icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Kalung Misterius
Jumlah Kata:780    |    Dirilis Pada: 15/12/2022

Tak lama setelah Lana duduk, pergelangan kakinya membengkak. Dia duduk di tempat tidur untuk sekian lama, tetapi Jehan belum juga keluar dari kamar mandi. Dia ingin memijat kakinya, jadi dia menggoyangkan kakinya untuk melepas sepatu.

Tanpa diduga, dia menggunakan terlalu banyak kekuatan dan secara tidak sengaja membuat sepatunya terlempar. Tepat pada saat ini, pintu kamar mandi terbuka, dan sepatu itu mendarat di hadapan Jehan.

Lana dan Jehan saling memandang.

Jehan melirik sepatu di hadapannya dan wanita yang sedang duduk di tempat tidur itu.

Gaun pengantinnya yang putih bersih terlihat kusut, dan rambutnya berantakan. Meskipun demikian, matanya tampak menyilaukan seperti sinar matahari.

Begitu tatapan Jehan mendarat di leher mulus wanita itu, dia mengerutkan kening. "Di mana kalung itu?"

Lana, yang sedang memikirkan cara untuk mendapatkan sepatunya kembali tanpa merasa canggung, tertegun ketika mendengar pertanyaan pria itu. "Kalung apa?"

Wajah Jehan berubah muram. Dia tidak tahu apakah Lana berpura-pura bodoh atau tidak. "Hadiah pernikahan yang dijanjikan ayahmu untuk diberikan padaku. Itu adalah kalung ibuku. Beliau meninggalkan kalung itu untukku."

Lana berpikir sejenak, tetapi dia tidak ingat Yudi pernah mengatakan apa pun tentang kalung itu.

Wajah Jehan memerah karena marah. Lana khawatir mungkin pria ini akan mencekiknya sampai mati karena dorongan hati. Jika Keluarga Rahayu yang tak berperasaan mengetahui bahwa dia telah menyinggung Jehan, mereka akan berhenti membiayai pengobatan neneknya.

Lana memikirkan ini dan mendecak, seolah-olah dia mengingat sesuatu. "Oh, maksudmu kalung itu? Aku lupa membawanya. Aku akan segera pulang dan mengambilnya untukmu."

Jehan mengangguk sementara wajahnya melembut.

Meskipun dari luar Lana tampak tenang, di dalam hatinya dia sungguh panik. Bagaimana dia bisa menemukan kalung itu? Dia bahkan tidak tahu seperti apa bentuknya. Dia melirik Jehan dan melihat cincin unik di jarinya. Meski terlihat sederhana, cincin emas merah itu bertahtakan permata serta ukiran kata-kata misterius.

'Tunggu, sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat,' pikirnya.

Tiba-tiba, di benak Lana terlintas bahwa dia pernah melihat Saras, yang dianggap sebagai putri Yudi dan Arini selama 20 tahun terakhir ini, mengenakan kalung seperti itu.

Perasaan yang tak bisa dijelaskan muncul di hati Jehan ketika dia melihat raut wajah Lana yang berubah-ubah. "Sana mandi," desaknya sambil memalingkan muka.

"Apa?" Lana tercengang.

Jehan berbalik dan menatap matanya, "Kamu kotor, cepat mandi."

Baru setelah Lana menunduk dan melihat dirinya sendiri, dia menyadari bahwa gaunnya kotor dengan tanah karena dia jatuh sebelumnya. Akan tetapi, dia lupa dan duduk di tempat tidur yang sudah dihias dengan indah. Lana segera bangkit dan berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi. Sebelum masuk ke dalam, dia tidak lupa mengambil sepatu yang menghalangi jalannya dan meletakkannya di pinggir.

Senyum tersungging di sudut bibir Jehan.

Duduk di bak mandi, Lana menekan dadanya dan merasakan jantungnya yang berdebar kencang di jari-jarinya. Dia ketakutan setengah mati.

Jehan sepertinya bukan seseorang yang bisa dihadapi dengan mudah. Lana takut pria itu akan melemparnya ke laut untuk santapan hiu jika dia menyinggung perasaannya. Pikiran bahwa dia akan menghabiskan malam pernikahannya dengan seorang pria yang begitu mengintimidasi membuatnya ketakutan.

Dengan rasa takut yang menghantuinya, Lana duduk di bak mandi untuk waktu yang lama. Akhirnya, dia keluar dan mengeringkan tubuhnya dengan handuk, tetapi tiba-tiba menyadari bahwa dia lupa membawa piamanya.

Itu semua salah Jehan yang membuatnya terburu-buru.

Dia mengutuk Jehan di dalam hati, lalu dia menempelkan telinganya ke pintu untuk mencoba apakah dia bisa mendengar sesuatu di kamar.

Apa Jehan akan menunggunya di kamar?

Setelah beberapa saat berlalu dan memastikan tidak ada suara di luar pintu, Lana membungkus dirinya dengan handuk mandi lalu membuka pintu.

"Ah!"

Dia mencengkeram handuk dengan satu tangan dan memelototi Jehan, yang sedang duduk di kamar. "Kenapa kamu masih berada di sini?"

"Ini kamar kita, kenapa aku tidak boleh berada di sini?" Jehan tampak sama terkejutnya. Dia tidak tahu harus melihat ke arah mana. "Kenapa kamu tidak mengenakan piama?"

"Aku lupa membawanya."

Lana bergegas jalan untuk mencari piamanya. Yudi sudah membeli beberapa pakaian mahal untuk membuat Jehan terkesan, tetapi semuanya tidak nyaman untuk dikenakan, jadi dia mengeluarkan piama lamanya.

Dahi Jehan berkerut. Dia tidak mengerti kenapa putri dari Keluarga Rahayu mengenakan piama lusuh seperti itu.

"Pelayan sudah menyiapkan gaun tidur baru untukmu. Ada di sana." Dia menunjuk ke arah pintu.

Lana meletakkan piamanya, berjalan tertatih-tatih ke pintu, meraih dinding untuk menopang tubuhnya, dan mengambil gaun tidur sutra berenda. Tiba-tiba, sesuatu jatuh dari gaun tidur itu.

Dia mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah salep.

"Apa ini untukku?"

Lana menatap Jehan dengan heran. Matanya berbinar seperti berlian yang membuat Jehan kembali memalingkan wajahnya.

"Apa lagi yang kamu tunggu?" tanya Jehan sebelum berdeham. "Apa kamu mengharapkanku untuk mengoleskan salep itu padamu?"

Setelah itu, dia memutar kursi rodanya dan pergi.

Lana baru menyadari setelah beberapa lama bahwa salep itu untuk pergelangan kakinya. Dia sangat terkejut dengan tindakan tersebut sehingga dia hampir membuangnya.

Apa Jehan peduli padanya?

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pengantin Pengganti2 Bab 2 Jehan Sahid3 Bab 3 Kalung Misterius4 Bab 4 Ciuman Pertama yang Dramatis5 Bab 5 Sarapan6 Bab 6 Pengasuh yang Arogan7 Bab 7 Menyelamatkan Situasi8 Bab 8 Mengusir Mereka dari Vila9 Bab 9 Seperti Anak Kecil yang Merepotkan10 Bab 10 Keluarga yang Kejam11 Bab 11 Kalung12 Bab 12 Menghadiri Perjamuan13 Bab 13 Perselisihan di Perjamuan14 Bab 14 Kebenaran15 Bab 15 Tante yang Serakah16 Bab 16 Aku Membantu Istrimu17 Bab 17 Saras yang Jahat18 Bab 18 Kompromi19 Bab 19 Bersalah20 Bab 20 Kerja Bagus21 Bab 21 Ibu yang Pilih Kasih22 Bab 22 Membantu Lana23 Bab 23 Berusaha Terlihat Marah24 Bab 24 Pertengkaran25 Bab 25 Sepupunya26 Bab 26 Surat Penerimaan27 Bab 27 Keluarga Sahid Menyatakan Bangkrut28 Bab 28 Saras yang Gila29 Bab 29 Motif Tersembunyi30 Bab 30 Menjadikannya Sebagai Sasaran31 Bab 31 Proposal32 Bab 32 Berhasil Mendapat Sponsor33 Bab 33 Memikirkan Cara untuk Mencari Uang34 Bab 34 Selera Aneh Jehan35 Bab 35 Provokasi Mirna36 Bab 36 Wanita yang Menyebalkan37 Bab 37 Jehan yang Protektif38 Bab 38 Makan Malam Mewah39 Bab 39 Pria Idiot40 Bab 40 Rumor Tentang Lana41 Bab 41 Penangkapan Polisi42 Bab 42 Aku Memercayaimu43 Bab 43 Berbagi Tempat Tidur44 Bab 44 Kesehatan Jehan Tidak Baik45 Bab 45 Pembunuh yang Sebenarnya46 Bab 46 Undangan47 Bab 47 Saran Wisnu48 Bab 48 Kristina yang Ceroboh49 Bab 49 Lana dalam Masalah50 Bab 50 Amarah Jehan51 Bab 51 Terpikat52 Bab 52 Menciumnya53 Bab 53 Gosip54 Bab 54 Klarifikasi Rumor55 Bab 55 Sudah Menikah56 Bab 56 Cincin Kawin57 Bab 57 Kembali ke Kota Elok58 Bab 58 Tak Sengaja Bertemu Arini59 Bab 59 Kebencian60 Bab 60 Hadiah61 Bab 61 Kembali ke Kampung Halamannya62 Bab 62 Meminta Uang63 Bab 63 Menangis dalam Pelukannya64 Bab 64 Insomnia65 Bab 65 Oki yang Menyebalkan66 Bab 66 Kegelisahan67 Bab 67 Kalung68 Bab 68 Rencana Dika69 Bab 69 Bertemu dengan Vina70 Bab 70 Pekerjaan Baru71 Bab 71 Serangan Balik Lana72 Bab 72 Levi Agustinus73 Bab 73 Luka Tembak74 Bab 74 Berbohong75 Bab 75 Malu76 Bab 76 Rencana Oki77 Bab 77 Insiden di Bandara78 Bab 78 Mabuk79 Bab 79 Malam Pertama Mereka80 Bab 80 Bangun81 Bab 81 Aku Tidak Ingin Melihatmu lagi82 Bab 82 Siapa Pria Itu83 Bab 83 Merasa Bersalah84 Bab 84 Jehan Khawatir85 Bab 85 Semua Ini Karena Saras86 Bab 86 Jehan yang Keras Kepala87 Bab 87 Menabrak Levi88 Bab 88 Rencana A Gagal89 Bab 89 Masalah Oki90 Bab 90 Lagi-Lagi Levi91 Bab 91 Provokasi Feni92 Bab 92 Mengenal Levi93 Bab 93 Mencurigakan94 Bab 94 Datang ke Kampus untuk Menemuiku95 Bab 95 Diawasi96 Bab 96 Konfrontasi97 Bab 97 Pertimbangkan untuk Bersamaku98 Bab 98 Tidak Ada Ciuman atau Pelukan 99 Bab 99 Seperti Apa Wajah Levi100 Bab 100 Tiket Pameran