Hey U!
. Ia sedang menunggu kedatangan Adit. Sebenarnya Raya sudah terbiasa naik angkot ke sekolah, namun karena Adit memaksa untuk menjemputnya dengan senang hati Raya menunggu. Apala
rjadi. Apalagi jika persahabatannya dengan Adit rusak hanya karena kejujurannnya. Gadis itu memejamka
aat melihat laki-laki berseragam sama sudah berdiri tepat di depannya adalah Aidan. Jujur saja Raya se
natap Aiden. Ia sedang menunggu kedatangan Adit,
. Pusing?" Tanpa permisi, Aidan mengusap puncak
tu menepis tangan Aidan, laki-laki
ibawanya untuk Raya. Cowok itu tak peduli dengan gadis di depannya dan tak berhenti menggerutu. Tanpa disadari bibirnya tersungging tipis, nyaris tak terlihat. Terlalu gemas melirik sepion motor, Raya yang masih menggembungka
sedikit ditinggikan karena beradu deng
b Raya dengan
i yok!" se
a hanya sengaja menulikan telinganya malas untuk ngomong dengan orang menyebalkan menurutnya. Jika
nnya yang semula. Hingga ia menyadari beberapa pengendara motor men
ri dengan tingkahnya. Aidan berdecak sebal, menghembuskan
YOK!!" p
atan motornya membuat Raya reflek memelukkanya. Sedetik kemudian Aidan dihujani dengan ceramah cewek imut di belakanya. Berkali-kali Raya merutuki dirinya yang mau saja berangkat dengan bocah sialan ini. Pasti Adit kebingu
nap
gue
ana gu
dengan kesal. Aidan lag
gi..gue
emang
a gue.
*
Aidan tentu saja menyulut jiwa iri para siswi di sekolah. Lain dengan Aidan yang justru acuh dengan suasana ini. Ia terus saja menjalankan motornya hingga ke parkiran. Sepertinya Aidan malah menjadi, teriakan histeris tiba-tiba menguar di s
la?!" Ucapnya d
ai dengan senyum miring yan
as D
a basa basi ia turun dari motor, pun dengan Raya yang sudah dulu turun. Ia manarik tangan cewek di depannya, ki
i ini lo manggil nama lengkap gue." Raya terdiam. Klik.. Aidan melepas pengait helm biru yang dipakai Raya. Cowok itu terseny
ngongnya, seperti tak punya salah. Raya mendengus kesal. Kekaguman akan cowok d
ah bertahun-tahun tetep
on kalo sama lo," Aidan menggaruk
ma lo," Raya tak ingin mennaggapi Aidan
emang gi
*
tnya itu. Nafasnya tersengal-sengal sampai di depan kelas Adit. Matanya mengedar ke ruangan kelas dan berhe
n dan nafas yang tak beraturan ia menghampiri sahabatnya. Adit tampak bia
sih." Ucapnya datar. Raya masih berdiri di
dada, menekan udara dalam tubuh agar berhembus normal kembali. Adit tersenyum tipis, lalu menepuk b
membuat Adit seketika mengernyitkan dahinya. D
mengarah ke Aidan. Adit yang di k
anget tu
ngan sendiri," go
kenap