icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
RAHASIA KELUARGA TERLARANG

RAHASIA KELUARGA TERLARANG

icon

Bab 1 Hamidah

Jumlah Kata:1536    |    Dirilis Pada: 23/09/2022

uan cantik, kembang desa, pulang dari kota dalam

telah berhasil memerawani sang primadona? Berani-ber

ndiri, tapi juga malu pada orang banyak. Apalagi dia dari keluarga miski

u daya. Kepolosan dan keluguannya mengantarkannya pada neraka dunia. Terjeba

at pelacuran yang menampung dirinya, enggan mempekerjakan

bisa kembali pulang ke kampung. Jangan usir aku dala

injaman, malah dengan kurang ajar, ia mengantarkan dua orang pria buruk r

Selepas itu, berhembuslah kau dari tempat ini! Andai saja kau tidak hamil, sudah barang tentu hidupmu bahagia. Di mana la

apa peduli. Jasanya dibayar. Tubuhnya sudah milik umum begit

ringai dengan wajah mesum. Berkali-kali mereka mereguk ludah dan membas

ang kau bunting, setidaknya hargamu tidak lagi begitu mahal! Aku sudah patungan dengan saudaraku untuk bisa meras

an rakus dan penuh nafsu, kedua lel

an, tapi aku mohon, jangan sakiti tu

mah bordir ini. Mereka terkenal temperamen dan suka main kasar. Hatinya sangat kecut,

rnafsu kalau tidak melihatmu merintih kesakitan. Apala

i wajahnya. Mulutnya terasa asin. Pipinya pun panas. Sekali, dua

hat itu berebutan mencium bibirnya. Perut Hamidah terasa mual membaui aroma

ubuhnya yang lain. Remasan, pukulan membuat Hamidah memohon-mohon. Pada p

erihnya. Napasnya megap-megap kare

bayang wajah tua ibunya, mengucapkan ribua

gkap gelak tawa dua lelaki itu se

*

ang kelabu. Telinganya menangkap deru mesin. Dengan susah payah ia mencoba duduk. Terkejut mend

. Ini jalan pulang. Jalan menuju kampung halaman. Hamidah menangis teris

an, takdir apa yang kau berikan? Kenapa begitu berat rasanya. Cabut saja nyawaku, Tuhan!" Hamidah terisak-isak dalam kegamangan hati. Dia sangat tahu bagaimana watak pe

harus diisi dengan peliknya kehidupan Hamidah. Ada ragu yang seketika menyergap. Sudah betulkah keputusannya untuk pulang

ke mana? Apalagi dalam keadaan hamil

durjana itu harus membayar mahal hasil perbuatannya. Tunggulah dari sekarang, Mas, kelak akan kukirim iblis ke rumah

kebun cengkeh dan kulit manis yang terlihat. Ia mendengar batuk kecil. Lalu seso

dari mulut lelaki itu. Ia berbalik dan terkejut

at. Mata merahnya menatap Hamidah, sem

a mendatangiku dan menyuruhku mengantarkanmu pulang. Aku tidak tahu apa yang kamu alami. Jika tidak keberatan, kamu boleh pindah duduk ke depan. Lebih bersih dan

tiga puluh tahun. Dengan wajah yang bisa dikatakan cukup gagah. Memelihara kumis tipis dan jenggot yang

ahi kerongkongan dengan air kemasan yang diberikan Arif. Sementara Arif ra

i?" Arif memberanikan diri bertanya. Hamida

s kuat. Hidup memang penuh dengan perjuangan. Sel

t terganggu dengan ucapan

erikan tidak akan bisa membuat hatiku membaik. Kam

am ke arah Arif. Le

wa? Malu dan penderitaan! Semuanya gara-

aung sembari memukul-mukul per

ta mereka saling bertemu. "Dengar! Apa pun yang kamu alami, jangan membuatmu lemah dan rapuh. Jalan yan

ahu bagaimana aku! Jangan coba-coba terlihat

h terasa sakit, ia paksakan untuk berjalan. Lebih baik aku menjauh dari

ya membuatnya terhenti. Dia meliha

dah

Nak! Tidaaak! Kau harus bertahan, S

ering. Arif yang melihat itu segera turun da

aki Arif dengan kuat. Di saat itulah ia meras

il. Perempuan itu mati-matian menjaga kesadaran.

g mendera. Akhirnya ia kalah. Membiarkan kegelapan memberat

🌼

u sa

yang menyejukkan hati. Lelaki itu mengucapkan syukur semb

memeriksa kamar yang

kamu tidak apa-apa. Aku se

it, Hamidah menangis. Pikiranny

ngelus perutnya lembut. Arif merai

. Dia

ali. Ia memejamkan mata. Merasakan detak mungi

kampungmu. Setelah itu aku akan kembali ke kota. Aku berhar

ah. Ia memilih memejamkan mata. Berharap sege

arus

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka