Hey U!
laki ngondek itu memakai bandana berwarna pink di kepalanya, ia mencolek lengan Bagas, lalu mengibaskan rambut pendeknya dengan menggoda laki-laki itu. Membuat Bagas begi
ngan nada yang dialaykan sambil menutup mulutnya. Jeje selalu saja mengganggunya. M
h dengernya." Bagas membuat ekspresi seolah-olah ia ingin muntah. Jeje merasa kes
k!" Seru Aidan terbahak
irnya membuka suara. Terkadang ia juga merasa kasihan pada cowok bencong it
Bagas nyiyir m
*
kelas saat baru saja dari ruang guru. Beberapa murid pun ikut antusias, sebab mereka pasti akan bertemu dengan pangeran Aidan. Cowok idola di sekolah, meskipun playboy Aidan tetap menduduki peringkat pertama dalam konteks idola terfavorit di sekolah. Raya juga tak kalah antusias, bukan karena akan praktikum bersama s
bibirnya dengan lipgloss buah-buahan miliknya. Lala pun tak mau kalah dengan Kezia.
n hasil polesannya kepada dua sahabatnya, ia ter
l." Ucap Raya dengan malas. Ia mulai menyiapka
diimut-imutkan. "Mau ketemu oppa niih," Raya memutar malas bola matanya. Tiba-
an sebangkunya yang sedari tadi tidak ada di samp
mencari sosok sahabatnya yang bertubuh gemuk itu. Lala menepuk keningnya se
, tepat di kolong meja kosong itu, ia tertidur pulas dengan kamus Bahasa In
ulus mendarat di bokong gadis gemuk lucu itu. Mendengar suara pukulan yang amat keras, sontak seisi
i dekat telingan Vanya, ia lantas menutup telinganya yan
impi buruk aja!" gerutunya yang masih
lebih indah." Dengan tangan yang ia rentangkan dan m
ap, terus ke lab."
*
patnya di sebelah perpustakaan utama. Sekolahan sudah sepi, sebab jam pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Hanya tin
perihal kelas praktikumnya yang digabung dengan kelas sebelah masih
jangan mo
malas berdebat. Moodnya tiba-tiba tak menentu
ketika luntur saat rangkulan Adit kepadanya diserobot oleh Aidan dari belakang. Kini laki
zia pun melangkah lebih dulu menuju Lab. Aidan masih saja berusaha menjahili Raya, ia memainkan rambut sebahu gadis itu yang dikucir kuda. T
Manik matanya tepat menusuk tajam manik mata Aidan. Menyadari gadis
eng banget gangguin Raya," tegur Adit. Aidan ha
Aidan. Ia tak menggubri
ri di tempat. Ia harus segera jauh-jauh dari manusia setengah buaya ini. Bisa-bisa ia terkena darah tinggi kalau terus ngeladenin Aidan. Laki-laki itu memandang kepergian Raya, ia t
ama gue Ray, bahkan lo nggak tahu