Pembalasan Dendam Sang Pewaris
ong tubuh Alex agar menjauh darinya. Hampir saja Mayra kembali terjerat
hampir saja kembali menikmati ranumnya bibir Mayra. Pria tampan itu
berpura-pura menolak hasratku
ri membanting jam tangan yang ia lepas paksa dari pergelangan tangannya. Ale
yra. Oleh sebab itu, sembuhkan aku. Hanya kau obatku," ujar Alex, ia kembali mendekat ke arah Mayr
ini padaku!" teriak Mayra. Sorot mata gadis itu mulai menajam, kali ini ia tidak ingin terlihat
m jerat cinta Alex yang semakin kuat menjebaknya. Mayra mencintai
uis, dan Luis di depan matanya. Apa hebatnya pria penyakitan itu untuk Mayra? Luis ti
dak bisa melihat sisi lain dari keluarga calon suaminya tersebut. Alex yang sudah tinggal s
itu pergi tanpa mau menunggu jawaban dari pria yang sangat menyebalkan baginya. Suara sepatu heels yang masih t
eluasa keluar tanpa harus repot-repot membukanya lagi. Sorot mata Mayra tajam, ia benar-benar mengusir Al
ulang Alex. Pria i
ntu, tidak ada yang lebih serius dari pada ini!" imbuhnya lalu mengangkat s
x. Pria tidak tahu malu yang selama ini hanya menjadi benalu di keluarga Luis itu benar-bena
ex memang selalu bisa bersikap tenang di segala situasi. Berbeda dengan Luis yang selalu
a. "Aku meninggalkan jas ku di sini, apa kau sengaja ingin agar Luis tahu bahwa aku datang menemuimu di sini? Silakan?
u berjalan menghampiri Alex. Ia sudah tidak sabar melihat pria itu keluar dari dalam rumah priba
mbunyi di balik kemeja hitam pria tersebut. Ia bahkan sudah meras
ng-gelengkan kepalanya cepat, mencoba mengusir slide memory yang melintas di dalam kepalanya. "Astaga, i
oba untuk menahan langkahnya agar Mayra sedikit me
uar dan pergi dari gedung ini," usir Mayra tegas, ia terus saja mendorong tubuh kekar Alex menuju bibir pintu. A
enekanan. Di saat yang bersamaan, ia tersenyum pada gadis itu. Alex sama sekali tidak pernah menunjukkan rasa tertekan atau tersing
imanya. Alex merasa, ia telah menjadi budak keluarga Luis selama bertahun-tahun. Kali ini,
an cepat gadis itu menutup pintu apartemennya kuat-kuat sehingga menimbulka
menyebalkan,"
ofa, bau maskulin pria tampan itu kembali mengalihkan ingatan Mayra yang mencoba untuk mengingat sosok Luis. "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mungkin mencer
a ponselnya yang ada di atas nakas berdering. Sebuah pangg
umpat Mayra kesal. Gadis itu meraih benda pipih miliknya ya
pria macam Alex yang menyebalkan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, ia berusah
Ia merasa bingung saat harus berhadapan dengan pria itu. Rasanya, ada sesuatu yang mengganjal be
dari ujung telepon. Pria itu bisa merasakan perubahan yang terjadi kepada kekasihnya sejak s
k saja," balas Mayra mencoba menutupi semua perasaannya. Gadis itu masih mencoba menutupi rahasia yang terjadi padanya dan j
n Luis terkesan kaku dan selalu sibuk, tapi setelah merasa ada perubahan sikap yang terjadi pada Mayra, pria itu berusaha leb
idak perlu khawatir. Apa pekerjaanmu hari ini sudah selesa
awa hambar yang terdengar dari ujung telepon. Mayra bisa mendengar ada keraguan dan kecurigaan dari jawaban yang diberikan oleh Luis
Tapi tenang saja, aku hanya butuh istirahat sebentar, kau tidak perlu merasa kha
gat?" ujar Luis. Kali ini, ia berusaha untuk bersikap lebih peka dan perhatian kepada calon ist
segera tidur malam ini, kau jangan lupa istirahat, ya," jawab Mayra, lalu memberikan ciuman jauh pada pria di
ul delapan malam. Tubuhnya sangat lelah hari ini, ia ingin segera m