Pembalasan Dendam Sang Pewaris
a untuk menghindari pertanyaan dari seseorang y
ada di ruangan Rendy adalah sepupunya. "Apa Tuan Luis ada di tempat?" tanyanya kemudian. Sal
ti aku yang akan menyampaikan padanya," sahut Alex bersikap santai. Pria itu bahk
an bulan ini kepada beliau," sahut sang pegawai lalu undur diri dari ha
erja Luis. Sesekali, gadis itu mengusap pelan dadanya agar detak jantungnya kembali norm
," ucap Mayra terburu-buru. Gadis itu melan
era mengejarnya. Ia membiarkan dokumen-dokumen yang tela
riak Alex sembari m
ar bisa terlepas dari jerat Alex yang selalu mengikutinya. Mayra buru-buru masuk
un harus gigit jari karena Mayra berhasil lebih
mpat pria
rmainan yang dibuat oleh Alex. Ia terus berusaha mencari cara agar bisa le
tidak peduli jika Alex akan marah atau bahkan membunuhnya sekalipun. Ia lebih memilih u
u," gerutu Mayra kesal. Ia membanting ponseln
temen, Mayra turun dengan terburu-buru. Ia dengan tergesa-gesa memberikan beberapa lembar uang pada sang supir. Gadis itu me
gambil kunci kamar yang ia selipkan di dalam tas jinjing kecil miliknya. "Astaga, susah sekali mencari kunci itu," gumam Mayra ger
intu pun terbuka, gadis itu bernapas lega, ia mengusap pelan dadanya lalu segera masuk ke dalam. Sampa
segera menahan tubuh kecil milik Mayra. "Alex, bagaimana bisa kau ada di sini?" tanya Mayra k
ri dirimu? Tidak susah bagiku untuk bisa seg
undurkan langkahnya ke belakang. Sementara pria di
ngan, tolong," pi
icara. "Mayra, sekali lagi kau lari dariku, aku pastikan foto-foto hasil jepretan ku padam
mengusap wajahnya kasar, sementara air matanya masih terus menetes. "Apa sebenarnya mau mu, Lex?" tanyak kita berada di kampus yang sama, dan aku tidak rela jika kau harus memilih Luis sebagai pendampingmu, Mayra. Jadi ...," pria menggantung ucapannya lalu tersenyum lagi. "Aku mau kau menjadi
tku dari Luis, hah?" tanya Mayra yang
sofa yang ada di kamar gadis itu. Punggungnya pun dibiarkan bersandar pada kursi. "
g telah diambil oleh Luis. Katakan padaku, mungkin aku bisa membantumu," ucap Mayra.
. Ia sama sekali tidak mengerti dengan pembicaraan pria itu. Mayra pun akhirnya memutuskan untuk mengambil sebotol minuman
rah Mayra. Matanya terus memindai lekuk tubuh gadis itu deng
bar mini di ruang dapur. Mayra yang tahu jika Alex akan menuju ke arahnya sege
her Mayra dengan sangat buas, membuat gadis itu menggelinjang. Tangan Mayra yang masih m
kujur tubuhnya. Alex membalik tubuh Mayra hingga kini mereka saling berhadapan. Botol yang sedari tadi
jalar pada tengkuk lehernya. Sentuhan-sentuhan itu mampu membuat Mayra menggelinjang nikmat, gad
un bisa melihat dengan jelas bentuk jenjang leher gadis
is itu. Menggigitnya pelan hingga mengakibatkan desisan sakit dari bibir Mayra. Namun perlahan, Mayra semakin me
uh lebih oleh Luis. Namun, kali ini berbeda. Sentuhan A
" bisik A