Pembalasan Dendam Sang Pewaris
a ibu Luis selalu tidak menanggapinya dengan baik. Sejak awal, ibu Luis memang tidak menyukai Mayra, wanita berambut p
berat. Sejenak, Mayra terlihat sangat ragu, sudah hampir dua minggu lamanya ia tidak berkunjung ke rumah calon sua
s sembari memandang gadis
adis itu dengan pelan dari arah samping. "Kau tidak perlu khawatir. Mulai sekarang, ibu
lam bola mata itu. "Apa kau serius?" tanya Mayra ragu. Ia melihat senyum tersun
anya lalu segera menekan pintu rumahny
eriringan dengan pria tersebut sampai akhirnya mereka bertemu dengan nyon
dalam vas. Ia baru saja mengganti bunga hidupnya yang sudah
api keriput di wajahnya masih belum terlalu banyak timbul. Ini karena ia yang selalu rutin melak
ngat dibencinya itu bisa menjauh dari putranya. Hanya saja, ia ingat akan pesan dokter yang beberapa hari lalu disampaikan padanya tentang kondisi kesehatan Luis.
u menyalami tangan c
biasanya wanita yang berdiri di depannya ini akan bersikap ramah padanya. Mayra tersenyum, i
yang masih berdiri di sampingnya. Ia bahagia karena bisa melihat kedua o
ingin berlama-lama bersentuhan dengan Mayra. Ia sangat terpaksa melakukan semua ini pada gadis itu. Ia rela mereda
ra di luar," jawab Luis santai. Ia memeluk tub
, kalian bersantailah berdua," ucapnya datar lalu mulai menaruh vas yang sudah berisi denga
ebut. "Kau lihat bukan, Ibu sudah bisa menerimamu dengan baik, jadi kau tidak perlu khawatir jika
gat menjijikkan. Wanita tersebut masih beum bisa menerima kehadiran Mayra sepenuhnya di dalam ke
itu terkejut saat melihat Mayra telah berada di rumah itu bersama dengan Luis. Alex berja
lex santai, lalu pria itu duduk di atas
jantungnya berdegup begitu kencang, ia merasa takut jika harus berhadapan dengan pria itu
ementara Mayra, masih tetap bergelayut pada tubuh pria yang sangat ia cintai. Gadis itu
ma Luis di depan matanya, tapi hal tersebut malah tidak berpengaruh sama sekali pada Alex. "
seolah gadis itu ingin semua orang tahu jika ia sangat mencintai dan memuja seorang L
n kepada Luis untuk meminjamkan kamar mandi pribadinya. "Sayang, aku ingin ke toilet," ujar
jawab Luis m
uga henda naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Pri
tirahat," ungkapnya sembari merentangkan kedua tangan
pekerjaanku tidak akan pernah selesai tepat waktu," ucap Luis berterimakasih. Keduany