Pembalasan Dendam Sang Pewaris
ang berarti diantara keduanya. Mereka hanya saling membisu, Mayra lebih tertarik memandang gedung-gedung pencakar langit
suasana, ia meraih pergelangan tangan Mayra dengan lembut. Namun, gadis itu seket
ik kepadaku. Aku tidak akan me
ada ketertarikan pada wajah gadis itu
mobil mereka berhenti secara mendadak hingga membuat pria itu pun harus menginjak peda
sembarangan?" gumam Alex marah. Pria itu kemudian turun untuk m
suara gebrakan yang cukup keras. "Hey, keluar kau brengsek!" teri
. Mayra mengambil kesempatan itu untuk mencoba melarikan diri dari mobil yang kini ia tumpangi. Gadis itu perlahan membuka kunci mobi
bulkan suara dentuman pelan dari pengait kunci mobil yang terlepas. Gadis itu menggigit bibir bawahnya
tu masih berjongkok di samping mobil Alex. Lalu, diam-diam ia mulai menggeser
egitu tampak sangat menyulitkannya. Gadis itu sudah berjalan beberapa meter dari m
*
e dalam mobilnya tidak berhasil menemukan Mayra di sana. "
Mayra di sampingnya. "Baiklah kalau begitu mau mu, May," umpat
rah sekeliling, berharap bisa menemukan Mayra di sekitar jalan raya. Alex mengetikan sesuatu di dala
anya," Alex tertawa lebar. Pria itu terus melajukan mobilnya sampai ke tempat kerjanya bersama den
sembari memejamkan kedua matanya. Gadis itu masuk ke dalam mobil sambil meng
. Ia tahu jika Mayra yang masuk tanpa perlu membuka mata. Wangi
gat kasar. Gadis itu bahkan seperti orang yang kesetanan. Tidak ingitinggal diam, Alex pun mencoba menaha
" perintah
ntikannya. Aku ingin membunuh
k Alex sekali lagi, dan
mempermainkanku, aku sudah muak. Kenapa kau tidak bunuh
a saat mengetahui semua hidupnya telah hancur. Keinginan untuk menikah d
hatan dan martabat keluarga calon suaminya tersebut. Mereka akan semakin membenci Mayra karena sudah
," suara Mayra mulai sedikit parau karena terus berteriak.
permohonan yang Mayra pinta. Justru, ia bahkan se
itu membuat Maya semakin tidak berdaya. Gadis itu meraung berulang kali. Meluapkan kekesalan yang kini tiada arti. Pe
is dan memohon kepada Alex. Sesekali ia menarik napas dengan pelan, m
n. Ia masih ingin berusaha bertahan, tetapi semuanya terasa sia-sia. Tidak ada yang bisa merubah takdirnya yang sudah ter
saja, terlepas setelah akhirnya ia akan memutuskan hubungan pertunangannya dengan Luis atau tidak, hal itu pun
ex akhirnya. Pria itu tersenyum bangga atas pencapaian yang sangat sempurna, ia
pepatah yang mengatakan, hidup segan mati pun tak mau. Persis dengan kehidupan yang dialami oleh M
kakinya seolah berat, ia tidak ingin melihat wajah tunangannya sekarang, Mayra tidak memiliki kekuatan untuk me
a Luis. Mayra yang mengekor di belakangnya tampak sangat gugup dan ketakutan. Beberapa kali gadis itu hampir saja terjatuh karena tidak sen