Hey U!
k laki-laki yang kini sudah berdiri di depan pintu rumah. Ia menatap
kepada adiknya yang masih berdiri mematung di depan c
ya. Matanya memandang kakak keduanya itu dari atas sampai bawah, seolah merasa geli. Geram dengan
Mila pun pergi meninggalkan mereka ber
" sindir Mila dengan gaya dramatisnya. Sedari tadi, Aidan terus saja dibuat t
a pipi Raya terasa panas saat kalimat pujian
inya yang sudah salah tingkah. Beberapa saat kemudian keduanya sudah membelah jalanan
*
k p
hutan. Laki-laki itu hanya sibuk memandangi Raya yang merasa gusar karena dikerubungi nyamuk disekitarnya. Padahal obat nyamuk sudah disiapkan pemilik warung. Sepertinya nyamuk hutan sesepuhnya nyamuk rumahan sampai-sampai dengan obat nyamuk pun nggak mempan. Warung Bang Ade, yang terletak di pinggiran jalan yang
g Ade kepada Aidan. Laki-laki itu
, temen apa temen?" C
inkan kedua alisnya naik turun kepada R
tu, lah ini ke hutan, aneh." Gerutu Raya mengeluarkan unek-uneknya. Aidan mengac
ngga terbuka. Laki-laki itu, tanpa izin mengambil lengan Raya, lalu mengoleskan lotion anti nyamuk tersebut secara me
lotion tersebut. Raya hanya menggembungkan pipinya, bibirnya mengerucut. Aidan
h lo," sa
ja cantik,"
Hampir saja Raya terbawa perasaan olehnya. 'inget Ray jangan baper sama mulut buaya,' batinnya. Keduanya pun terdia
uanya. Raut wajahnya berubah serius. Entah kenapa ia ingin sekali mencurahkan kepada gadis disampingnya
nya bangga. Aidan yang merasa terusik quality time-nya bersama Raya, memberi kode kepada Bang Ade
pertanyaan kepada Aidan, ia merasa kebingungan. Aidan men
senyum sinis kepada laki-laki itu. Sebenarnya ia f
lo itu," gadis itu geram kepada Aidan yang sepertinya mulai melancarkan aksinya.
ki itu mengangkat alisnya sebelah, sudut
g nyata kan," ucap Raya dengan nada memojokkan. Dari
an bahu sebelum akhirnya ia keluar dari warung itu. Raya yang masih terdiam m
berdiri di halaman warung yang cukup luas suasana yang sangat menceka
mengikuti interuksi Aidan. Benar yang dikatakan cow
balas dengan singkat dan terpana de
s itu kemudian. Pertanyaan yang se
ngkat, ia masih menata
n betapa sepinya tempat ini. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya yang semu
. Gadis itu mengerutkan keningnya. Baginya, ini a
cekam Dan," bantah Raya. Ia mena
mpat ini bagi laki-laki itu sangat berarti. Ia selalu menemukan ketenangan disini. Rumah yang menjadi tempat pulangnya, justru tidak benar-