RAHASIA KELUARGA TERLARANG
langkah, menjauhi bangunan tua yang semakin terlihat menyeramkan di kelamnya malam. Rasa benci yang selama ini tersimpan di dalam hatiny
Tenang saja. Ini hanya masalah waktu. Bagiku saat ini adalah merebut anaknya Sanira dari Bang Andro. Kalian tidak layak mengasuhnya. Bahkan semua penghuni kampun
if bergegas sembunyi di balik pohon besar, ketika di depannya, tepatny
alu
a kamu,
orang-orang tersebut. Ada sepuluh or
daknya dia mencemaskan adiknya itu. Arif te
an. Kami rasa Waluyo tidak mungkin di kuburan ini. Kalau dia masuk ke
k tersebut. Wedon, lelaki bertampang jelek dan berkulit hitam. Wajahnya jel
elisah. "Lalu ke mana dia? Tidak mungkin
k-mabukan dan bercinta dengan pelacur. Bapak tahu sendiri bagaimana kebiasaan dia. Kalau sudah suntuk, tidak jauh-jauh da
uruh-suruh. Bagi Arif, Wedon juga salah satu target yang harus ia singkirkan. Lalu juga saudara lel
tadi dipikirkan Arif, dan tampangnya tak kalah mengerikan
yari-nyari dia, tahu-tahunya Si Waluyo sedang be
rang atas keberadaan Waluyo, Andro me
tinggal di sini! Siapa tahu tiba-tiba saja,
rkira, "bagaimana mungkin, Pak
ia meraih sesuatu dari
dongkan pistol ke kepala Wedon.
un,
njatuhkan d
ntah! Jika ingin berumur panjang
Andro tersenyum sinis lalu mengajak tujuh oran
mbunuh kita, Wedon! Sampai kapan k
senjata, ingin aku duel dengannya. L
serapah sambil menendang batu-batu
an. Sontak, mereka berbalik dan menoleh ke arah
ar, keluar sambi
an, tapi ketika sosok itu mendekat dan wajahnya
ri
n mereka dengan tata
ini? Buk ... bukanka
otong kalimat We
mundur selangkah
mau
etap dingin dan kelam. Mengeluar
ngin mencabut nya
pandang, lalu keduanya
i? Aku tidak salah
den bersiap dengan tubuh berdiri tegap. Dia tahu bakalan terjadi pe
eringai. Dia maju selangkah. Kedua
mengirim Hamidah ke luar kot
ak tertahankan. Tawa mereka ben
encicipi tubuhnya. Memang benar-benar nikmat bercinta dengan mantan primad
n mengirim Hamidah ke luar kota? Siapa yang tela
Arif menautkan gig
a-gila pada jalang satu itu. Namun, apa kau tahu
adi Bang Andro yang membuat Hamid
ah sangka! Bukan dia
bahak-bahak. Seolah-olah apa yang mereka sampaika
a oleh Wedon, tangan Arif berkelebat. Sebilah
tu, berteriak ngeri. Darah me
mun, darah yang mengucur tak henti-henti membuatnya ikut terjatuh ke ta
lihat saudaranya tidak lagi berkutik, Woden berusaha untuk kabur k
if! Ampuni akuuu! Jangan
ria itu terjerembab dan kepalanya mengha
sau di wajah lelaki malang itu. Woden men
udaramu dan bawa ke t
saha berdiri. Dia mendeka
tua di dal
tanyanya menyelidik. Arif menggoreskan ujung pisau di punggung Woden. Lelaki itu sontak
ya! Ikuti saja apa
don yang terasa sangat berat. Sementara Arif
tersebut. Jangankan mendatangi rumah itu, memasuki h
ingat rumah
dalah tempat paling sering mereka gunakan untuk mengerjai Arif. Dengan Waluyo seba
lu. Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal kepadamu. Di sana adalah tempat paling rahasia, yang
n melawan, tapi mentalnya terlalu lemah. T
gat berpihak padaku sekarang. Aku minta maaf karena telah menghabisi s
h tua, jantung Woden s
, Rif?" Woden kian tidak sabar. Begitu sampai
a ingin me
pa
lengan mendarat di kepalanya. Tubuhnya ambruk se
. Waluyo berusaha mengenali siapa yang datang. Ia
a? Tolon
k mendapatkan cahaya suram. Terde
sih hid
menyergap. Dari sela matanya yang bengkak,
pa yang ka
kan teman untukmu. Satunya sudah jadi bangkai, satun
tepat di depan Waluyo. Lelaki i
aya dengan apa
ni, Bang? Kenapa ka
osa Hamidah! Dan katanya, Bang Androlah
pa
a. Tidak percaya dengan
ukkan ke sana. Nanti kalau Woden juga mati, bisa kumasukkan juga ke sana
ijawab dengan rat
ertawa ter
mbung