Gairah Sang CEO
rah dirinya, lelaki itu menghembuskan nafasnya, agar aroma shampo itu tidak semak
gan tangan yang terulur dan menggenggam pundak Dara, sont
ya, wanita itu teringat dengan perlakuan kejam Agam yang telah merenggut kesuciannya dengan paksa, membuat w
sih bertanya, berbeda dengan Agam yang justru me
ag yang berisikan sebuah pakaian. "Cepat pakai, jangan buang waktu lag
justru, Dara mengeluarkan suaran
inginanku, atau kalau tidak, kau akan mendapatkan kes
gan, Agam duduk di sofa, kepalanya mendongak ke atas, dikepalanya kini bekelebat bayangan baga
tapi sungguh, Dara memang telah membuatnya berbeda, ia menutup seluruh wajahnya dengan ke
diberikan oleh Agam, sedangkan pria itu, ia lagi dan lagi tidak bisa menguas
kakinya, sebelum akhirnya langkahnya terhenti
" tolak Dara dengan menatap kil
as Agam, dengan mendekatkan
enuhi dengan rasa takut, tapi ini adalah pilihan yang terbaik untuknya. Sesaat setelahnya, Manik Dar
ati, tapi adikmu!
tatapan itu saling lempar dengan begitu tajam, turun naik
ilik Agam, berada berdua di dalam mobil bersama dengan Agam, membuat Dara merasakan perasaan yang tak kar
gan tembok besar dan tinggi, mobil akhirnya berbelok saat sebelumnya sebuah gerbang terbuka sec
sebut, tetapi, ini bukanlah waktu yang tepat, tubuhnya t
ian kiri, sedangkan Dara, meskipun tanpa mendapat
u baya berusia 50 tahun, lelaki itu mengenakan seb
ng, Tuan!" sa
angkah untuk menaiki satu anak tangga, Tiba-tiba saja, seorang pria muda menyambut
sapa pria itu, ia adalah s
pandangannya terus menatap pada Dara. Agam melirik
alangi jalanku!" ketus Agam, dan kembali berjalan, ses
temu sebentar, dapat Dara lihat kalau pria muda
ntara dirinya dan juga Agam, di sebuah sof
ngkin ia mengatakan pada Hans, kalau ia telah menodai Dara. Kening
ut Agam dengan sesaat setelahnya
aranya, membuat Agam seketika menolehkan kepalanya ke arah Hans
ns yang mengatakan sesuatu hal yang sayangnya benar, namun ia tida
iapkan hidangan makanan untukku,
nyali Hans ciut, ia segera menganggukan kepalanya. "Da
ke jendela, kini gadis itu berada di antara lelaki yang tidak ia kenali, salah satunya adalah Agam, lela
enyentakkan tubuh Dara, ditatapnya pria
itu bukanlah Agam, tetapi tetap saja, Dara mer
gi ke kamar Anda, Nona!" Pria itu be
ut Dara, wanita cantik berambut pende
ari posisi Dara, tepatnya di balik sebuah tembok, pria
ang sanga
sam