Gairah Sang CEO
ru tersungkur di atas sebuah lantai, sesaat sebelumnya kaki lelaki itu tersandung dengan
tang, Ia memegangi lututnya yang kini terasa begitu
nnya, gadis itu ddkhanya hanya menundukkan kepalan
u dengan kasar, ia sege
pun yang keluar dari mulutnya, ia masih ter
ndengar dengan jelas kalau ada sebuah Deru mes
gintip pada bagian celah gorden, dilihatnya kini, kalau
pecah saat ini, ia tidak pernah menyangka kalau ternyata hidupnya akan stragis ini dan per
n, dan mungkin saja, masa-masa Indah itu tidak akan pernah terulang kembali, un
*
h, bola mata lelaki itu menyebar, melihat para anak buahnya yang selalu berada di san
mengikat kaki dan tangannya, karena dia selalu saja memecahkan barang-bara
di dalam juga?" tanya Agam,
av belum juga kembali ke rumah ini."
!" Agam meninggalkan anak buahnya, sebelumny
yang memakai sebuah seragam. Tentu saja mereka sangat menghormati Agam, mereka tau jelas siapa Agam, karena meskipun Agam jarang sek
berumur 50 tahun, dia adalah kepala pelayan di rumah
ekarang sudah sedikit membaik, meski sebelumnya dia mengamuk
buat Agam mengangguk, lantas lelaki itu mel
iakan seorang wanita yang tak asing di telinganya, teriakan itu berasal dari lantai atas
buka pintu yang kini tertutup rapat, sebelumnya, ia melihat di dep
uli?" teriak Belvina, pada seorang pelayan
am, lelaki yang ia anggap sebagai kakaknya, lelaki y
rgi dari hadapanku, aku benci melihatmu!? " Sebu
gayunkan kakinya, menatap wajah Belvina yang terl
berpendidikan, kau tidak seharusnya melakukan ini!" Agam menatap tubuh Belvina da
lakukan, kau menikahinya, aku menyuruhmu untuk membunuh wani
membahagiakannya, tetapi justru aku akan membalaskan dendammu dengan cara menya
elvina memint
membuat Belvina m
*
ngan bawah, dan mengatakan pada Maria-pembantu di rumah itu, kalau
li ini, bagaimana tidak, di bayangannya saat ini Agam akan memasuki kamarnya dengan lan
armu, kau bahkan sudah menginci pintu kamar itu dengan rapat!" Kini
rasa was-was yang sejak tadi menjadi sensasi pada tubuhny
menyisakan lampu tidur, sesaat kemudian, wanita itu t
*
terbuka oleh Maria, lelaki itu kembali menyebarkan bola matanya
am pada Maria, yang sudah di
alau dia tidak mau diganggu!" Jawaban yang begitu s
gkat, dan kini melangkahkan
ampu kamar yang sudah mati, ia gegas membuka kunci itu
n matanya, sontak membulatkan kembali matanya, saat ia mer
au? Apakah,
sam