Hey U!
n sederhana dan bersih itu. Raya segera turun dari boncengan cow
tarkan kepada gadis di depannya sera
an semewah rumah lo," balas Raya sambil
ng gitu?" Mata Aid
a segera membantu gadis cantik yang saat ini di depannya. Raya terkejut, Aidan tiba-tiba mendekatkan wajah kearahnya. Gadis itu kehilangan fokus, kini jarak keduanya hanya tinggal sa
raut muka gadis di hadapannya yan
uh halaman rumah Raya. Pintu rumah tampak tertutup rapat, sangat sepi dilihat dari luar.
aya membuyarkan
h!?" Tanya
ki itu seraya menunjuk rumah di depannya.
sum lo," ucapnya sinis, gadis itu me
idan mendesah kasar, ia meny
lum pulang," paparnya. Gadis itu menatap lempeng l
fas dengan kasar seraya mem
an muka datar. Mendengar jawaban Raya, Aidan m
pannya terpotong oleh senyuman Raya y
i aja
a. Matanya tertuju pada bingkai foto berukuran besar yang tertempel rapi di dinding rumahnya. Foto lengkap bersama kedua orang tua dan dua saudaranya. Raya menatap nanar foto yang terlihat sangat harmonis itu. Senyuman terbingkai dengan apik pada moment bahagia. Namun semuanya telah berubah. Kepergian orang tuanya membuat ketiga anak itu harus berjuang dengan kerasnya dunia. Rania, anak pertama dari tiga saudara, lebih tepatnya kakak Raya. Ia memutuskan untuk bekerja setelah dirinya lulus sekolah. Cita-citanya untuk menjadi seorang hakim, terpaksa Rania buang jauh-jauh untuk tetap menghidupi keluarga kecilnya. Raya merasa sangat beruntung memiliki kakak yang sangat tanggung jawab
ia itu, selalu berhasil membuat suasana rumah menjadi berwarna. Raya berbalik, mendapati Mila yang tak jauh dari
ya kepada Mila, ia menatap dengan penuh selidik. Adikny
snya tadi hujan jadi lapangannya b
panjang lebar. Ia memasang ekspresi geli melihat penampilan Mila yang dekil. Entah keturunan sifat siapa Mila memiliki karakter yang tomboy. Teman sepermainannya bahkan laki-la
," Mila menaikkan kedua alisnya dengan meng
get adek gue. Kayak gelandang." Lanjut Raya. Mila me
" Mila berjalan melewati kakaknya yang masih
lo babi guling." Tukasnya deng
*
ah merah alami. Rambut sebahunya sengaja diurai, menambah aura gadis itu yang semakin terpancar. Raya melihat jam diding yang tertempel manis di dinding kamarnya yang bernuansa kuning dan cokelat den
itu memutar bola matanya dengan malas. Mendengar suara kakaknya yang menggoda Raya, seketika menggugah ras
mbulkan kepalanya di b
godanya yang ia tu
g!" Gerutu gadis itu dengan kesal kedua saudar
ya dengan menatap lempeng Adik perempuan pertamanya
p Mila seraya mene
mparannya melesat saat adiknya itu dengan gesit segera lari. Gadis m