidak ada di tempat.
Mengetahui bahwa dia tidak akan bisa merawat neneknya setelah menikah dengan Jehan, Lana meminta Arini menyewa seorang pengasuh untuk menjaga neneknya. Akan tetapi, sekarang pengasuh itu tidak diketahui keberadaannya.
Lana kemudian meneleponnya, tetapi tidak ada yang menjawab. Setengah jam kemudian, pengasuh itu membuka pintu bangsal dan masuk dengan membawa wadah makanan.
Jantungnya melompat ke tenggorokan ketika melihat Lana memelototinya. "Nona Lana, kapan kamu datang?" tanyanya sambil tersenyum manis.
Saat itu juga, Lana kehilangan kesabaran. Dia meraih tangan sang pengasuh dan menyeretnya ke sebuah taman di lantai bawah.
"Ke mana kamu pergi tadi malam? Apa kamu tahu nenekku hampir meninggal?"
"Apa maksudmu? Itu kan sudah lewat jam kerja, jadi aku pulang. Kamu hanya membayarku untuk menjaganya di siang hari. Bukan tanggung jawabku untuk merawatnya di malam hari," balas pengasuh itu.
Lana bisa merasakan darah naik ke kepalanya. Dia menyadari wanita ini telah menipunya. Lana mempekerjakannya karena dia terlihat jujur dan dapat diandalkan. Namun, ternyata semuanya hanyalah topeng untuk membuatnya terkesan.
Dia sudah membayar gaji yang sesuai agar pengasuh itu menjaga neneknya siang dan malam. Bagaimana bisa wanita ini mengatakan bahwa dia tidak membayarnya dengan cukup?
"Kita sudah sepakat bahwa kamu harus menjaga nenekku siang dan malam. Bagaimana bisa kamu meninggalkannya sendirian?" bentak Lana.
Pengasuh ini memang biasa bermalas-malasan ketika merawat pasien lanjut usia karena mereka semua terlalu lemah untuk berbicara. Mereka tidak akan mengeluh meski dia melalaikan tugasnya. Sekarang setelah Lana menangkap basah kelakuannya, dia tidak repot-repot untuk berpura-pura lagi. "Dengar, merawat pasien di malam hari bukanlah pekerjaan yang mudah. Jadi, lebih baik kamu menaikkan gajiku atau aku berhenti," jawabnya dengan angkuh.
"Aku sudah membayarmu seusai perjanjian! Kamu bisa berhenti jika kamu mau. Aku akan mencari pengasuh lain."
"Silakan saja dan kita lihat apakah kamu bisa menemukan pengasuh baru." Pengasuh itu mencibir.
Lana segera menghubungi penanggung jawab pengasuh rumah sakit tersebut, tetapi seperti yang dikatakan wanita di depannya, jumlah pengasuh yang ada terbatas. Semuanya memiliki jadwal yang padat. Tidak ada yang bisa merawat neneknya.
Pengasuh yang arogan itu menyilangkan tangan di dadanya sambil mendengarkan percakapan Lana. "Hah! Kalau kamu memang tidak punya uang, jaga sendiri nenekmu!" cibirnya. "Aku kenal beberapa pengasuh senior yang senggang. Kamu bisa mempekerjakan mereka. Tapi kamu tidak mampu membayar mereka, kan? Mengapa kamu tidak menghentikan pengobatan dan membawanya pulang saja? Lagi pula, dia sudah tua. Memangnya berapa lama dia bisa hidup?"
Ucapannya membuat Lana mendidih. Dia mengacungkan jari pada pengasuh itu, tetapi terlalu marah sampai tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Wanita ini benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu tentang neneknya?
Lana ingin memecatnya saat itu juga dan menyewa pengasuh lain yang bertanggung jawab, tetapi dia tidak punya cukup uang atau waktu untuk itu.
"Aku akan mengajukan keluhan terhadapmu!"
Lana mengeluarkan ponselnya untuk merekam percakapan mereka sebagai bukti. Akan tetapi, pengasuh itu dengan cepat merampas ponselnya, melemparkan ke tanah dan menginjaknya berulang kali.
Sebelum Lana sempat bereaksi, dia jatuh ke tanah dan mulai berteriak, "Ah, dia memukulku!"
"Jika kamu tidak bangun sekarang, aku akan memanggil polisi!"
"Nona ini membayarku hanya untuk setengah hari, tapi menuntutku untuk bekerja sehari penuh. Tidak hanya itu saja, dia masih ingin mengajukan keluhan tentangku!" Dia terus berteriak sekuat tenaga.
Seperti yang diharapkannya, teriakannya menarik perhatian orang banyak. Mereka mengelilingi keduanya dan mulai berbisik tentang Lana.
"Siapa mereka? Mengapa mereka membuat keributan di rumah sakit?"
"Benar, mereka mengganggu orang-orang."
"Aku mendengar nona itu tidak membayar pengasuh dengan baik dan menuntutnya untuk bekerja siang dan malam."
Mengingat situasi semakin tidak terkendali, Lana mencoba menarik pengasuh tersebut untuk berdiri. Akan tetapi, pengasuh itu terlalu berat dan dia tidak bisa membuatnya bergerak sedikit pun.
"Nona muda, lebih baik kamu membayar semua gajinya terlebih dahulu," ucap salah satu pengunjung rumah sakit.
"Itu betul. Kamu berutang gaji pada seorang pengasuh untuk bantuannya," gema yang lain.
"Dengar, aku tidak berutang apa pun padanya atau memukulnya. Dialah yang melalaikan tugasnya. Dia meninggalkan nenekku sendirian tadi malam." Lana mencoba menjelaskan.
"Berapa banyak gajinya? Aku akan membayarnya." Sebuah suara tiba-tiba menyela.