Hey U!
o Gi
o Na
y S
ah yang diatas rata-rata setidaknya menurut sebagian besar cewek-cewek di SMA Cakrawala. Tentu itu membuatnya mempunyai banyak penggemar di sekolah terutama untuk kaum hawa. Dan kelebihan itu lah yang membuatnya terkenal menjadi seorang playboy kelas kakap di sekolah. Dan for your information, selain tampan Laki-laki bermarga A
ang membingungkannya. "Yaampun Aidan hampir aja bikin Cik Yan jantungan!" ucap Cik Yan sambil mengelus dada. Aidan hanya terkekeh dengan reaksinya. "KENAPA! JADI BELI APA ENGGAK?!" balas Cik Yan lagi, kali ini ia membalas dengan suara baritonnya, ia dibuat kesal dengan kelakuan Aidan. Aidan terlonjak kaget melihat wanita paruh baya di depannya ya
matanya kepada Cik Yan, membuat wanita p
ar ia jengah dengan kelakuan Aidan yan
aksud Aidan. Laki-laki itu sontak tertawa keras melihat reaksi bingung Cik Yan. Emang dasarnya Aidan jail nggak ketulungan, or
enti-hentinya mengusilinya, hal yang hampir setiap hari Cik Yan rasakan namun hal itu justru tidak menjadikan beban buat Cik Yan. Ia justru senang dengan sikap Aidan yang seperti itu kepadanya, Bahakan Cik Yan sudak menganggap Aidan seperti anaknya sendiri. Disisi meja lain,
bil mengaduk-aduk es cincau di depannya. Sesekali ia melirik Aidan dan lagi-lagi mengumpatnya
per kiyutt cool ganteng-ganteng gimana gituh." Ucap Lala menatap A
atap cowok itu. "Kalian kenapa sih! biasa aja kali, sempurna dari mananya?" Raya menampol pipi
ya menoleh Vanya, meminta persetujuan. Perempuan berbadan gem
hau sama chowok setcakep dwia.." Ucapnya d
Nya." Lala menegur Vanya yang membuatnya ngeri melihat Vanya memakan bakso de
y?!" Raya melotot tajam membungkam mulut Lala, ia melirik ke kanan kirinya berharap tidak ada yang mendengar ucapa
ya. Sepertinya ide nakal muncul di pikiran Lala, terlihat sikapnya yang menunjukkan senyuman nakal kepada Raya. Lala mendekati telinga Kezia
a beredeham, lalu memperbaiki posisinya. Mengar
n." Ucap Lala dengan sua
n tangannya merasa suasana seketika membuat tubuhnya memanas. Lala tersen
permainan gila kalian." Potong Raya den
sahabatnya. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Raya mendengus kesal, kali ini
get soalnya." Sahut Van
ala yang sudah mulai bad mood. La
dah kalah suara. Mau tak mau dirinya harus menerima taruhan ini. "Serah kalian deh. Taruh
lain lagi," Raya mendengar dengan malas. Sebenarnya ia juga tak yakin bisa dengan taruhan itu. "GILA LO LA! GUE
an, Raya kembali menghembuskan nafasnya pa
menang mau gimana?" T
akal kita lakuin," Jawa
e mau Sepuluh
intaan," T
gak
rmintaan," sah
" Jawa
ue yang kalah
kita makan di kantin sel
ng!" Protes g
nya mencoba memikirkan sesu
ktir ketiga sahabatnya makan sebulan. Raya berpikir sejenak, dibanding dengan kemen
tin. Ia melewati Aidan dkk, tentu saja mulut buaya itu beraksi. Sebelumnya, setiap Aidan menggo
ngan mulut buayanya. Raya menghentikan lan
sikap Raya yang tiba-tiba berubah dari yang semula sedingin es batu kini menjadi hangat. Ketiga temannya yang melihat
mau?" Ucap Aidan yang masih tak percaya namun tetap berusaha se-cool mungkin. Jelas saja ia menawarka
ng masih dibuat terdiam olehnya. Sepintas seny