Hey U!
dengan murid-muridnya. Kedua tangannya sudah penuh membawa box besar. Guru wanita berumur 30 tahun itu sudah menggunakan jas lab berwarna putih, tampak cantik dengan kacamata ful
ng berat begini." Modus Aidan kepada Bu Indira. Guru cantik itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tentu
Adit yang menyaksikan
eh salah satu murid. A
." Sontak Bagas da
k Bagas yang langsung dipelototi Aidan. Semua siswa yang meny
a ke jalur yang dilewati Aidan. Gadis itu tersenyum nakal saat Aidan semakin mendekatinya. Dan... BRAK! Aidan terjatuh. Raya berhasil menjegalnya. Laki-laki itu terjelungup ke depan, ia meraung kesakitan. Raya itu justru tertawa geli dengan sendirinya. Fokusnya kembali,
ketika menaiki meja. Tak kalah takut, Aidan ju
JUGA TAKU
mendengar Aidan hampir saja berkata kotor. Perempuan itu se
a kodok di dekat kakinya dan satu kodok yang menaiki sepatu gadis itu. "AIDAN AMBIL SEMUA KODOK ITU!" Bu
a memelas dengan wajah yang sudah pu
a kodok aja ciut," Bu Indira tak mau dibantah, ia berdiri dengan tatapan
dok, cemen lo." Ucap Bagas masih sempa
cot
ik Bu Indira, laki-lak
awa puas melihat Aidan y
h Bu Indira kemudian. Seketika wajah
" protesnya menunju
langkah mundur saat kodok yang hampir di raihnya melompat. Ia menyugar rambutnya frustasi. Menyaksikan Aidan yang tak kunjung berani memegang k
ya ketakutan. Dengan malas Raya menarik tangan laki-laki itu lalu meletakkan kodok di telapak tangannya, menggenggam tangan Aidan yang sudah berisi kodok agar Aidan tidak melepaskannya. Raya menuntun tangan Aidan men
merinding, tetapi jantungnya telah berpacu sangat kencang saat Raya memegang tangan
*
telinga. Hampir saja Raya lupa dengan janjinya. "Mau kemana emang?" Tanyanya balik. Ia sangat malas jika harus keluar sama cowok ini. Tetapi
ias. Nggak peduli mau kemana pun, ia ingin sege
memutar bola mata
erutkan dahinya tak faham. Ia menginga
kem
Raya. Mau tak mau ia menerima tawaran Aidan yang sepenuhnya hanya modus belaka. Raya membuntuti
-laki itu hanya tersenyum menanggapi Raya. Sedetik kemudian mereka sudah berbaur dengan kendaraan di jalanan. Raya berdecak kesal saat sepeda roda dua menyalip mot
idan, ia sudah berkali-kali mencubit pinggang cowok itu. Tetapi
ucapnya santai. Lagi-lagi sepeda roda dua men
ya Pak, jangan kasi
nding gue na
ngan bareng gue, moment langka nih," "Kalo ini moment
Aidan terus saja me
caya laki-laki itu akan ngebut. Tiba-tiba Raya dibuat kaget ria saat Aidan b
Aidan meraih tangan Raya untuk memintanya berpegangan lebih erat. Gadis itu