RAHASIA KELUARGA TERLARANG
au Waluyo masih sadar, beda dengan Woden yang masih tidak ada tanda-
lahan. Tidakkah bisa kau beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri?" Denyut luka di telinga Waluyo masih terasa begitu m
punggung ke dinding yang lapuk. Telapak tangannya kiri dan kan
erhenti. Seakan-akan hujan berusaha meredam jer
if mengabaikan pertanyaan adiknya itu. Seingsut demi seingsut terasa mendebarkan bagi Wal
memejamkan mata ketika wajah
cil terlihat begitu lincah dan lucu, ketika remaja mendadak berubah. Apalagi ketika bapakmu mendoktrin pikiranmu untuk selalu menghina, menyiksa dan membuatku seolah-olah sa
Bang. Andai ... bis
tiba telapak tangan Arif membekap m
elalu datang terlambat. Tidak perlu lagi kau berandai-an
enundukk
b, An
ipi Waluyo terasa panas. Dia semak
da suara Arif melunak, matanya sayu,Bang. Aku mohon, b
a kutuk serapah dan suara besarmu, Dik? Kau menangis, dan meratap di depanku seka
kan kau lak
g keras ketika Arif memegang rahangnya kuat, membuat mulutnya terbuka. Jemari Ari
takut
ar ketakutan dan memohon ag
gaimana mungkin aku tega mencabut lidahmu.
uyo. Air ludah yang menempel di jemarinya
mau menjawab, bagaima
tidak pernah benar-benar mencintaiku! Dia hanya peduli pad
rdiri sambil tert
, ada sebuah kandang anjing. Arif menarik satu karung dari dala
rnyit. Walau suram, tapi ia y
tahu, ia pasti mau mendengarkanmu.
yo mencoba menerka apa ger
dan melepaskan pegangannya pada bag
ong t
otong
a manusia, menggelinding dan
Waluyo bert
u ingin bicara sama ibu?" Arif mengangkat kepa
n kuburan ibu? Bangsat! Kau biadab!" Waluyo be
u seakan-akan peduli? Kau benar-benar munafik, Waluyo
iblis! Ibu pasti mengutukmu! Ibu p
lantai. "Ini bukan tengkorak ibuku, Bangsat! Kau t
ar bagai listrik yang m
u kenapa? Agar ia bisa menikahi ibuku! Ayahmu juga membunuh ayahku, dan membuat cerita seakan-akan ay
mbung