icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hey U!

Bab 8 Gara-gara Sepatu

Jumlah Kata:1055    |    Dirilis Pada: 31/07/2022

kepala Bagas, cowok itu meringis kesakitan di bagian kepala yang terkena sepatu. Melihat Aidan yang tertawa puas membuatnya yakin siapa pelakunya. Tadinya Aidan ingin langsun

kemudian ia berlari sekencang kilat, saat Bagas mengejarnya dengan beringas. "WOY MAHMUD, LO PUNYA DENDAM APA SIH HAH," Suara barit

iak Aidan dengan sant

LAN

*

lik pintu, mencari seseorang yang barusan ia panggil. Adit tidak ada di kelasnya, padahal tas ransel milik

dan cowok itu memang sedikit ak

ssbay ala-ala. Bagas yang mulanya tersenyum sumringah, seketik

tentunya tak diindahkan oleh Raya. Tanpa mereka sadari, Aidan yang mula-mula tidur de

ntarkan pertanyaan. Bagas yang tidak

berjalan mendekati gadis itu. "Perasaan tadi tidur." Gumam Bagas hanya d

ya seketika mundur beberapa langkah. Susah payah Raya meneguk salivanya. Laki-lak

h Raya. Gadis itu berdecak sebal dengan tingkah laki-laki di hadapannya saat ini. Aidan sudah menguncinya dengan kedua tangan yang menempel di tembok. Kalau boleh jujur, sebenarnya jantungnya sudah butuh pertolongan

t oleh Raya. Satu sepatunya telah disembunyikan oleh Bagas, karena kelakuann

O," bal

ANJI

LO SE

YA N

piade. Raya tak mempedulikan panggilan Adit yang melihatnya keluar dari kela

Bagas terkekeh, cowok disampingnya mengusap-usap kak

at Adit dan Raffa memasuki kelas, membuat

ak-galak napa sama gue," gerutunya. Adit

e tuh," sahutnya sambil

*

ada satupun dari mereka yang berbicara, semua fokus pada makanan di depannya. Jeritan Bagas yang ketakutan menuju kearah keempat gadis itu berada.

Dari arah luar kantin, terlihat Aidan yang berlari kencang sed

s yang memburu. Bagas yang berlindung di balik tub

bola matanya malas. Kepalanya sudah pusing dengan pelajaran hari i

Lala, kesal dengan kelakuan mereka yang sudah kayak Tom and Jerry. Kepalanya sudah

arga diri, gak bisa dibiarin

sih berusaha menangkap Bagas yang masih saja berlindung di balik tubuh ga

t kecil berbentuk bunga matahari. Ia memegang kepalanya yang sudah terasa hampir pecah. Tatapan

ing kalo tetep mau berantem tuh kesana," Raya menunjuk

Gadis itu beralih

g telinga gue bego!" Kedua laki-laki itu hanya bisa memasang

datar. Sudah seperti ibu yang menegur anaknya. Melihat tata

sebelum akhirnya cowok itu berlari menghindari Ai

habatanya yang setiap hari membuat tekanan darahnya naik seketika. Jalannya yang pincang karena hanya menggunakan satu sepa

mendengar suara asing. Dita tersenyum kepa

rwarna biru yang berisikan makanan. Gadis itu,

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka