Pembalasan Dendam Sang Pewaris
aun untuk pernikahan mereka beberapa bulan ke depan. Hari ini Mayra terlihat jauh lebih b
nya Luis. Pria itu tersenyum, ia duduk di balik kemudi, memandang
u membuatku jauh lebih baik," sahut Mayra mencoba merayu pria di sampingnya. Gadis itu la
a, ya?" ejek Luis dengan kekehan khasnya yang ia lepas sebelum a
kul lengan calon suaminya dengan sedikit kencang,
Luis. Di sepanjang jalan, mereka banyak mengobrolkan hal-hal santai mengenai rencana pernikahan mereka ke depan. Jarang s
Luis. Sudah lama rasanya ia tidak menghabiskan waktu makan bersama berdua dengan Ma
n siang," gumam gadis itu pelan. Pantas saja Luis mengajaknya makan karena mungkin pria itu sama sekali belum me
estoran yang lain," jawab Luis. Pria itu sedikit memajukan kepalanya untuk m
n yang biasa menjadi tempat mereka makan. Akhirnya, setelah mencari beberapa tempat, Mayra pun menemu
lalu gadis itu menunjukkan sebuah gambar yang tertera di layar ponselnya. Restoran yang tidak terl
a jika Mayra akan memilih sebuah restoran cepat saji sederhana, padahal
kau keberatan?" tanya Mayra sedikit ragu dengan pria yang duduk di sampingnya. Ia m
" sahut Luis dengan senyum sumringah sebelum akhirnya ia memutar
an yang silih berganti memasuki tempat itu. "Lihatlah, banner yang terpasang di atas restoran itu, menunya sangat menggugah selera, aku sudah
ang ramah dari beberapa pramusaji yang bekerja. Tatanan ruangan yang juga s
ramusaji cantik yang mengenakan seragam kuning putih itu samb
ri. Gadis itu mencoba mencari makanan yang sesuai dengan keinginan dan lidahnya saat
utkan satu per satu menu yang ia inginkan. Lalu gadis itu menyerahkan kembali list menu kep
u, Tuan?" ujar pelayan
ak daging sapi mentega, dan jus apu
asing. Sembari menunggu makanan, Maya dan Luis mengobrol santai sampai tiba-tiba
edang menikmati makan siang di restoran cepat saji. "Hey, rupanya kalian di sini?" tanya Alex dengan sen
itu dengan penuh kegembiraan. Sementara Mayra, ia memutar matanya malas. Ia jengah saat Alex
udah biasa makan makanan di sini, rasanya cukup lezat, harganya pun lumayan, yang paling pentin
ak mengenai restoran ini. Kenapa kau tidak p
siang bersama setiap saat. Benar kan, Mayra?" lirik Alex pada
ngan sapaan Alex yang ditujukan kepadany
karena pertanyaan Alex. Akhirnya, Mayra pun ijin pergi ke toilet untuk mene
r gadis itu sembari menggeser kursi
nanggapi ucapan pria itu dengan sebuah senyuman. Ia tidak ingin jika sampai Alex
engobrol di meja bundar milik restoran. Suasana di sana cukup tena
siangnya bersama Mayra dan Luis, sengaja menghampiri pramus
apnya terkekeh. Luis yang mendengar hal itu juga ikut ter
dang menangani acara pernikahanku dan Mayra kelak," teriak Luis den
toilet untuk sejenak. memerhatikan satu per satu orang yang keluar dari dalam ruangan kecil tersebut. S
ampiri gadis cantik yang masih berusaha merapik
ata elangnya akan segera bereaksi saat
ia yang duduk di meja nomor sebelas itu tidak mendengar obrolannya bersama sepupunya yang sialan ini. Lu
ku marah dan nekat untuk melakukan ini," bisik Alex lalu menunjukkan s
meja Alex. "Apa yang ingin kau lakukan? Jangan macam-macam, Alex!" pekik Mayr
melakukan hal buruk apapun kepadanya," bisik
. Gadis itu akhirnya pergi meninggalkan Alex yang masih berdiri mematung. Saat tiba-tiba, sebuah tembakan ber
ar tidak berdaya di tempat duduknya. Banyak darah yang keluar dari perut sebelah kiri p
eriak Ma