icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

RAHASIA KELUARGA TERLARANG

Bab 3 Waluyo

Jumlah Kata:1035    |    Dirilis Pada: 23/09/2022

saat-saat api melahap

k? Hamidaaah! Jawab Ibu! Y

oba melewati kobaran panas yang menyengat. Matanya ya

di hatinya. Dalam jutaan do'a yang dia ucapkan, hanya satu keinginanannya ag

ak, tak peduli kalau ujung bajunya sudah mulai terbakar, tak peduli kalau kayu di langit-

ang

la

langk

mm

t mencoba menghindar. Namun, apa daya

ia dewasa menghimpit kakinya.

ah! Tol

nasnya bara api membakar daging betisnya. Bajunya pub terbakar de

sepuluh jengkal, ia melihat Hamidah tergeletak. S

matkan anakmu!" Rintihan dan harapan seakan-akan memenuhi ruang jiwa perempua

Begitu berat cobaan yang Engkau berikan. Aku mohon, Ya Allah, berikan se

ak dagingnya, Nurhayati menarik kakinya sekuat t

r-benar terkelupas. Tulang tungkainya terlihat jelas. Nam

." Dengan sisa-sisa tenaga yang ada,

perlahan terb

ah menggerakkan bibir. Lidahnya terasa

ilah kita bersama-sama menghadapi datangnya maut. Mungkin inilah yang

idah. Api masih berkobar dengan ga

ya anakku ... bahkan ... aku tid

geak di antara dua pahanya. Suaranya terdengar parau dan m

Nak! Rel

orang lelaki di depannya. Hamidah pun menatap orang tersebut nana

ati menjerit, melih

anak dan cucuku. Aku mohon ... mereka tidak bersalah!

ngkat bayi Hamidah yang masih ada tali pusarnya. Dia letakkan di atas perut

u?" Lelaki itu terliha

kas! Bagiku, keselamatan Hamidah d

tersenyum. Lelaki itu meng

an aku

langit-langit rumah kembali jatuh. Kali i

. Hanya saja darah mulai menggena

ncang-kencangnya. Denga

ti ini. Ibunya tidak akan mati mengenaskan. Andai saja aku tidak

k sembari menggendong Ha

Aku akan menyelamatkanmu. Jangan

*

adi membuat Kepala Kampung terkejut. Dia yang baru saja

berkumpul. Mencari tahu siapa yang tel

ak. "Dia yang memprofokasi warga. Kita sem

mana Waluyo

aki muda berusia 25 tahun mengangkat tangan

membuatnya geram. Waluyo adalah adiknya sendiri. Bagaimana bisa di

an apa yang telah k

amun, wajahnya ti

mbunuh perempuan tua dan perempuan hamil!

u. Perempuan sundal itu sudah sepantasnya mati. Dia telah mencemari kampung kita de

a melengak kaget. Tidak menduga ka

alian tidak boleh menyalahkan aku saja. Ini demi kebaikan kampung! Demi kebaikan kita bersama! Mema

pabrik. Berisik. Sebagian mengaminkan, s

at-rapat. Biarkan peristiwa ini terkubur di dalam hati masing-

ng seorang Waluyo. Dia berdiri dengan ponga

ut. Kunci mulut kalian rapat-rapat! Ingat, jika sampai bocor ke telin

ungkan tangan

o

inya juga melahirkan di rumah sakit. Nam

Di mana mata rantai baru saja tercipta. Dan ujun

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka