icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hey U!

Bab 3 Kedai Dingin

Jumlah Kata:1037    |    Dirilis Pada: 31/07/2022

wberry favoritnya. Mereka sudah berada di dalam kedai yang bernama 'Kedai Dingin'. Tempat ini sudah lama menjadi tempat favorit mereka berdua. Gadis penyuka es krim itu masih lesu sebab ia baru saj

uhnya meski sudah seharian beraktifitas, mengacak-acak gemas pangka

wajah yang masih tak bersemanga

nyanya lagi, kali ini dengan nada menge

pnya denga

pa

a menutup mulutnya, ia suda

a pecah mendengar jawaban lucu dari mulut Raya. Gadis itu

ajar lebih tepatnya." Gadis itu men

a?" Be

ya yang memainkan jemarinya, Adit sontak tertawa mendengar jawaban Raya yang san

lain aja, main musik atau apaa gituu." Pertanyaan

ihkan pada pelayan perempuan berkucir kuda yang memakai celemek berwarna hitam bertuliskan 'Kedai Dingin'. Adit m

na ya kak," ucap pelayan itu dengan ramah.

pelayan itu sebelum pergi

otongan strawberry membuat tampilan es krim tampak indah. Hingga tak rela untuk menyantapnya. Raya mengeluarkan ben

n teriakan kecil gadis di depannya, ia te

terkekeh. Adit pasrah, hanya bisa geleng-g

n. Giliran belajar males-malesan mulu,

es krim dengan sempurna. Bibir tipisnya tert

eh, bagu

datar, lalu menyendok es kri

dahkan oleh Adit. Laki-laki itu seketika tersenyum mengacak-acak ujung kepala Raya pe

krim masing-masing. Raya selalu menikmati moment kebersamaannya dengan Adit, ia selalu tak ingin moment ini b

*

arut malam. Rumah mewah itu sangat sunyi, hanya ada satu pembantunya yang membukakan pintu. Ia sudah terbiasa dengan suasana sunyi rumah ini. Jemari tangannya memainkan kunci motor, sesekali ia bersiul

dan mengedarkan pandangan ke ruang tamu yang tidak ada penerangan, sosok siluet papanya terl

abaikan laki-laki paruh baya itu, tapi langkahnya lagi-l

rin kamu begitu, ngapain

ahkan papa juga nggak pernah ngajarin dan janjiin Aidan

r saja papa nggak bisa." Adhitamana terdiam, ia

ngan penekanan, laki-laki paru

h Papa ajarin, Papa sendiri sibuk dengan dunia Papa tanpa mikirin Aidan yang bahka

n pulang malam. Padahal hampir setiap hari Aidan selalu pulang larut. Pantas saja. Sebab baru malam ini pula Adhitamana pulang setelah berbulan-bulan tak menginjakkan rumah ini. Laki-laki paruh baya itu menyesap rokok yang bertengger di antara jemarinya. Rasa bersalah telah menelantarkan Aidan membuatnya terdiam cukup lama. Selama ini ia selalu memberikan uang yang lebih dari cukup untuk Aidan. Tetapi, bukan itu yang Aidan butuhkan. Ia butuh dekapan sosok orang tua disampingnya. Setela

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka