Gairah Sang CEO
rasakan kalau ada sebuah benda keras yang sudah berhasi
a, melainkan sekujur tubuhnya yang juga merasakan sakit, saat sebuah pemberontakan yang ia lakukan berujung petaka un
orang pria berpakaian serba hitam datang dan menculik dirinya lalu membawa
elah dijaga oleh Dara mati-matian yang tentunya akan
uga Adik lelakinya yang sangat menyayanginya, karier cemerlang dan Sahabat yang baik hati melengkapi hidupnya, te
a telah mengeluarkan puncak kenikmatannya di dalam tubuh Dar
mbuat rambutnya basah, membuat lekaki itu kegerahan, ia seg
tidak ada sepatah katapun yang dapat ia keluarkan dari bibirnya, ia sangat marah ka
h di pandangannya, gadis itu, tengah mengatur sensasi yang berkecamuk di dalam dadan
terkutuk itu tanpa alasan yang jelas dan yang semakin membuat Dara bingung adalah, ia
ariton pria itu, menggertakan Dara dari lamunannya, membuat gadis itu perlahan menoleh ke arah pria itu,
erwarna hitam juga, membuat penampilan lekaki itu terlihat perfect, dengan duduk
kepuasan pada Dara. Sedangkan Dara, ia menatap dengan penuh amarah, d
an berdiam diri, karena berontak adalah suatu hal yang tidak pernah membuahkan hasil, pun untuk menan
asakan sesuatu yang sangat nikmat!" ucap Pria itu lagi, dengan mel
lvina, dia adalah istri dari atasannya yang bernama Aarav Kaisar, dan pria i
i, memaki dan mengucapkan sumpah serapah untuk Dara, menganggap Dara telah menggoda
keluarkan oleh lidah Belvina untuk Dara, ternyata
ng telah terjadi, tetapi justru wanita itu menamparnya, men
an sebuah ancaman yang benar-bena
ni! Maka, aku pastikan kalau kau akan menyesal!" Belvina ber
iri, dan berniat untuk berhenti dari pekerjaann
nyukaimu!" ungkap Aarav yang me
inggalkan Aarav, namun belum saja ia sampai di apartemen yang ia tinggali, justru Aga
nmu sendiri, hah!" suara bariton itu, menggetarkan hati Dara, ia terkesiap deng
tengah mati, jari lentiknya bergetar bukan main, meremas sel
lengannya hingga mengakibatkan Dara terpaksa
skan, wajar saja jika Aarav menyukaimu, tapi sayang
berkilat itu, Agam perlahan men
sesuai dengan apa jabatan yang aku jalani!" Perkataan itu
Agam kembali menaikkan benda tajam itu hing
aja kematian jauh lebih baik untuknya, karena untuk men
rintah Dara, dengan tatapan tajamnya, meskipu
tatapnya wajah cantik Dara, dan tubuh Dara yang ben
membunuhmu, justru aku..." Aga
ia mengerti apa maksud Agam. "Ap
sam